Chapter One

13.4K 879 24
                                    

Jam 10.47 malam.

Azella masih berkutat dengan mesin jahit di ruang atap rumahnya, yang dipaksakan menjadi kamar tidurnya.

Gadis berdarah prancis itu memindai dengan teliti setiap bagian bahan yang tengah dijahitnya, agar menjadi satu gaun putih yang cantik.

Waktu terus bergulir, hampir menjelang tengah malam, Gadis itu belum juga berhenti menjahit.

Harus selesai malam ini, kalau tidak bibi Jullet pasti akan mengusirku

Pikiran itu yang terus memaksanya berkerja hingga larut malam meskipun kini otak dan tubuhnya sudah merasa lelah.

Mrs.Jullet adalah seorang wanita tua gemuk yang jahat, Ia mengadopsi Azella lima tahun yang lalu dari panti asuhan di Prancis dan membawanya ke London.

Mrs. Jullet memiliki butik kecil yang semua barang dagangannya merupakan hasil jahitan sendiri, dan karena itulah Azella diperkerjakan sebagai penjahit untuk butiknya.

Azella dipaksa berkerja hingga larut malam. menyesesaikan tumpukan-tumpukan bahan untuk dirubah menjadi pakaian-pakaian cantik.

Azella tidak digaji. Hanya makan dan diizinkan tinggal dirumah Mrs. Jullet lah upah yang diterima dari kerja rodinya.

Azella tak pernah mengeluh, karena gadis itu sadar diri, seandainya Mrs. Jullet mengusirnya ia tak tahu harus tinggal dimana lagi. Ia tak punya keluarga lagi.

"hufh.. akhirnya selesai juga" Gadis itu tersenyum lebar.

Ia menaruh hasil jahitannya yang sempurna didalam lemari pakaiannya, agar besok rapih saat diberikan ke Mrs. Jullet, dan mengambil mantel tebal dari dalam sana.

Gadis manis itu melirik jam weaker di sebelah kasur mungilnya.

11.25 PM

Hampir tengah malam. Tapi ia akan tetap pergi ketempat itu.

Azella menarik kursi jahitnya, meletakkanya di sisi kiri ruangan. lalu menaikinya.

Ia mendorong-dorong pelan atap rendah dikamarnya hingga atapnya bergeser sedikit lalu menampakan lupang yang cukup besar.

Dari lubang ini, Azella dapat melihat langit malam yang dipenuhi bintang. Inilah pintu rahasia, jalan rahasia untuknya keluar sehingga tak satu orangpun tahu.

Azella mendorong dirinya sendiri memasuki lubang itu. Sejanak gadis itu duduk diatap rumahnya. memandangi langit malam yang cantik.

Ia memejamkan mata sebentar, merasakan angin dingin mengusap kulit halusnya.

Lalu gadis itu berjalan ketepi atap. perlahan ia turunkan sebelah kakinya. mencari-cari sebuah tangga besi kecil yang menempel pada dinding.

Setelah berhasil menepukan pijakan itu, perlahan gadis itu menuruni lantai dua hingga akhirnya melompat turun ke halaman belakang rumahnya yang basah.

Setelah melihat sekelilingnya tidak ada siapapun yang melihatnya, Ia memeluk mantel yang melekat pada dirinya sendiri lalu mulai berlari.

***

Azella mendongkak menatap jam besar dihadapannya. 1 menit lagi menjelang tengah malam. Suasana London sudah sangat sepi.

1 Menit lagi lonceng dalam jam besar itu berbunyi. menandakan tepat tengah malam.

3…2…1…

Teng… Teng… Teng.

Azella memejamkan matanya, menikmati bunyi lonceng yang terdengar nyaring disuasana malam yang sepi ini. Tapi bagi Azella bunyi itu sangat merdu, sangat menyenangkan.

Girl and Big BenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang