33

1.6K 122 2
                                    

"Jadi sekarang kau tinggal di sini?" taehyung menyilakan kakinya di atas sofa hitam yang terletak tepat di depan televisi.

Namja itu tak menyangka akan secara tidak sengaja menemukan markas tempat persembunyian hyung-nya ini. Siapa lagi kalau bukan yoongi.

"Jangan menanyakan hal yang sudah terpampang jelas jawabannya, aku membawamu masuk ke rumah ini, jadi tentu saja ini adalah tempat tinggalku." balas yoongi dengan nada beratnya yang khas, selanjutnya duduk di samping taehyung.

"Maksudku sebelumnya kan kau tidak tinggal di sini." taehyung menyahut, meraih remote yang terletak di atas meja lalu menekan tombol power.

Yoongi tak menjawab. Terlalu malas untuk berbasa-basi. Sorotnya menatap layar televisi yang mulai bergerak memindah satu ke yang lain berkat ibu jari taehyung.

"Apa yang terjadi padamu tadi? Bahkan saat gairahmu kambuh, setidaknya lepaskan seragam sekolahmu dulu." ia akhirnya mengubah topik. Penasaran kenapa dan bagaimana taehyung bisa sampai di sini.

"Nah, memangnya itu penting? Seragam sekolah juga pakaian kan? Bahkan jika kugunakan untuk membunuh sekalipun, tak akan ada yang tahu." taehyung masih fokus memandang layar televisi.

"Ya, seperti yang dilakukan para peniru itu, mengelabui orang lain dengan seragam sekolah mereka."

Taehyung sedikit terkekeh mendengar ucapan yoongi. Entah karena apa.
"Para peniru... kurasa mereka hanya semacam orang sewaan, aku bisa melihatnya, kedua namja di video itu... sama sekali tak merasa nyaman"

"Maksudmu?"

"Hanya firasatku, satu-satunya yang profesional di antara mereka bertiga adalah yeoja itu, karena hanya dia yang melakukan pembunuhan"

"Profesional, maksudmu dalam bidang aneh seperti..." yoongi menolehkan wajahnya ke arah taehyung.

"Mafia."

Sekelebat pertanyaan mendadak muncul di kepala yoongi. Bukankah semuanya sudah selesai ? Apa perlu mereka mengurusi mafia lagi?

"Atau juga seorang pembunuh bayaran." taehyung menambahkan.

"Tapi apa tujuan mereka membuat kita sebagai yang tertuduh?" yoongi menanyakannya.

Taehyung memicingkan mata. Tersenyum begitu berhasil menemukan tayangan anime di layar televisi.

"Aku juga tidak tahu apapun tentang itu, tapi jika benar mafia, maka pasti ada hubungannya dengan kasus yang terakhir kali."

Sejenak, keduanya terdiam. Terhanyut dalam pemikiran masing-masing tentang apa yang kini menimpa nasib mereka. Berurusan dengan orang-orang berbahaya itu lagi, mafia Dougdeul atau apalah namanya.

"Ngomong-ngomong dimana toiletmu?" tanya taehyung tiba-tiba.

"Di kanan terakhir lorong itu" ucap yoongi menunjuk ke arah lorong dengan dua pintu berada di tiap sisinya.

Mendengar itu taehyung beranjak, lantas berjalan untuk memenuhi panggilan alam yang sepertinya merupakan efek dari kejar-kejarannya bersama polisi tadi.

Tidak sampai dua menit, taehyung keluar dari toilet. Namun langkahnya terhenti ketika matanya tak sengaja melihat sebuah foto kecil terpampang tepat di dinding antara pintu kamar dengan pintu toilet.

Dahi taehyung mengernyit, sepasang remaja terlihat jelas di dalam foto. Dengan seragam sekolah mereka yang serasi. Keduanya kelihatan bahagia dalam senyuman lebar mereka. Bahkan yoongi yang terkenal dengan wajah datar itu pun terlihat menyunggingkan senyumnya.

Lama mengamati foto itu, taehyung mendadak berdecik tak suka. Ia mengenal gadis di samping yoongi, seorang yang selalu terlihat cantik mempesona tanpa terlihat sifatnya yang berbahaya. Terlebih dalam foto itu, gadis itu tampak murni tanpa dosa. Menampakkan senyumnya yang amat jarang terlihat.

Psychoupple [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang