Chapter Twenty Eight

6.7K 605 22
                                    

Hey kalian sesuai janji aku double update hari inii. jadi vomennya jangan di chap yg terakhir aja yaaa. love youu:*

Azella mensleting kopernya hingga tertutup sempurna, kini semua persiapannya sudah beres. lalu ia mendongkak, langit sudah menghitam, Big Ben tampak berkilauan dengan cahaya hangatnya yang menembus malam. Gadis itu mendesah, menutup kedua matanya sejenak untuk menenangkan diri.

Kaki jenjangnya melangkah perlahan mendekati jendela, dibukannya jendela besar dikamar tamu keluarga Malik, lalu ia hirup dalam-dalam udara malam di London. Sudah lima hari berlalu sejah hari anniversary mereka, dan Azella tau, inilah waktunya. Lalu ia kembali memandang menara jam besar itu. Ia berdoa dalam hati, berharap semoga cahaya big ben cukup terang untuk menerangi gelap dalam hatinya.

~~~~****~~~~~

Zayn malik mengambil kunci mobilnya yang terletak di meja yang terletak di pojokan studio. Senyum bahagia terus terukir di wajahnya. Rekaman untuk album ke empat mereka baru saja selesai untuk hari ini. tetapi the boys masih bermalas-malasan di sana.

"where are you going Zayn?" Tanya Louis dengan suara setengah berteriak, seperti biasa.

"Secret" Jawab Zayn dengan senyum jahil di wajah tampannya.

Louis berdecak, lalu ke 4 lelaki tampan itu saling mendekat, mencoba mendengar apa yang Liam bisikan.

"Dia akan memesan itu" Bisik Liam

"itu?" Ulang Niall.

"Maksudmu pembalut?" Celetuk Harry.

"tentu saja bukan bodoh!" Louis menjitak kepala Harry keras.

"aww!" Ringis lelaki ikal itu.

"maksudku itu.. kau tahu lah" Liam masih mencoba menjadi misterius.

"oh c'mon Liam, tell me" Paksa Harry.

"ah lagian kau belum cukup umur untuk tau, Haz" Ledek Liam.

Lalu Liam, Niall dan Louis tertawa. Mereka mengerti ada yang dimaksud Liam akan dilakukan Zayn. Ah ya Harry juga mengerti, meskipun ia yang paling muda.

~~~~****~~~~

Kring...

Bunyi lonceng kecil diatas pintu pintu berdering ketika Zayn membuka pintu toko mewah bergaya campuran elegant and classic.

Lelaki tampan itu menghampiri meja panjang berisi berbagai macam perhiasan cantik di dalamnya.

"Ada yang bisa saya bantu, Sir?" Tanya penjaga toko itu ramah.

"Ya, aku ingin memesan cincin tunangan"

"Untuk gadis mu ya? Mau yang seperti apa?" Goda lelaki tua penjaga toko itu.

Zayn tersenyum. Ia menyerahkan desain cincin yang diinginkannya. Ya ia harap akan di sukai Azella.

"Cantik sekali. Siapapun gadis itu, pastilah ia sangat beruntung dapat memiliki lelaki tampan seperti mu dan cincin cantik ini" Puji Pria tua itu lagi.

Zayn tersenyum lagi. "Terima kasih. oh iya aku ingin cincin ini sudah selesai sebelum tanggal 1 April"

~~~~****~~~~

Zayn menyusuri jalanan London dengan mobil mercedes hitamnya. Langit sudah gelap, Jam di mobilnya sudah menunjukan pukul 10. 47 malam. Ia tahu pasti Azella sudah terlelap sekarang.

Ia tersenyum, tak sabar menantikan hari ulang tahun Azella yang sekitar dua bulan lagi. Karena saat itulah Zayn akan melamar gadis itu.

Sekitar pukul sebelas, mobil Zayn memasuki pekarangan rumahnya. Sebenarnya ia merasa agak heran juga, Lampu di dalam masih menyala. Tak biasanya jam segini masih ada orang yang terjaga. Seandainya itu Azella, pasti hanya lampu kamarnya yang menyala. Tiba-tiba firasat buruk menhinggapi hatinya.

Girl and Big BenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang