Chapter Twenty One

5.9K 692 49
                                    

Azella dan Zayn duduk termengu di beranda rumah keluarga Malik yang megah. Setelah mengetahui besok Zayn akan berangkat untuk tour keliling Amerikanya, Azella tidak bisa menyembunyikan berbagai fikiran negatif dalam benaknya. Ia merasa takut jauh dari Zayn. Ia merasa tak nyaman tinggal diantara keluarga Zayn tanpa ada lelaki itu didalamnya.

"kau tahukan aku tidak akan pergi untuk waktu yang lama" ucap Zayn memecah keheningan. Ia menatap Azella, gadis itu tengah mendongkak menatap langit malam yang tak berbintang.

Azella menghela nafas. "untuk berapa lama?" tanyanya.

"ini bukan perjalanan tour besar, hanya konser-konser untuk acara amal, jadi tidak banyak tempat di USA yang kami datangi" Jelas Zayn

"untuk berapa lama tour kali ini?" Azella mengulangi pertanyaannya, karena tak mendapat jawaban dari Zayn.

Zayn menghela nafas "satu setengah bulan"

Jawabnya parau

Azella hanya diam. Ia masih mendongkak menatap langit, tetapi matanya terpejam. Seakan berusaha menenangkan diri.

Zayn meraih tangan Azella, Ia pautkan jemarinya pada jemari mungil gadis itu. Ia genggam tangan gadis itu hangat. "Aku akan segera kembali, kau tahu kan aku tidak bisa jauh darimu"

Azella mengalihkan pandangannya. Ia menatap Zayn dengan wajahnya yang tampak lelah. "Aku merasa tidak enak jika harus terus tinggal disini selama kau pergi, Zayn"

Zayn tersenyum hangat. "kau tahukan keluargaku sangat menerimamu, mereka takan merasa keberatan sedikitpun" Ujar Zayn lembut.

"tap..."

"aku tidak akan merasa tenang jika kau tinggal sendirian di kota sebesar London. Aku sayang padamu Azella, maka dari itu aku tidak bisa bisa membiarkan hal buruk menimpamu. Jadi tetaplah tinggal disini" Kata Zayn dengan nada tegas yang tak bisa dibantah.

Azella menatap Zayn. Ia tersenyum. "sorry Zayn, aku sudah memberatkanmu"

Zayn menarik Azella dalam rangkulannya. Ia meletakan kepalanya diatas kepala Azella. lalu mengecupnya lembut.

"I'm gonna miss you, Zayn" ucapnya lembut.

"I'll be coming back to you right before you realize it, Baby" Jawabnya lembut.

~~~~****~~~~

"I miss youu, Azella. I wish you were here with me. Los Angeles is so Amazing!"

Azella tersenyum lebar menatap wajah Zayn di layar laptop milik safaa. Yap ia tengah skypean dengan Zayn.

"I miss you too! London terasa tidak lengkap tanpamu Zayn" Jawabnya dengan nada yang dilebih lebihkan. membuat Zayn terkekeh

Baru satu minggu Zayn pergi, tapi rasanya ia sudah merindukan lelaki itu. sangat merindukannya.

"Show malam ini akan dimulai tepat jam 7 malam. Doakan semuanya lancar ya" Ujar Zayn.

"pastiii. ceritakan padaku lebih banyak lagi tentang LA dan san francisco!" Pinta Azella bersemangat.

sekitar lebih dari setengah jam Zayn dan Azella bervideo call-an. Hingga akhirnya panggilan itu harus berakhir karena Zayn harus melukan sound check.

Baru saja Azella menutup laptop Safaa, gadis pemilik laptop itu datang menghampirinya.

"Azella kau mau tidak menemaniku membeli buku di toko buku dekat big ben?" Tanyanya dengan suara yang imut.

"tentu saja aku mau, kapan?" Tanya Azella lembut sambil menghampiri adik bungsu Zayn itu.

"sekarang, tadinya aku ingin minta antar Mom. tapi ia baru saja pergi" Jawabnya

"baiklah, biarku pesan taksi dulu yaa"

~~~~****~~~~

Azella menusuri rak-rak buku di toko buku bergaya classic itu. sesekali ia membuka buku tentang One Direction dan menemukan foto Zayn didalamnya, Sambil menunggu safaa menemukan buku yg dicarinya.

I can't believe my boyfriend is someone who really popular. pikirnya sambil tersenyum.

sesekali ia terkekeh membaca fakta-fakta  seputar boyband asal inggris-irlandia itu. Baru saja seminggu Zayn pergi tapi rasanya ia sudah sangat merindukan lelaki itu.

Azella meletakkan buku itu kembali ke raknya, lalu melihat sekeliling, mencari keberadaan Safaa.

Seketika matanya membelalak saat melihat sosok tegap yang sedang memilah buku beberapa langkah darinya. Suaranya tercekat, tenggorokannya terasa keluh dan jantungnya seperti berhenti berdetak.

Tubuh pria itu tegap dan berisi, sama seperti dulu, kulitnya juga masih kecoklatan, hanya saja lebih gelap dari yang diingat Azella.

Wajah familiarnya pun masih terlihat sama. hanya saja terlihat lebih tua dan kini ditumbuhi kumis.

Air mata mengaburkan pandangan Azella, tetapi gadis itu mengenali siapa yg dilihatnya dengan jelas. Meskipun ia masih tak percaya. Karena sosok itu selalu teringat dalam otaknya, selalu ia rindukan.

Sosok yang ditunggunya selama tujuh tahun lebih.

Air mata mengalir dari mata birunya, membasahi pipinya lalu jatuh diatas lantai toko buku itu. Mata pria itu membelalak saat melihat Azella, seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Lalu mata biru yang mirip dengan milik Azella itu mulai berkaca-kaca. Pria paruh baya itu berjalan tergesa-gesa menghampiri Azella yang  hanya mampu berdiri mematung.

Jantung Azella terasa seperti ditarik keluar seiring dengan langkah pria itu mendekat. Air mata terus mengalir dari matanya.

"A..Azella?... Kau Azella?... Azella..ku?" Tanya pria itu dengan suara bergetar.

Azella mengangguk lemah, Tenggorokannya masih terasa keluh.

Lalu Pria itu memeluknya erat. Azella masih termengu. Masih terlalu terkejut untuk mempercayai apa yg terjadi.

"Azella..." Panggil pria itu ditengah isaknya.

Azella tersadar, Ia membalas pelukan lelaki itu erat, Ia terisak hebat. Tapi akhirnya ia bisa bersuara, meskipun pelan dan bergetar. Satu kata itu berhasil membuat ledakan perasaan bahagia mengalirinya. Satu panggilan yang begitu ia rindukan. Ia nantikan.

"D..Dad"

~~~~***~~~

Gue mau mintaa maaf yang sebesar2nya karena gue baru bisa update sekarang. Maaf udah bikin kalian nunggu..

So chap itu special bu kalian. gue usahaain uptadenya cepet deeh..

Maaf ya kalau chap ini gantung, sengaja dibikin gitu biar buat penasaran hehehe
So dont forget Vommentnya kalau kalian mau gue lanjut ff inii.

Thanks youu

Girl and Big BenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang