Jangan terlalu benci, nanti bisa cinta. Jangan terlalu cinta juga, takut akhirnya jadi benci. Percayalah, semua yang berlebihan itu tidak baik.
Sampai ditempat latihan, sudah terlihat Zidan bersama teman-temannya. Zidan memberi tatapan sengit kepada Rey. Mereka memasuki lapangan. Kali ini, Devva dan Salsa ikut bergabung dengan Rey dan teman sekelasnya. Zidan menghampiri Devva lalu menarik Devva untuk mengikutinya. Rey sedang memperhatikan mereka berdua. Devva terlihat enggan mengikuti Zidan tetapi Zidan tetap memaksanya. Rey menghampiri mereka berdua.
"Kalo orang gak mau, jangan dipaksa." Ucap Rey, membuat Zidan menengok ke arahnya."Lo ngapain disini? Lo diem ya, jangan ikut campur. Dia cewek gue." Zidan mendorong bahu Rey.
Rey tersenyum miring. "Yakin?" Ucap Rey. "Dev, dia cowok lo? Terus gue siapa lo dev? Selingkuhan?" Lanjut Rey.Devva terkejut mendengar ucapan Rey, sedangkan Zidan berpikir tentang apa yang Rey ucapkan.
"Hah? Maksudnya? Kalian pacaran?" Zidan memastikan.
Tatapan Rey sengit."Iya." Ucap Devva singkat.
"Denger kan apa kata dia barusan? Sekarang mending lo yang diem. Gue males berurusan sama lo lagi." Rey mendekati Zidan dan menunjuk tepat di depan mukanya.
"Hayo Dev." Ucap Rey mengulurkan tangannya ke Devva.Langkah Devva terhenti, Zidan memegang tangannya. "Lo inget ya, gue bakal bikin kalian berdua nyesel." Ucap Zidan lalu melepas tangan Devva.
Rey yang mendengar ancaman Zidan hanya tertawa. Devva terdiam seribu bahasa. Mereka kembali ke base kelasnya. Rey memulai permainan futsalnya. Tim Rey lebih unggul dibandingkan tim Zidan. Selama menonton futsal, Devva menceritkan apa yang telah terjadi. Devva tidak menyangka untuk kesekian kalinya Rey mengaku sebagai pacarnya, Devva pun mengiyakannya. Salsa tertawa mendengar cerita Devva.
"Terus terus lo tau ga sal, gue takut." Lanjut Devva."Takut kenapa dah Dev? Lo takut beneran baper sama Rey? Yaila kalo baper juga gapapa kali Dev. Lo liat deh Reynand, mana ganteng, pinter, humoris. Siapa sih cewek yang gak mau sama dia. Lo tau gak? Ada adek kelas yang ngincer dia loh." Jelas Salsa panjang lebar.
"Ishhh, bukan itu. Zidan ngancem katanya mau bikin gue sama Rey nyesel. Gue takut dia bikin tindakan yang diluar batas. Lo kan tau Zidan itu nekat." Devva tertunduk.
"Berdoa aja itu cuma gertakan. Dan berdoa aja biar lo sama Rey beneran pacaran." Ledek Salsa.
"Ahh ngomong apa sih lo Sal Sal, mana mau Rey sama gue. Dia anggep gue aja musuh." Devva tertawa.
Suara tawa terdengar, Rey dan teman sekelasnya senang karena dia bisa mengalahkan Tim Zidan. Mereka pergi keluar gedung futsal. Duduk di motor sambil menunggu yang lain keluar.
Rey duduk disebelah Mika. Dari belakang, kepala Rey dipukul dengan helm. Rey terjatuh. Devva yang mendengar keributan langsung menghampiri suara itu. Zidan tertawa keras melihat Rey jatoh tersungkur. Andi yang melihat kejadian itu langsung menonjok Zidan.
"Anj***, lo kalo berani mukul dari depan. Ayo lawan gue bang***."Rey dibantu teman-temannya untuk bangun. Kepala Rey berdarah. Rey tersenyum miring.
"Lo pengecut." Ucap Rey berdiri tepat didepan Zidan. "Lo marah karena kalah atau karena Devva?" Lanjut Rey. Rahang Rey mengeras, tanggannya sudah mengepal. "Pengecut." Lanjut Rey menunjuk menggunakan jarinya tepat didepan wajah Zidan. Rey balik badan lalu meninggalkan Zidan. Zidan yang kurang puas kembali menghampiri Rey dan bersiap memukul. Rey yang merasa diikuti, langsung balik badan dan memukul wajah Zidan.
Mereka pergi meninggalkan Zidan dan teman-temannya.————
"Sialan emang tuh si Zidan, berani-beraninya mukul temen gue." Ucap Andi sambil meminum kopi. Mereka mampir ke angkringan yang berada dekat rumah Riko.
"Udahlah biarin aja, kita yang waras ngalah." Rey tertawa. Mika,Riko, Andi, Reza, dan yang lainnya pun ikut tertawa. Rey melihat Devva dan Salsa disebrang jalan.
"Kepala lo berdarah itu." Ucap Mika.
"Iyala gimana gak berdarah, dipukul pake helm." Ucap Reza.
"Sini gue obatin dulu." Ucap Devva tepat disamping Rey. Devva membuka obat merah yang baru dibelinya. Teman-teman Rey tertawa melihat Rey dan Devva.
"Susah orang ganteng mah gini nih, Baila nya gimana Rey? Buahahaha." Tanya Reza.
"Kok ke Baila Baila sih. Gue mah sama Baila friend." Jelas Rey.
"Kalo sama Devva apa nih?" Ledek Riko.
"Friend juga lah." Jawab Rey. "Yekan Dev? Kita friend? Eh engga deh. Lo kan musuh gue." Ledek Rey kepada Devva yang sedang mengobati Rey.
"Bawel. Sini dulu jangan gerak-gerak." Ucap Devva.
"Wadaww sakitt tau, pelan-pelan dong." Ucap Rey memegang kepalanya.
"Liat deh, cocokkan sama Devva apa Baila?" Tanya Andi kepada yang lain.
"Cocokkan sama adek kelas yang waktu itu ah Rey." Ledek Mika. Rey tertawa terbahak-bahak.
"Siapa sih namanya?" Tanya Mika.
"Andini." Jawab Rey.
"Tuhkan namanya aja udah apal. Jangan-jangan udah pdkt nih." Celetuk Andi.
"Paleluuu" Reynand menoyor kepala Andi. "Tar gue kenalin deh lo sama dia. Andi dan Andini, yoiitt." Ledek Rey.
"Gapapa kalo cakep mah." Jawab Andi.
"Cakep kok." Jawan Devva.
"Yaahh devva cemburu kan." Ledek Riko.
"Yee si bego, si Andini itu adiknya Zidan." Jelas Devva.
Rey langsung terbatuk mendengar perkataan Devva. Teman-temannya tertawa terbahak-bahak.
"Waduhh, lucu kali ya kalo lo sama Zidan jadi ipar." Ledek Mika memegang pundak Rey."Haduhhhh mana ada lucu lucuan anjrit." Rey menahan tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reynand
RomanceReynand Alexi Adhyastha adalah siswa pindahan dari Amerika yang tampan dan bersikap peduli kepada siapapun. Sikap dinginnya datang saat kepercayaannya dihancurkan begitu saja. Ada satu cewek yang sangat menyebalkan baginya. Keadaan merubah segalany...