empatenam

4.7K 643 27
                                    

Vommentnya yaaa
.
.
.
.
.
.
.



“Kamu hari ini ada meeting diperusahaan temen papa ya?” Tanya Doyeon sambil masangin dasi Daniel

“iya, tapi gatau pulang jam berapa,” ucap Daniel

Doyeon Cuma menggumam dan fokus memasangkan dasi suami nya itu.

Daniel memandangi wajah Doyeon dengan tatapan menerawang—entah kenapa dia merasa sedikit bersalah karena sudah berciuman dengan Reyna tanpa sepengetahuan Doyeon.

“Aron mana?” Tanya Daniel

“ada tuh lagi sarapan sama oma nya,” kata Doyeon.

Ya, Aron itu nama anak Daniel sama Doyeon:)  bukan aron nyuest((:

“dah selesai,” Doyeon menepuk nepuk dasi Daniel yang sudah ia buat dengan rapi tersebut.

“makasih sayang,” ucap Daniel dan beranjak mengambil jas nya yang terletak diatas kasur lalu memakainya.

“Daniel,” panggil Doyeon ketika Danielbaru saja hendak meninggalkan kamar.

“hm? Kenapa?”

Doyeon tersenyum kearah Daniel

“aku.. bakal selalu percaya sama kamu kok,” katanya yang meninggalkan tanda Tanya pada Daniel.



🐸🐸🐸

Daniel berjalan dengan mantap memasuki perusahaan Pledis group.

Sebuah perusahaan yang sudah lama menjalin pertemanan dengan perusahaan ayahnya—MMO group .

sebenarnya Daniel belum pernah ketemu penerus grup ini kecuali ceo nya yang sebelumnya.

Daniel memasuki lift dan menekan angka lima. Lift mulai naik, tapi tiba tiba berhenti sebentar di lantai tiga—sepertinya seseorang ingin masuk kedalam lift juga.

Pintu lift itu terbuka perlahan. Mata Daniel melebar ketika melihat seseorang yang ingin memasuki lift tersebut.

Dia Reyna—gadis yang ia cium semalam.

Nafas Daniel tertahan untuk beberapa detik ketika Reyna memasuki lift dan berdiri disampingnya. Terasa begitu canggung.

“lo.. semalam aman aja pulangnya?” Daniel membuka suara

“iya,” sahut Reyna dingin.

Bukan karena apa tapi ia benar benar gugup saat ini, ternyata yang ia alami semalam bukanlah mimpi.

Itu nyata Daniel, bukan bayangannya. Tapi.. bagaimana bisa Daniel disini? Bukannya seharusnya dia di luar negeri?


“lo mau ngapain disini?” Tanya Daniel

“lo sendiri ngapain disini?” Reyna balik Tanya

“kok balik Tanya?”

“suka suka lah,”

“btw gua denger.. lo mau nikah ama mantan lo, beneran?”

“iyalah beneran, masa boongan,”

jawab Reyna sedikit ketus, dia juga bingung kenapa bersikap demikian kepada Daniel yang sudah lama tak ia temui.

“lo sendiri gimana sama Doyeon?”
Daniel mengangguk angguk

“yah, baik aja. Anak gua udah umur dua tahun, namanya Aron,”

Reyna hanya tersenyum karena merasa lega Daniel baik baik saja selama ini walaupun tak bersama nya.

Ting!

Pintu lift berhenti bergerak—mereka sudah sampai di lantai lima. Itu tandanya mereka harus berpisah disini.

Mereka keluar dari lift itu bersama sama dan saling berhadapan dengan canggung

“gua duluan ya,” ucap Daniel
Reyna mengangguk, Daniel pun membalikkan badannya dan mulai melangkah pergi.

“Niel tunggu,” baru beberapa langkah Reyna memanggilnya, Daniel pun kembali membalik badannya. Gadis itu berlari kecil kearahnya.

“napa?”

“ini,”





Reyna memberkan sesuatu berbentuk persegi panjang dengan desain yang mewah—itu sebuah undangan.



“minggu depan, datang ya sama Doyeon,” ucapnya sambil tersenyum











Kek bau bau mo tamat deh.

Dear Daniel ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang