Akhir minggu datang.Meski begitu tak ada yang spesial untuk Hyeongseob. Baginya hari biasa atau pun hari libur sama saja.
Ia tetap terkurung didalam bangunan megah yang entah mengapa terasa dingin untuknya.
Juga jangan lupakan pengamanan super ketat disekitarnya. Entah itu pria bertubuh besar yang selalu menjaga pintu utama, atau beberapa kamera yang dipasang dibeberapa sudut banguan bak istana.
Mungkin Woojin berpikir ia akan mencoba kabur. Tapi tidak, Hyeongseob belum pernah memikirkannya; untuk sekarang.
Langkah kecilnya menuruni anak tangga berlapis marmer. Berjalan lurus menuju hiruk pikuk kesibukan para maid.
"Bibi lee, aku bantu memasak ya?"
Si juru masak utama menggeleng tegas. Menolak tentunya, perempuan setengah baya tak ingin mengambil risiko sang tuan besar murka karena kelinci kecilnya terlibat sesuatu yang bukan tempatnya. Terlebih jika ia terluka nantinya.
Hyeongseob merengut.
Ia hanya bosan, dan mencoba mengurangi rasa bosannya dengan ikut andil dalam membuat sarapan pagi ini.
Jisung yang tak jauh dari tempat Hyeongseob tersenyum tipis dalam hati membatin; benar -benar mirip.
"Paman yoon, apa Woojin belum bangun?"
Suara yang terdengar asing mengalihkan perhatiannya.
Mencuri dengar bukan sesuatu yang buruk kan?
"Tsk ajussi itu benar-benar—" pupilnya mendadak melebar setelah menangkap objek yang terlihat tak asing baginya, namun ada sedikit yang berbeda.
Hingga akhirnya manik keduanya bersitatap. Hyeongseob beringsut, takut jika orang yang ia curi pembicaraannya akan marah.
"— Ah-ra?"
Haknyeon melangkah tak sabaran. Menggebrak kuat pintu berbahan dasar kayu mahoni yang tak lain kamar sang pemilik rumah.
Ia sudah mengumpulkan segala pertanyaan yang menjubel dipikirannya sejak matanya menangkap sosok yang terlihat tak asing. Woojin harus bertanggung jawab karena membuatnya penasaran. Terlebih Haknyeon hanya membutuhkan alasan.
Alasan mengapa Woojin memboyong sosok kecil itu masuk kedalam kediamannya.
"Apa kau tidak diajarkan untuk bersikap saat bertamu dirumah orang?"
"Siapa dia?"
Pemimpin perusahaan pandora. corp yang menjalankan bisnis dalam bidang perhotelan serta memiliki anak perusahaan dibidang etertainment dan fashion menatap teman semasa kecilnya.
"Apa maksudmu?"
"Siapa laki-laki pucat yang terlihat sangat mirip dengan—"
"Dia? jalangku mungkin?"
Haknyeon menahan napas. Persis seperti yang ada dalam pikirannya. Woojin tidak akan mau lagi untuk terikat dengan seseorang.
Seharusnya Haknyeon tahu sejak awal.
"Mana berkasku?"
Haknyeon menatapnya tanpa berkedip.
"Dia hanya anak kecil Woojin"
Jemari panjangnya berhenti bergerak.
"Tidak, usianya sudah legal"
Ia benar kan? Jika usia Hyeongseob sudah legal untuk yah berhubungan intim?
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Little Girl ;jinseob ✔
FanfictionBenar, mainan hanya akan terus menjadi mainan. tidak akan menjadi sesuatu yang berarti, yang dijaga sepenuh hati. [mature✖] start; 280917-100318 ©bibirsungwoon2017 ©bibirsungwoon2017