'manusia itu bodoh dan egois juga'—mahoutsukai no yome.
Pria bermata rubah itu masih berupaya menenangkan tubuh gemetar yang ada dalam pelukannya. Menatap cemas kearah kekasihnya yang terlihat berusaha memfokuskan kemudi.
Tubuh mengigil Hyeongseob tak ia biarkan terlepas dari pelukan.
"Katakan jika ada yang sakit Hyeongseob-ah"
Hyeongseob tidak menjawab, sementara tetesan airmata tak luput dari wajahnya yang mulai memucat.
Minhyun mendecih, tangannya mengepal kuat menahan emosi, "Keparat itu— kupastikan aku yang akan membunuhnya" Desisnya tajam.
Hyunbin melirik sang kekasih lewat spion, diam-diam mengembuskan napas berat. Dalam hati menyesali keputusannya untuk tidak membawa Hyeongseob jauh-jauh hari.
Mari sedikit mengungkit cerita bagaimana Hyeongseob telah berada didalam audi hitam milik Hyunbin.
Awal mula pasangan tinggi itu berniat makan malam diluar; alih-alih berkencan. Mengabaikan salju yang tiba-tiba kembali menjatuhkan diri ke bumi. Hyunbin sendiri tak ambil pusing mengenai salju yang turun padahal saat ini sudah memasuki penghujung musim dingin.
Keduanya berjalan beriringan dengan kedua tangan saling menggenggam menyalurkan rasa hangat. Sampai akhirnya, Hyunbin merasa jika rahangnya baru saja terhempas begitu mendapati sosok mungil tanpa balutan baju hangat, hanya sweater yang tak cukup menjaga suhu tubuhnya dicuaca malam yang cukup dingin. Tanpa sarung tangan, dan tanpa alas kaki.
Kentara sekali jika perut si mungil nampak membulat jika diperhatikan dengan baik. Dengan bibir yang hampir membiru; dan beberapa bekas airmata, Hyunbin langsung melepaskan gengaman tangan Minhyun (yang sangat ia sukai). Berlari tergesa menuju sosok mungil yang terlihat berantakan, mengangkat tubuh ringannya, berlari menuju mobil secepat yang ia bisa dengan diikuti Minhyun yang nampak syok.
Hyunbin tau, jika kekasihnya menahan tangis. Disini Minhyun lah yang paling dekat dengan Hyeongseob. Bahkan sebelum Hyunbin mengenal pemuda manis itu Minhyun lah yang mengenalkan keduanya; saling mengikat pertemanan semenjak sekolah menengah dan Hyeongseob yang berada dibangku sekolah dasar.
Minhyun juga yang memegang peran penting saat dimana Hyeongseob kehilangan ibunya. Menguatkannya, memberikan penyemangat untuk Hyeongseob kala ia benar terpuruk, namun tak berlangsung lama. Setelahnya Minhyun pergi untuk melanjutkan pendidikan serta mewujudkan cita-citanya ke kota lain. jauh dari hyeongseob berada. Tanpa tau apa yang kemudian menimpa adik kecilnya saat ia memutuskan pergi.
"Hyung... sakit. Perutku sakit—"
Minhyun panik. Ini bukan bidangnya, ia tak banyak tau mengenai kandungan. Yang Minhyun lakukan hanya berupaya agar Hyeongseob tak terserang hipotermia (dengan menghangatkan hyeongseob sebisanya).
"Hyunbin, cepat ke rumah sakit"
Tak banyak merespon, Hyunbin melajukan audi hitamnya membelah jalanan kota yang nampak sepi hanya terhias salju yang menandakan badai akan segera datang.
▪ Little Girl 🌸 ▪
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Little Girl ;jinseob ✔
FanfictionBenar, mainan hanya akan terus menjadi mainan. tidak akan menjadi sesuatu yang berarti, yang dijaga sepenuh hati. [mature✖] start; 280917-100318 ©bibirsungwoon2017 ©bibirsungwoon2017