Abil mengepalkan tangannya, geram. Bibirnya dia katupkan rapat-rapat, menahan diri untuk teriak.
Abil memejamkan matanya, kemudian mengembuskan napas keras. Dia menarik napas, menahannya lama, kemudian mengembuskannya lagi, dengan keras.
"Gitu aja terus, Bil. Gue nggak bisa belajar jadinya." Kribo memutar kursinya yang beroda hingga menghadap Abil.
"Diem! Gue nggak mood bercanda!" ucap Abil rendah.
"Dari muka lo aja udah keliatan kalo lo siap ngamuk." Kribo memutar kembali kursinya, menghadap meja. Kembali mencoba memahami buku yang terbuka di atas meja UKS itu.
Abil menggulung kedua bibirnya ke dalam, menahannya rapat-rapat agar tidak menyemprot Kribo di tempat, mengingat ini UKS, dan ada orang pingsan di dekatnya.
Benar! Orang pingsan! Abil melirik seorang cewek yang tertidur di atas kasur. Dia menggeram pelan, marah.
"Sialan." Abil tak kuasa menahan diri untuk tidak memaki.
"Bil, udah cukup gue mbolos kelas. Jangan bikin gue kehilangan waktu produktif gue buat belajar." Kribo berucap dengan tetap membelakangi Abil.
"Bo! Lo tau nggak sih ini salah siapa? Ini salah Dede. Ngapa lo jadinya marah sama gue?" ucap Abil kesal.
"Kan elo yang bikin gue mbolos kelas," jawab Kribo enteng.
"Nggak dong, ini salah Dede. Coba dia nggak pingsan, nggak akan gue maksa Elo bolos kelas," bantah Abil.
"Entah ya, Bil. Gue ngerasa si Dede justru nyelametin Elo. Gue nggak bisa mbayangin gimana jadinya Elo kalo sekarang ada di kelas yang sama, sama orang yang baru aja nolak Lo," timpal Kribo.
Abil menghembuskan nafasnya lagi.
"Lo bener," ucap Abil akhirnya, dengan pasrah. Mendadak, dia teringat apa yang terjadi setengah jam lalu.
Bruaakk!
Abil, dan yang lain, menoleh. Menemukan Dede sudah tumbang ke alam bawah sadar.
"Dede!! Dede!!" Teman-teman cewek itu sontak kalang kabut menghampiri Dede.
Arza, yang melihat kejadian itu, masih membuka mulutnya. Terkejut. Abil menatap Arza, mengabaikan kejadian dramatis di dekatnya.
Arza menoleh. Melihat Abil masih diam di tempat, wajahnya berubah jadi mengesalkan.
"Tanggung jawab," ucap Arza singkat.
"Ha?"
"Ini salah Lo, bikin salah satu anak kelas gue pingsan. Nggak mau tau, tanggung jawab pokoknya," jelas Arza lebih membuat Abil paham maksudnya.
"Jangan kabur, jangan bilang ada urusan penting, jangan malah pacaran," lanjut Arza, membuat Abil tertegun.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Dimensi
Teen FictionTentang Arza, yang kehilangan alasan untuk memikirkan masa depannya. Dan tentang Abil, yang membuang masa lalunya, pun memilih persetan dengan yang namanya masa depan. Tentang mereka, yang tidak mampu lepas dari ego dan rasa, mengalahkan keberadaan...