1.4

5.3K 930 310
                                    

mencintai orang lain daripada dirimu sendiri itu lebih penting, kan?
[mahoutsukai no yome]













Tiga hingga empat hari kemudian barulah Hyeongseob kembali menyapa dunia luar.

Kembali bersitatap dengan sang matahari yang kala itu bersinar cerah.

Mengikuti setiap langkah Woojin yang ada dihadapannya. Hyeongseob telah memutuskan untuk mencoba memberikan kesempatan untuk pria dewasa itu memperbaiki kesalahannya.

Alih-alih menyusun rencana balas dendam, Hyeongseob lebih memilih untuk membimbing Woojin menjadi pribadi yang lebih baik.

Setelah mendengar penuturan Woojin mengenai kematian ayahnya; yang sengaja ditutupi. Hyeongseob tahu, jika pria dewasa itu memiliki niat baik. Meski terkadang memilih cara yang menyimpang.

"Ingin mampir terlebih dahulu?"

Hyeongseob menggeleng, "Langsung pulang saja, bisa kan? Aku ingin istirahat"

Meski terkadang sikapnya mencoba untuk menolak Woojin secara halus.

Woojin memilih kembali melajukan audi hitamnya setelah lampu lalu lintas menyala hijau.

Hening melingkupi keduanya. Woojin memusatkan fokusnya pada kemudi, sementara Hyeongseob memandangi arah luar.

Sampai mobil hitam terparkir sempurna dalam teras megah kediaman Woojin pun, keduanya tetap saling bungkam. Tak ada pembicaraan, Woojin terlalu bingung untuk mencari topik pembicaraan yang Hyeongseob sukai.

"Masuklah, lekas beristirahat. Aku akan menengok kantor sebentar"

Tanpa menunggu jawaban Hyeongseob, Woojin undur diri. Berbalik menuju mobil yang baru saja ia pakai.

"Woo-woojin!"

Langkahnya otomatis terhenti, berbalik dengan cepat kemudian, "Ya?"

"Hati-hati, dan jangan terlalu lelah"

Senyum tipis tanpa sadar tersemat diwajah yang biasanya selalu keras. Ia tersenyum bukan tanpa alasan, Hyeongseob yang memerah hingga ke telinga membuatnya mau tak mau mengukir senyuman. Perasaan hangat menyeruak dengan cepat dalam hatinya.

Woojin memilih mengangguk, sebelum akhirnya menyalakan mesin kemudian menginjak pedal dan pergi meninggalkan Hyeongseob yang masih memerah didepan pintu utama.

"Huuh panas sekali wajahku"





[...]






"Mau sampai kapan kau tersenyum seperti orang gila? Kau membuatku merinding"

Jika saja boleh Woojin ingin sekali menendang wajah Joo Haknyeon. Kalau perlu melemparnya hingga ke luar bumi. kalau bisa.

"Datang ke kantor dengan pakaian kasual, aku tahu kau itu bos. Tsk benar-benar tak tahu aturan"

Haknyeon tak hentinya mencibir meski jari-jarinya menari dengan lincah diatas keyboard. Woojin sendiri memilih mengabaikan celotehan temannya, itu lebih baik dari pada salah satu map dimejanya melayang ke kepala Haknyeon.

"Bagaimana kabarnya? Kudengar hari ini sudah diperbolehkan pulang"

Woojin kembali menatap layar laptop, "Ya, dokter memperbolehkannya pulang. Dan kondisinya pun baik"

[1]  Little Girl ;jinseob ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang