"Kamu ngapain masuk kelas itu?" tanya sang guru itu lagi.
Dahyun menelan ludah. Badannya udah berkeringat dingin. Jantungnya udah berdetak nggak karuan. Bukan karena donghan ini, tapi karena dia terciduk.
"JAWAB DAHYUN!!" Bentak pak siwon lagi.
"A-ah...anu..itu...."
"hari kamis, 8 februari. Pas saat ada razia. Kelas 10 ips 1 sebelumnya sedang pelajaran olahraga. Dan cctv merekam kalian mengendap-endap di kelas itu. Jelaskan, kim dahyun" kata bu Boa. Dahyun mengumpat dalam hati. Bisa-bisanya dia lupa kalau ada cctv di koridor kelas itu.
"S-saya...itu....cuma...hm..a-" kalimat terbata-bata dahyun terpotong oleh pak siwon.
"apa rokok yang ada di tas haera, kamu yang masukkan?" tanya pak siwon membuat gadis itu melongo kaget.
"Ekspresi kamu menjawab itu benar." sahut pak siwon lagi.
"Hah? Eng-enggak...p..pak..enggak" jawab dahyun tapi setelahnya pak siwon menggertak pakai tongkat ajaibnya. Sampe semua yang ada disitu hampir spot jantung.
"T-tapi itu ide yeri pak" kata dahyun.
"Halah.. ya sama aja. Gara-gara ulah kalian, ada cowok yang rela bohong dan di hukum demi pacarnya, ya nggak han?" tanya pak siwon naikkin alis ke arah donghan bikin cowok itu nunduk tapi senyum-senyum malu. Sedikit meredakan emosinya yang tadi meluap. Ya kalo inget pacarnya bawaannya walaupun emosi tapi seneng.
Dahyun mendecih membuang muka. Ia semakin terpojok dan itu membuatnya kesal. Terlebih ketika guru-guru itu menghukumnya membersihkan toilet juga mengurangi poin nilainya. Dia sendirian karena ketiga temannya yang lain itu nggak masuk. Karena kejadian semalam, bahkan yeri nggak ada kabar sama sekali. Padahal harusnya yeri yang menerima hukuman lebih banyak menurutnya. Dengan emosi ia melangkahkan kaki nya sebelum donghan menahan membuatnya mendongak.
"Lo mau minta maaf atau dilapor ke polisi?" dahyun jelas melotot mdndengar pertanyaan donghan.
"A-apaan sih han. Ba..wa bawa polisi"
"Gua cuma kasih dua pilihan itu, lo pilih aja yang mana. Masih mending lo cuma ketahuan ngejebak tas haera. Belum ketahuan aja yang lo lakuin sama yeri semalem di jalan deket rumahnya" kata donghan membuat gadis bermata sipit itu semakin menganga nggak percaya. Seolah terciduk yang ke sekian kalinya.
waktu dia mau ngomong lagi, donghan udah pergi jalan dengan emosi. Dahyun semakin ketakutan, kesal. Perasaannya campur aduk. Ini semua gara-gara yeri, pikirnya.
***********
Sore itu, baru aja yugyeom pulang dari sekolahnya. Dia nggak ada jadwal les ataupun tambahan karena beberapa hari ke depan itu hari tenang sebelum ujian sekolah. Cowok tinggi itu langsung nyamber ke dapur dimana mama nya lagi masak, dan nyomot tempe mendoan yang baru di goreng.
"Hih. Kamu tuh.. Ya cuci tangan dulu kek, ganti baju dulu kek." kata mamanya mukul tangannya tapi cowok itu cuma cengengesan.
"Nggak bareng adek?" tanya mamanya. Yugyeom menggeleng sambil menelan dulu tempe di mulutnya sebelum ngomong.
"osis kali. kalo nggak, basket" katanya.
Tapi nggak lama, yang diomongin ternyata udah kedengeran suaranya.
"adek pulang." teriak donghan dari pintu. Yugyeom ngeliatin adeknya mengernyit bikin donghan juga ikutan mengernyit.
"Apaan?" tanya donghan risih.
"gua pikir bucinan lo" bisik yugyeom.
"Kenapa sih bisik-bisik?" tanya mama mereka.
"Ah engga mah. adek ni katanya pengen makan pizza, padahal kan mama dah masak" kata yugyeom.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad • Kim Donghan ✔
Casuale15+ Haera yang katanya berandalan itu harus terusik oleh ketua osis di sekolah barunya. Ia juga harus menghadapi banyak masalah akibat masa lalunya. warning: local content, full of harsh words, violences. (Hal-hal buruk tidak untuk ditiru. Ambil sis...