Banyak yang ngira yg nunggu Azella itu bibi jullet, but here is the answer…
~~~~××××~~~
"aku sudah menunggumu dari tadi, Azella"
Azella membelalakan matanya. "pa-paman Ron?" Ucapnya terbata.
Lelaki berumur pertengahan tiga puluhan itu menyeringai. "jadi kau sering menyelinap keluar ya? pintar sekali"
Azella membeku, perutnya terasa keram. "Paman lihat ya?" Pertanyaan bodoh, karena pasti pamannya melihatnya.
Ron mengangguk, ia berjalan mendekat. "Dan aku yakin istriku tidak akan senang mengetahuinya"
Azella menelan ludah. "aku mohon, jangan beritahu bibi Jullet". Ia memohon, kedua tangannya ia katupkan didepan dada.
Seringain Ron semakin lebar, yang bagi Azella terlihat menyeramkan, lelaki itu tidak tampak seperti paman Ron yang dikenalnya.
"so, don't worry, I know how to keep a secret" Jawabnya, sambil menatap Azella dalam. "tapi kau tahukan, tidak ada yang gratis didunia ini"
Azella menelan ludah, merasakan firasat buruk yang membuat perutnya terasa beku. "bagaimana caraku membayarnya?"
Ron berjalan lebih dekat pada Azella. "oh kau tidak pelu membayarku dengan uang, aku tidak butuh itu" Lelaki itu berjalan lebih dekat, Azella mundur hingga punggungnya menyentuh dinding di kamarnya. Tapi Ron tetap berjalan mendekat, lebih dekat, hingga ia tepat berada dihadapan Azella.
Ron menurunkan kepalanya. "kau hanya perlu bersenang-senang denganku malam ini, sweetie" Bisiknya tepat ditelinga Azella, membuat gadis itu bergidik.
"ma-maksud paman?" Tanya Azella terbata, ia mencoba mendorong dada Ron menjauh darinya.
"You'll see and enjoy it" Bisiknya disertai seringaian.
Ron kembali menurunkan kepalanya, ia meniup pelan leher Azella sebelum meletakan bibirnya dileher jenjang gadis itu.
Azella tersentak. "Paman!" Pekiknya. Ia mendoron tubuh Ron menjauh. "ak.. aku, maksudku bibi Jullet bisa marah jika melihat paman disini" Katanya hati-hati.
Ron menyeringai menakutkan. "Kau tidak perlu khawatirkan itu, sayang. Ia bahkan berada puluhan kilometer jauhnya dari sini, Ia tidak akan kembali dalam wakut cepat" Jawabnya dengan suara rendah yang membuat Azella bergidik.
Ron kembali mendekati Azella, ia meletakan lengannya dipinggul gadis itu, kembali menciumi leher jenjangnya.
"Paman, aku mohon jangan" Pekiknya.
Ron mengangkat wajahnya, lelaki itu menatap mata Azella, lalu sebelah tangannya membelai lembut pipi gadis itu. "why? I won't kiss and tell"
Ron mendekatkan wajahnya pada gadis itu, berniat menciumnya. Tetapi sebelum bibirnya mengenai bibir mungil gadis itu, Azella memalingkan wajahnya, alhasil ciuman itu mendarat dipipi Azella.
"kau cantik" Lelaki itu kembali membelai wajah Azella. "sangat cantik, dan kau selalu membuatku tergoda" Desahnya ditelinga Azella.
"A… aku mo…mohon paman, Jangan" Ucap Azella dengan suara bergetar.
Tapi Ron tampak tak peduli, Ia kembali menciumi leher Azella, Lelaki itu menurunkan lengan dress Azella hingga menampakan bahunya yang mulus, Kemudia ia mengecup bahu telanjang gadis itu.
Azella sudah akan menangis, Air mata telah mengenangi matanya. "Paman, aku mohon hentikan" Ia berusaha mendorong tubuh Ron sekuat tenaga, tapi rupanya ia tidak cukup kuat, karena tampaknya dorongannya tidak berpengaruh sama sekali terhadap lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl and Big Ben
FanfictionDia adalah gadis yang dapat kau temukan berdiri disisi big ben sambil mendongkak menatap jam besar yang berputar. atau duduk disisi big ben sambil bermain gitar. Atau bahkan menari sendirian mengelilingi big ben ditengah hujan. Mungkin hanya diala...