Azella meringkukan tubuhnya diatas bath tup, memeluk lututnya sendiri, bahunya bergetar hebat, Ia membiarkan air dari shower diatasnya terus membasahinya, membuat seriap inci tubuhnya terasa amat perih akibat luka-lukanya yang masih basah bersentuhan dengan dinginnya air. Tapi gadis itu tidak peduli, karena rasa sakit dan perih dihatinya jauh lebih memilukan. Bahkan gadis itu membiarkan pakaian masih melekat pada tubuhnya
Karena ini lah satu-satunya cara, agar air matanya tak tampak begitu kentara, membaur bersama air dingin diatasnya.
Sekali lagi
Sekali lagi ia kehilangan.
Sekali lagi ia merasakan sakitnya dirampas.
Sekali lagi, Ia kembali merasa sendirian.
Haruskah kini ia menyerah? Harus kah kini ia marah?
Akan semua ketidak adilan yang dilaminya.
Haruskah semua kebahagianya dirampas darinya?
Pertama kedua orang tuanya.
Lalu hidupnya yang bahagia.
Kini satu-sarunya orang yang menyayanginya, yang disayanginya.
Bahkan harus pergi dari hidupnya.
Tangisan Azella semakin menjadi-jadi, semua kesedihan, kemarahan, kekecewaan yang selama ia pendam dan ia kunci rapat, Hanya agar ia sedikit bersabar, kini semuanya membuncah keluar. Azella tak kuat lagi menahannya.
Aku bukan wanita baja.
Aku hanya manusia biasa yang juga ingin bahagia.Sekali saja Tuhan.
Sekali saja….
Tangisnya tak dapat ia tahan lagi, Azella meraung, sesekali ia sesegukan, memukul-mukul air dihadapanya.
Perih
Sakit
Sesak
Aju tak tahan lagi, Aku bisa meledak kapan saja.
Azella ingin kembali, kembali ke kehidupannya yang lalu.
Kembali ke tujuh tahun yang lalu.
Ketika segalanya terasa sempurna.
Ketika ia masih diizinkan untuk Bahagia.
Sebelum segalanya berubah.
Sebelum Kejadian itu.
~~~~~×××××~~~~~
#FlashbackParis, Prancis.
7 Tahun yang lalu.
"Azella sayang harus baik-baik sama bibi Hanna ya selama Mom dan Dad pergi" Seorang wanita cantik membelai kepala Azella.
"Mom dan Dad gak akan pergi lamakan?" Azella kecil bertanya dengan kedua mata yang terlihat menohon.
"Tentu tidak, setelah urusan kami selesai, kami akan segera kembali padamu" Kini lelaki berumur akhir 30an menjawab. "Nanti saat pergi, Dad belikan oleh-oleh yang banyak buat Azella"
"Janji?" tanya Azella dengan bahasa prancisnya sambil mengacungkan kelingkingnya.
"Janji" Jawab orang tuanya bersamaan, sambil saling menautkan kelingking
"kami harus masuk pesawat sekarang, Hanna titip putri kami ya, kalau dia nakal cubit saja" Mr. Chlaire berseru sambil mencubit pipi anak perempuanya yang baru berumur 10 tahun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl and Big Ben
FanfictionDia adalah gadis yang dapat kau temukan berdiri disisi big ben sambil mendongkak menatap jam besar yang berputar. atau duduk disisi big ben sambil bermain gitar. Atau bahkan menari sendirian mengelilingi big ben ditengah hujan. Mungkin hanya diala...