Author PoV
Seomi menutup buku tebal di tangannya lalu menatap kosong ke arah jendela besar perpustakaan. Bosan. Itulah yang sedang dirasakannya sekarang. Pikirannya mengulas ulang masa lalu saat matanya menangkap sosok namja di lapangan basket yang terlihat jelas dari lantai dua perpustakaan.
Seomi menatapnya dengan tatapan benci, sangat benci. Dalam hatinya ia merutuki namja sialan itu. Kalian akan tau alasannya, tapi nanti.
Saat itulah seorang namja duduk di hadapan Seomi tanpa permisi membuatnya lantas menoleh. Seomi menatapnya datar.
"Ada apa?" Seomi membuka bicara. Namja itu yang tidak lain adalah Taehyung hanya tersenyum simpul membalas tatapan yeoja dihadapannya, Seomi lantas membuang muka, tak ingin berlama-lama memperhatikan wajah namja yang baru saja dikenalnya.
"Dengar, aku hanya ingin memastikan bahwa kau tidak akan membocorkan identitasku dan membuatku dipenjara, anggaplah ini sebagai peringatan, aku tak akan mengganggumu jika kau mau berjanji untuk tutup mulut tentang kejadian tadi malam" Taehyung menatap lawan bicaranya yang masih tak menoleh kearahnya.
"Jadi kau ingin berkompromi untuk melindungi diri? baiklah, tapi katakan satu hal, kenapa kau membunuhnya?" Seomi menatap Taehyung datar.
Namja itu membentuk smirk di wajahnya. Ada sesuatu yang membuatnya tertarik dengan sikap gadis di depannya.
"Aku akan menjawabnya, tapi tidak di sini." Seomi menyipitkan matanya lalu menoleh sekitar mereka, hanya ada beberapa siswi disini.
"Memangnya kenapa? mereka tak akan mendengar, kau terlalu khawatir." ucap Seomi.
"Bukan karna itu, ada rahasia lain yang perlu kukatakan, aku butuh tempat dimana hanya ada kita berdua, atap sekolah misalnya." Seomi menatapnya curiga, apa namja ini berencana membunuhnya juga ?
"Baiklah, ayo ke atap, tapi awas saja kalau kau berani mencoba membunuhku." Seomi memperingatkan lalu berjalan mendahului.
Taehyung mengekori di belakang disertai senyum yang tak lepas dari wajah tampannya.
#######
Seomi PoV
Kurasakan hembusan angin menyapa lembut kulitku saat aku menginjakkan kaki di tempat ini. Hari ini agak mendung, tapi hal itu justru menenangkan bagiku. Kuhirup oksigen bersih itu sambil memejamkan mata.
'Suasana ini, aku rindu suasana ini, ah tidak... mungkin sebenarnya aku merindukannya?, tidak mungkin, argh sial, apa yang kupikirkan?'
"Kau menyukai tempat ini?" tanya Taehyung yang sudah berdiri tepat disampingku, menyadarkanku dari pikiran sialan itu.
Aku membuka mata perlahan, lalu menjawabnya tanpa menoleh.
"Aku suka udaranya, di sini sejuk."
"Yah, kau benar, aku juga suka berada disini, sangat nyaman untuk tidur." katanya lagi berbasa-basi. Aku tak menanggapi, masih sibuk menikmati angin yang menerpa surai panjang kecokelatan milikku.
"Sekarang katakan alasanmu." ucapku kemudian duduk di sebuah bangku panjang tak jauh dari tempatku tadi berdiri.
Taehyung berjongkok dihadapanku untuk menyamakan tingginya hingga wajah kami sejajar, tak lupa senyum tipisnya.
"Bagaimana menurutmu jika kubilang bahwa aku adalah seorang psycho?"
Ia menatapku masih dengan senyumnya yang seakan ingin menakutiku."Itu alasanmu membunuhnya?" tanyaku balik sambil juga terus menatapnya. Ia terlihat heran karena aku tak terkejut sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychoupple [COMPLETED]
Fanfiction. Kau harus memilih satu diantara dua orang psycho, sedangkan kau sendiri juga seorang psycho. Lalu.. Terjebak dalam permainan gila dunia mafia, juga cinta. Tak ada jalan melarikan diri. . (𝐒𝐞𝐛𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐢𝐡𝐚𝐩𝐮𝐬, 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 �...