Zayn Malik menatap langit London yang mulai dipenuhi oleh awan-awan hitam yang berisikan air.
Sebentar lagi turun hujan.
Ia tahu itu, tapi gadis yang sejak tadi ditunggunya tak kunjung muncul. Ia menunggu didalam sebuah cafe yang menghadap menara big ben dengan gelisah. Ia berharap gadis itu tiba sebelum hujan turun.
Tapi rupanya harapannya belum terkabul, perlahan tetesan hujan turun dari langit membasahi jalanan London. Tapi Azella belum juga dilihatnya.
Lalu sosok itu perlahan muncul dikejauhan, berlari-lari kecil, lalu saat ia tiba dihadapan big ben, gadis itu berhenti dan mendongkak keatas, merasakan tetesan-tetesan hujan membasahi wajahnya. Azella tersenyum.
Zayn bangkit berdiri ketika melihat sosok Azella berdiri mendongkak dihadapan big ben. Gadis itu tidak berusaha melindungi dirinya dari hujan.
Ketika Zayn keluar dari cafe, ia mendapati gadis itu sedang berputar-putar mengelilingi big ben, tanganya terbentang seakan tengah menangkap hujan.
ckckck, Dasar Azella
Zayn Malik berdecak, ia membuka payung hitamnya, lalu setengah berlari menerobos hujan, satu tangannya terulur menangkap pergelangan tangan Azella, membuat gadis itu berhenti menari.
Zayn menyodorkan payung hitamnya, mencoba melindungi dirinya dan Azella dari hujan. "dancing with BigBen again?" tanyanya.
Azella tersenyum dan mengangguk semangat. "kau harus bergabung Zayn, ini sangat menyenangkan"
"eh, how about no?"
"Oh, C'mon Zayn" Azella memasang wajah memelasnya, tetapi sebelum Zayn sempat menjawab gadis itu merebut payung dari gengaman Zayn, dan melemparkannya sembarangan.
Gadis itu tersenyum lalu menarik tangan Zayn untuk mengikutinya menari bersama BigBen.
Zayn mengikuti dengan senyum geli menghiasa wajah tampannya, rambut hitamnya meneteskan air dari ujung-ujung, membuat Zayn benar-benar terlihat menawan. Azella sampai merona melihatnya.
waktu berlalu Zayn dan Azella menikmati sensasi menari diantara tetesan-tetesan hujan. Hingga akhirnya Zayn tidak dapat menahan perasaan yang terus memaksa diungkapkan dari dalam hatinya.
Melihat Azella menari perlahan diantara tetesan hujan, benar-benar tampak bak malaikat baginya.
Dengan dorongan perasaanya, Zayn meraih gadis itu, memutarnya hingga tepat berada dalam dekapannya, kedua tangan kekarnya memeluk Azella erat, seakan tak akan pernah melepaskan gadis itu.
Diantara deraian air hujan, disinari seberkas cahaya jingga, dan dilatar belakangi menara jam cantik London, mereka berdua merupakan keindahan.
Setiap mata yang menyaksikannya, mau tak mau mengakuinya, bahwa pemandangan itu, begitu menawan, begitu pas, seakan Azella dan Zayn memang diciptakan dari tulang rusuk yang sama.
Zayn mendekap gadis itu erat, meletakan kepala gadis itu didada bidangnya. Membuat Azella tidak yakin suara jantung yang berdetak keras itu miliknya atau milik lelaki yang tengah memeluknya itu.
Kehangatan yang dihasilkan pelukan itu, menghilangkan segala rasa dingin air hujan yang membasahi sekujur tubuh kedua insan yang kini terdiam dalam pelukan.
Perlahan tangan Azella balas memeluk Zayn, Ia letalan kepalanya yang basah bersandar pada dada bidang pemuda tampan dihadapannya. Aroma tubuh Zayn yang khas bercampur dengan keringat dan air hujan memberikan kesan Maskulin, terasa amat nyaman. Gadis itu terlena.
Zayn Malik bertekat mengatakannya sekarang, mungkin sekaranglah waktu yang tepat, Jadi ia turunkan kepalnya dan berbisik lembut di telinga Azella.
"aku menyayangimu Azella"
Azella diam sejenak, mencoba mencerna perkataan Zayn sebelum mengatakan "aku juga menyayangimu Azella, kau kan teman terbaikku"
Zaun menggeleng pelan, kembali ia berbisik "tidak Azella, aku menyayangimu lebih dari teman"
"seperti sahabat? saudara?" Tanya gadis itu "atau seperti rasa sayang, kakak terhadap adiknya?"
Zayn menggeleng lagi, Ia menarik nafas dan mengembuskannya, membuat kulit pelipis Azella yang terkena nafs itu terasa geli. "Lebih dari itu" jawabnya sabar.
Tiba-tiba Azella melepaskan pelukannya, ia menatap Zayn dengan kepala agak dimiringkan "jangan bilang kau menyayangiku seperti seorang ayah menyayangi anaknya?" Tanya Azella tengan polosnya.
Kali ini Zayn merasa frustasi gadis ini takan mengerti. "bukan seperti itu"
"lalu seperti apa?"
"Nevermind"
Zayn malik tahu betul, bagaimanapun ia mengatakannya Azella tetap takan mengerti, karena ia berani bertaruh jangankan Azella pernah berpacaran, mungkin jatuh cintapun belum pernah.
"Pulang yuk, udah basah banget nih, nanti bisa sakit" Ajak Zayn, Ia meraih bahu gadis itu dan merangkulnya ke arah mobilnya.
Mungkin Azella takan mengerti perasaannya walau bagaimanapun ia mengatakannya.
Tapi akan ia buat gadis itu mengerti, dengan semua perlakuannya pada gadis itu.
He wont say it, He'll prove it
~~~~××××~~~~
Perrie menatap muak layar ponselnya yang menampilkan hasil bidikannya merupakan gambar dua orang yang sedang berpelukan ditengah hujan, Zayn Malik dan gadis BigBen itu.
Perrie mengetik beberapa nomer lalu meletakan ponselnya ditelinganya. "Aku akan mengirimmu foto Zayn Malik dan seorang gadis, aku ingin kau mencari tahu semua info tentang gadis itu, urusan bayaran kau tenang saja, aku berani memberi bayaran besar" setelah mematikan sambungan itu ia menatap kembali foto Zayn dan gadis yang dibencinya.
Sebuah ide terlintas di dalam kepanya, ia menyeringai.
Jika Zayn tak dapat menjadi milikku, maka tak seorang pun dapat memilikinya. Termasuk gadis itu!
~~~~~×××××~~~~~
Azella menatap keluar jendela kamarnya langit malam menampilkan bintang-bintang cantik. ia memikirkan kembali kata-kata Zayn barusan.
Bukannya Azella tidak mengerti maksud perkataan Zayn, malahan ia mengerti betul, karena ia pun merasakan hal yang sama.
Hanya saja...
Hanya saja, untuk saat ini ia tak memiliki apapun yang dapat ia persembahkan untuk Zayn. Ia tak pantas untuknya.
Tapi mungkin suatu saat…
Ya mungkin suatu saat ketika hidupnya yang dulu kembali.
Ia akan mengungkapkan segalanya.
~~~~××××××~~~~~
HEEY, MAKASIH YA BUAT VOMMEBTNYA, MAKASIH BANGET, GUE NULIS FF INI SEBAGIAN PAS LG NGANTRI PEMESANAN TIKET OTRA LOH HEHE
JANGAN LUPA VOMMENTNYA YAAA
LOVE YOU GUYS
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl and Big Ben
FanfictionDia adalah gadis yang dapat kau temukan berdiri disisi big ben sambil mendongkak menatap jam besar yang berputar. atau duduk disisi big ben sambil bermain gitar. Atau bahkan menari sendirian mengelilingi big ben ditengah hujan. Mungkin hanya diala...