15

2.3K 206 3
                                    

"Kau tak suka ada aku disini? " pertanyaan yoongi sekejap membuat seomi terdiam.

Taehyung yang berada diantara mereka hanya bisa terbengong. Tidak tau masalah apa yang terjadi diantara keduanya. 

Sedetik kemudian wajah seomi yang mulanya terkejut berubah datar, refleks menjawab dingin pertanyaan yoongi.

"Kau tau itu, untuk apa lagi bertanya." ucapnya.

Yoongi lantas membuang muka mendengar pernyataan seomi. Tak lupa senyum pahit terlukis diwajahnya. Sejenak tak ada yang bicara, seomi ikut mengalihkan atensinya.

"Ma.. Maaf tapi...bisa katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi diantara kalian?" tanya taehyung memecah keheningan.

Tak ada yang menjawab.

"Kumohon katakan sesuatu.. kalian ini musuh atau apa?" taehyung tak menyerah.

"Tepat sekali." keduanya menjawab serempak, menoleh satu sama lain, lalu kembali saling berbuang pandang.
Membuat taehyung yang melihat tingkah mereka semakin bingung.

"Waah, ada apa sebenarnya eoh? Kalian musuh? Kenapa? Maksudku.. sejak kapan kalian saling kenal?" taehyung menyelidik.

Yoongi menarik napas. Lantas membuangnya kasar. Pun begitu pula dengan seomi.

"Mungkin lebih baik kau jelaskan kenapa kita bertiga sedang menuju Daegu sekarang?? " tanya balik yoongi yang memang tidak tau tujuannya mengikuti taehyung ke tempat asal mereka. Ia juga baru tau bahwa Daegu lah tempat tujuan mereka setelah melihat tulisan di tiket yang tadi diberikan taehyung padanya.

"Ah iya, kita akan berkunjung ke rumah mu,  hyung." jawab taehyung yang disambut tatapan horror yoongi.

"Mwo? Kukira kita akan berkunjung kerumah lama mu eoh? Kenapa malah ketempatku?" protesnya.

"Maksudku kita mengunjungi rumahmu dulu, memangnya kau tidak rindu pada eomma dan appamu? " jelas taehyung, menaikkan alis menatap yoongi.

"Mereka tak suka kurindukan, lagi pula tak ada yang menarik disana." ucap yoongi datar. Kembali menatap ke depan.

Disisi lain seomi hanya diam mendengarkan percakapan mereka, tak berniat ikut berucap sesuatu.

"Apaan..aku tau ayahmu punya perkebunan luas di Daegu, itu juga dekat dengan pasar rakyat,,kita bisa berpesta barbeque dimalam hari, pasti menyenangkan." taehyung tersenyum membayangkan perkataanya.

"Hah, jadi sebenarnya tujuanmu kesana itu apa? Sebelumnya kau bilang akan pergi untuk memeriksa sesuatu tentang mayat shinhye, sekarang malah memikirkan pesta barbeque? " sanggah yoongi lagi.

Sontak perkataannya barusan membuat seomi yang awalnya diam perlahan menoleh,

"Ma..mayat? Apa maksudmu? Memeriksa apa? " tanya seomi.

"Ya.., ini berkaitan dengan masalah para mafia itu kau ingat?" ucap taehyung santai yang malah membuat seomi mengerutkan kening.

"Baiklah dengar, sebelumnya kubilang gadis yang kubunuh itu punya hubungan dengan mafia dan karna itu mereka mengejar kita, bukan begitu? Nah satu hal penting yang belum kau ketahui,  mereka mengejar kita bukan karna pembunuhan itu, tapi karna mayat itu hilang begitu saja, mereka mencarinya, karna dalam tubuh mayat itu ada chip yang menjadi satu satunya kunci untuk membuka gudang harta mereka, kau paham? " jelas taehyung agak berbisik namun masih bisa didengar seomi maupun yoongi.

"Chip?" tanya seomi dan yoongi bersamaan. Keduanya bertatapan sebentar, lalu kembali beralih pada taehyung meminta penjelasan.

"Kau tak memberitahuku sebelumnya,  tentang chip itu, kau tahu dari mana?" yoongi bertanya.

Namun belum sempat taehyung menjawab, kereta berhenti, tanpa terasa mereka telah sampai di Daegu. Tepat jam 11 malam waktu korsel.

"Kita turun dulu oke? " ucap taehyung beranjak dari duduknya menuju pintu keluar kereta.

Yoongi dan seomi bergegas turun dari kereta,  berjalan mengekori taehyung. Angin malam Daegu menyambut langkah pertama mereka. Untung saja ketiganya memakai hoodie yang cukup membantu melindungi dari dinginnya malam.

"Uwah, lama tak kemari." seru taehyung setelah melangkah turun.

"Jelaskan padaku tentang chip itu." desak seomi tiba-tiba. Yoongi yang mendengarnya turut menatap taehyung meminta hal yang sama.

"Bodoh, sekarang sudah jam sebelas,  kita harus cari tumpangan untuk pergi ketempat yoongi hyung, kujelaskan itu nanti nanti saja." taehyung melangkah mendahului, keluar dari stasiun Daegu. Membuat seomi dan yoongi berdecak kesal karna tak mendapat jawaban.

Mereka melangkah beriringan ke sebuah halte bus terdekat. Tak ada orang lain di halte di malam selarut itu, hanya mereka bertiga.

"Kau yakin ada bus tengah malam begini?" interupsi yoongi sambil melihat sekitar.

"Siapa bilang kita akan naik bus? Aku sudah pesan taksikau tenang saja." ucap taehyung santai. Yoongi mengerti. Mereka kemudian duduk di kursi halte, menunggu tumpangan mereka tiba.

Sambil menunggu tumpangan, seomi teringat pada seomin. Ia pergi tanpa sepengetahuannya tadi, dan sekarang sudah hampir tengah malam, namja itu paati menunggunya. Seomi lalu merogoh saku celana,  mencari ponsel miliknya. Setidaknya ia harus memberitahu seomin sesuatu agar ia tak khawatir, berbohong adalah pilihan terbaik saat ini.

Namun kemudian seomi mendesah kecewa, ponselnya mati.

"Kenapa?" taehyung yang melihat kegelisahan seomi pun bertanya.

"Ponselku mati, tak bisa mengabari seomin, ia mungkin khawatir" ucap seomi terduduk disamping taehyung.

"Mau pakai ponselku?" tawarnya.

"Boleh? "

"Tentu saja,  lagipula aku yang menyeretmu kemari." ucap taehyung seraya menyerahkan ponselnya.

Yoongi yang duduk di ujung halte agak jauh dari taehyung dan seomi hanya diam memperhatikan gerak gerik mereka. Ada sedikit rasa tak suka menggerayangi hatinya saat ini. Dalam hati ia bertanya tanya bagaimana seomi dan taehyung bisa sedekat itu. Masa lalunya dengan seomi memang masih menyisakan kebencian, baik bagi seomi ataupun dirinya sendiri. Namun yoongi yakin ia mengenal seomi lebih dari siapapun, hanya saja satu kesalahpahaman dimasa lalu membuat hubungan mereka seperti sekarang.

Sementara itu seomi yang sejak tadi mencoba menghubungi seomin berkali-kali belum juga mendapat jawaban.

"Dia tak menjawab?" tanya taehyung yang sedari tadi terus memperhatikan seomi.

"Ya, sepertinya ponselnya mati, sudahlah, akan kujelaskan nanti saat pulang." sahut seomi santai sembari mengembalikan ponsel taehyung.

"Ngomong-ngomong kau belum menjelaskan hubunganmu dengan yoongi hyung." ujar taehyung saat menerima ponselnya dari tangan seomi.

"Dia musuhku, itu saja." singkat seomi malas membuat taehyung memajukan bibirnya kecewa.

"Kau tidak lagi kesal padaku kan?" taehyung menatap seomi.

"Kesal kenapa?" seomi balik bertanya.

"Tentang aku menyeretmu kemari." ucap taehyung.

"Tak ada gunanya kesal tentang itu, lagi pula aku juga ingin masalah ini cepat selesai" ujar seomi tanpa menatap taehyung.

"Kau sudah terbiasa denganku bukan begitu? Tentu saja, lagi pula kita bertiga ini psycho, sama-sama suka petualangan." ujarnya lantas membuat seomi terkejut untuk kesekian kalinya hari ini.

"Tunggu, maksudmu.. yoongi itu juga seorang psycho? " tanyanya tak percaya.

"Ya, aku psycho, sama sepertimu."
.

.
.

•••••

.
..

Tbc..

'I know you guys understand
how to respect a writer.' :)


Psychoupple [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang