DIPRIVATE SECARA ACAK
[SEQUEL REGRET] || tapi kalau mau baca ini langsung gapapa.
Follow terlebih dahulu untuk membaca. ?
Cinta tidak melulu datang dari orang yang kalian suka. Cinta tidak melulu datang dari pandangan pertama. Setidaknya begitu.
A...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Karena obat dari rindu adalah bertemu. Aku dengan senang hati kembali, membawa sebuah kisah yang selalu kalian nanti.
-Abyan Cetta Reynand-
"Lo ngapain sih Yan?" tanya Sheeva pada pacarnya yang bertingkah mulai tidak normal.
Coba bayangkan saja, sudah nyaris setengah jam laki-laki itu jungkir balik tidak keruan di sofa.
"Bete, kita ngapain kek. Mainan yuk," ajak Byan dengan muka sok imut ala anak kecil yang sama sekali tidak pantas untuknya. Tidak pantas untuk muka tengil, sok ganteng.
"Gosah sok imut!" Sheeva mendorong wajah Byan ketika laki-laki itu mendekatkan wajahnya terlampau dekat dengan mukanya. "Gak pantes sama umur. Gak pantes sama muka."
"Apaan, sih Sheev! Gua kan emang imut. Kayak anak bayi gitu, 'kan?" tanyanya lagi dengan kedua alis terangkat, dua tangan yang menangkup wajah. Serta ia menggoyang-goyangkan wajahnya tanpa tau malu.
Sheeva memeletkan lidah dan mendengkus geli. "Iya anak bayi. Bayi setan tau?!"
Byan yang tidak terima akhirnya memasang raut wajah kesal. Sok sok marah yang malah akhirnya memilih mengelitiki tubuh kekasihnya hingga Sheeva rebah di lantai tidak tahan dengan serangan kelitikan Byan. "Aw, ampun iya ampun. Gak lucu, Byan. Geli. Kalo gua kencing di celana gimana?"
"Udah kencing aja gapapa! Ntar gua snapgramin biar viral. Biar ngalahin beritanya Setyo Novanto," jawab Byan tidak perduli sambil terus melayangkan jari-jarinya di pinggang Sheeva.
Tiba-tiba pintu terbuka. Memunculkan Remon, dan Juni. Mereka langsung memasang wajah datar melihat tingkah dua anak kuliahan yang tidak jauh berbeda dengan anak SD berseragam putih merah.
"Ngapain lo berdua?"
"Nih dia, ngatain gua setan mulu."
Juni meletakkan beberapa jajanan yang ia beli tadi bersama Remon lalu mengeluarkan sekotak UNO dan menjawab asal, "Emang sejak kapan lo udah jadi manusia beneran?"
Tawa Sheeva tiba-tiba membahana mendengar ternyata sahabatnya malah membela bahwa dia memang setan.
"Oh berani ya, sini, coba katain gue setan lagi. Coba," ancam Byan dengan tangan yang sudah terangkat di udara. Siap menggelitiki Sheeva lagi. Tapi niatnya berakhir gagal. Karena Sheeva tiba-tiba memeluknya meminta ampun.
"Ampun kanjeng raja, jangan kelitikin lagi. Beneran ngompol kan malu, gue," ucapnya dibuat-buat seolah-olah Byan adalah Raja dan itu malah membuat Byan gemas.
Byan menarik wajah Sheeva mendekat diacak-acak wajah pacarnya itu dan ia pencet pipinya. "Kenapa gemesin banget sih kamu," ucap Byan lalu mencium cepat bibir Sheeva membuat gadisnya melotot dan kedua temannya melempar ciki ke arahnya.
"Eh setan! Maen cium aja anak orang," pekik Juni.
"Ya daripada gua cium anak lo. Mau? Eh tapi lo kan belom punya anak--pacar aja belom punya," ejek Byan dan langsung dilempar oleh botol aqua.
Ketika botol aqua berisi air penuh itu melayang mengenai wajah tampan Byan. Laki-laki itu meringis, sedangkan Sheeva dengan sigap mengusap kepala Byan. Tapi Juni tidak sengaja, karena memang sering dibuat kesal oleh Byan.
Ternyata Juni tidak sadar bahwa yang ia lempar barusan itu botol aqua dengan isi penuh. "Eh, Yan maap. Sumpah gak sengaja!" pinta gadis itu.
Byan tiba-tiba diam. Tak bersuara bahkan tidak bergerak. Seperti tiba-tiba saja laki-laki itu kesurupan. "Yan, lo gak apa-apa? Tanya Sheeva menepuk-nepuk wajah Byan."
Tiba-tiba Byan bergidik, menatap ke segala tempat dengan tatapan kosong. Suaranya menjadi berat. Jauh lebih berat dari biasanya. "Saya adalah penunggu rumah ini," ucapnya dengan suara berat. "Siapa yang lempar saya dengan botol."
"Yan jangan bercanda," ucap Sheeva mulai ketakutan.
"SIAPA YANG MELEMPAR SAYA DENGAN BOTOL! HA?" suara Byan membahana. Memenuhi seluruh ruangan. Membuat siapapun yang mendengar ketakutan.
"Jangan-jangan, Byan kesurupan!"
"Masa anak setan bisa kerasukan setan?" tanya Juni asal, tapi dia juga ketakutan.
Byan tiba-tiba menatap Juni tajam.
Sheeva jadi mundur perlahan diikuti dengan Juni. Sedangkan Remon melongo dan satu alisnya terangkat. "Kamu ya," ucap Byan menunjuk Juni. Membuat gadis itu tiba-tiba bergidik ngeri. "Kamu yang lempar saya dengan botol!"
"Eh bukan, bukan gue! Remon kali tuh!" Tunjuk Juni ke Remon karena tidak ingin kena amukan setan yang kerasukan setan.
"Woy! Kok, gue?" Remon melongo.
"AHK PASTI KAMU!" teriak Byan lagi menujuk-nunjuk Juni.
Byan berjalan dengan tetap matanya kosong. Membuat dua gadis itu mulai memekik. Tapi, tiga menit kemudian ketika Juni sudah ngumpet di bawah kolong meja, dan Sheeva menyembunyikan wajahnya di gorden, tiba-tiba laki-laki itu tertawa.
"HAHAHAHAHA." tawa Byan membahana. "Baru gitu aja takut!" Cemooh Byan.
"Makanya jangan macem-macem lo sama gua!" ucap Byan lagi dan langsung diserbu dua cewek itu dengan banyak cubitan membuat Byan meringis minta ampun dan dijawab kompak oleh Sheeva dan Juni. "Ampun weh, ampun. Sakit!"
"GAK PAKE AMPUN!"
(An) Ini cuma pembuka untuk kalian yang rindu Sheeva-Byan. Jangan diasumsikan bahwa Sheeva sudah bangun. Atau sembuh atau apapun.