1

14.5K 548 23
                                    

Seomi PoV

Malam ini kota Seoul diguyur hujan. Dingin memang, tapi darahku tak pernah seirama dengan cuaca. Kalian pasti tau maksudku, karena diriku ini berbeda.

Aku sedang berjalan santai menuruni tangga yang menuju ke kereta bawah tanah. Dengan hoodie hitam dipadu celana jeans hitam dan sepatu juga berwarna hitam, kulangkahkan kakiku cepat menuruni tangga. Malam ini tidak banyak orang berlalu-lalang di sini. Hampir tidak ada.

Aku memang tidak berencana untuk bepergian dengan kereta, karena sebenarnya aku sedang menjalankan misi penting sekarang.

Yeoja yang berjalan tepat di depanku adalah sasaranku kali ini. Ia sempat menengok ke arahku, mungkin karena merasa dibuntuti. Tapi ia tak curiga, yah, siapa yang akan mencurigai gadis berwajah cantik sepertiku. Ia hanya menoleh sekilas lalu meneruskan jalannya. Perlu menuruni sekitar dua puluh anak tangga lagi untuk sampai ke bawah. Buru- buru kukeluarkan pisau kecil dari sakuku.

Namun tepat saat ia hendak berbelok, kulihat seseorang mendekapnya. Aku terkejut lalu menuruni tangga dan kulihat yeoja itu telah dikunci tubuhnya ke tembok oleh seorang namja bertubuh tinggi yang juga memakai hoodie hitam sama sepertiku.

Aku sempat berpikir bahwa namja itu adalah pacarnya yang terlihat seperti sedang berciuman dengan sang yeoja. Namun pikiran itu sirna seketika saat namja itu melepas kunciannya.

Yeoja itu memuntahkan banyak darah dari mulutnya lalu perlahan tersungkur di tembok dengan luka tusuk penuh darah di bawah leher.
Aku hanya termangu melihat kejadian itu. Tanpa kusadari namja tadi menyadari kehadiranku dan mulai berjalan perlahan mendekat ke arahku dengan pisau berdarah di tangannya.

"Hey, apa yang sedang kau lihat manis ?" sapanya padaku. Kuperhatikan wajah dan seluruh tubuhnya, hoodie yang dipakainya telah berlumur darah, juga masker hitamnya yang terkena cipratan darah.

Aku menatapnya tak suka.

"Kau mau apa ?" tanyaku. Pastinya bukanlah pertanyaan sebenarnya yang ingin kutanyakan.

"Tidak ada, dan kenapa menatapku begitu ? kau tidak takut ?" jawabnya sambil melangkah semakin dekat.

Refleks aku mundur, kumasukkan pisau yang sedari tadi ada ditanganku kedalam sakuku. "Menjauhlah" ucapku akhirnya, sambil berjalan pergi menaiki tangga.

Ia tidak mengikutiku, tapi masih bisa kurasakan tatapannya padaku. Sial. Mangsaku direbut. keluhku kesal dalam hati.

×××××

Udara pagi yang dingin menyapa kulitku sedari tadi. Tapi tak ada niatku untuk bangun atau bahkan sekedar membuka mata. Mood ku sedang buruk karena kejadian tadi malam.

'Byurr..'

Kurasakan guyuran air dingin menyapa wajahku. Aku bangun dan menatap horror ke arah kakak kembarku itu. Jika bukan kakakku pasti sudah kubunuh dia.

"Apa ? berhenti menatapku begitu. Kau tidak lihat ini jam berapa ? cepat mandi dan bersiaplah, kutunggu di luar" ucapnya santai sambil meletakkan gelas yang tadi digunakannya untuk menyiramku.

"Aku sedang tidak ingin ke sekolah" ucapku malas.

"Mwo ? tidak bisa, berhenti bersikap malas. Hari ini Jin oppa mu itu akan datang berkunjung kesini, ia pasti mengadukanmu pada appa jika melihatmu bermalasan. Dan kau tau sendiri konsekuensinya. Sudahlah, cepat bersiap, kita tak punya banyak waktu" katanya lagi sambil berlalu keluar dari kamarku.

Psychoupple [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang