1.6

4.6K 791 106
                                    



Hampir dua pekan salju telah menutupi keseluruhan kota.

Warna putih memenuhi tiap sudut pertokoan. Menutupi halaman hijau menggantinya dengan warna putih, begitu pun dengan danau yang perlahan berubah menjadi es.

Perapian serta penghangat ruangan selalu dinyalakan untuk menutupi hawa dingin yang dibawa angin.

Hyeongseob memandang kearah luar lewat jendela kamarnya. Menatap butiran putih yang mulai turun meski tak lebat. Setidaknya hari ini pun cuaca cukup bagus untuk beraktivitas diluar ruangan.

Pemuda perawakan mungil menuruni tangga dengan tergesa. Merapatkan mantel hijau (pemberian Woojin), tak lupa memasang sarung tangan.

Mengabaikan pekikan Jisung agar si mungil tak berlari saat menuruni tangga.

Hyeongseob ingin cepat-cepat bersitatap dengan salju yang mulai menggunung di taman belakang rumah.

"Terburu-buru sekali, sampai aku tak digubris"

Pria dengan balutan mantel berwarna hitam dilapisi dengan turtleneck sweater berwarna putih gading, menghampiri Hyeongseob yang baru saja akan bersentuhan dengan salju.

Hyeongseob ingat jika Woojin tak pulang semalam. Wajah pria dewasa itu terlihat letih dengan kantung mata menebal. Meski tengah tersenyum, Hyeongseob tahu jika Woojin terlampau lelah.

"Kenapa sudah pulang? Ini masih cukup pagi"

Woojin mengusak surai Hyeongseob, "Tak senang? Padahal aku pulang cepat karena ingin kencan denganmu"

Hyeongseob mengerjap.

Kencan dia bilang?

"Tapi—"

"—tidak ada tapi. Bersiaplah, temani aku bermain ice skate"

Sekali lagi, Park Woojin dengan segala kekuasaannya.



[...]



Woojin memenuhi keinginan yang Hyeongseob utarakan beberapa waktu lalu; soal berkencan didaerah myeongdong. Alih-alih berkencan, keduanya terlihat seperti sedang berwisata kuliner.

Singgah dari satu kedai ke kedai lainnya. Mencicipi berbagai jajanan pinggir jalan, hingga pipinya mengembung lucu.

"Woojinie! Ayo makan kentang tornado!"

Atau seperti,

"Woojinie aku mau mandu"

Woojin hanya takut si mungil akan merengek setelahnya karena terlalu banyak makan.

Woojin sendiri pun tak menyangka jika badan sekecil Hyeongseob memiliki nafsu makan cukup tinggi.

"Sudah kenyang?"

Si mungil mengangguk, masih dengan jari yang saling bertautan.

"Sekarang temani aku bermain ice skate"

Hyeongseob pasrah saja kala Woojin menyeretnya pergi meninggalkan area myeongdong.

.
.
.

"Woo-woojinie"

Woojin menahan tawa. Lantas mendekati Hyeongseob yang terlihat kaku dengan sepasang sepatu skate dikaki.

[1]  Little Girl ;jinseob ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang