50

1.5K 118 6
                                    

Seharian ini seomi tidak keluar dari rumah taehyung. Membuatnya merasa bosan. Saat ia bertanya pada taehyung apa yang bisa dilakukan untuk mengusir kebosanan. Namja itu hanya berkata,

"Tidur saja di kamarmu, aku yakin alam mimpimu tidak membosankan."

Lalu ia menambahkan lagi,

"Lagi pula nanti malam kan kau ingin membalaskan dendammu, anggap saja sebagai persiapan stamina."

Pada akhirnya seomi benar-benar menuruti perintah taehyung dan tidur hingga jam tiga sore. Melewatkan waktu makan siangnya.

Dan sekarang gadis itu baru saja bangkit dari tempat tidur. Menyisir rambutnya yang acak-acakan menggunakan jari tangan. Ia lupa tadi bermimpi apa. Yang pasti perkataan taehyung memang ada benarnya, tidur itu efektif untuk mengatasi rasa bosan.

Dengan langkah malas seomi menuju ke kamar mandi. Tubuhnya terasa segar setelah diguyur air dingin.

Setelah mengenakan baju yang dipinjamkan taeri dan menyisir rambutnya hingga rapi, baru ia keluar kamar untuk mencari keberadaan taehyung. Setidaknya ia harus tahu sedikit dari rencana taehyung untuk malam ini.

"Hei, kau sudah bangun?" demikian suara taehyung menyambut saat seomi turun tangga. Namja itu tampak santai duduk di atas sofa hitam.

"Jadi apa selanjutnya?" seomi bertanya, berjalan menghampiri.

"Hm? Hei, santai sedikit. Kau baru bangun tidur, sudah memikirkan hal itu." jawab taehyung tak habis pikir.

Sementara itu tangan taehyung tengah sibuk memegang ponselnya. Menghidupkan layar saat terdengar nada pesan masuk dari sana. Lantas menggeser touchscreen ke atas dan ke bawah.

"Kukira kau sudah punya rencana jelas saat menyuruhku tidur siang." kata seomi lagi, menumpukan dagunya ke telapak tangan ketika sudah duduk berhadapan dengan taehyung.

"Tadinya iya, tapi kupikir kita butuh lebih banyak informasi untuk memastikan jinhae memang akan datang ke pesta itu, jika tidak semuanya akan sia-sia." taehyung menjelaskan.

"Kau cari informasi yang bagaimana? Memangnya sesuatu tentang para mafia akan tersebar begitu mudah di internet?" seomi membalas lagi.

"Internet? Yang benar saja, kau butuh orang bayaran untuk mendapat informasi semacam ini, aku sudah temukan orangnya, salah satu kawan ayahku bekerja dalam naungan Dougdeul. Lihat, dia memang selalu bisa diajak bekerja sama." sahut taehyung santai, sembari menunjukkan layar ponsel berisi chatroom antara dia dengan seseorang bernama Gunwoo.

Di sana nampak gunwoo membalas pesan taehyung dengan kalimat;
'Tentu, apapun mudah bagiku selama kau bisa menentukan harga yang pas untuk informasi yang kau inginkan, tuan muda :))'

"Seorang maniak uang huh.. Lalu kau akan membayar berapa?" seomi bertanya langsung.

"Bayaran yang jauh lebih tinggi dari harapannya, itu adalah salah satu teknik dalam negoisasi kau tau.." taehyung tersenyum.

"Hah, ya, terserah kau." seomi berucap jengah.
"Ngomong-ngomong dimana ponselku?" ia bertanya lagi.

Taehyung merogoh saku celananya. Mengeluarkan sebuah ponsel lalu menyerahkannya pada seomi.

Tepat saat benda itu diraih oleh seomi. Tiba-tiba ponsel itu bergetar, menderingkan nada panggilan masuk. Baik seomi maupun taehyung sama-sama terkejut dan otomatis melirik benda itu.

Seomi lantas membaca sebuah nama di layar.

Seomin.

Tanpa ragu seomi menekan tombol terima dan menempelkan benda itu di telinga. Sembari bangkit dari duduk, ia mulai berbicara,

Psychoupple [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang