27

1.7K 144 3
                                    

'Slurrp'

Yoongi menyeruput suapan terakhir ramyun miliknya. Menikmati setiap helai mie yang masuk melewati kerongkongan.

Tepat di sampingnya. Aku juga tengah menyantap ramyun di hadapanku. Sambil sesekali melirik jalanan di depan kami yang bersekat kaca jendela minimarket. Cahaya senja mulai menyelimuti jalanan.

Entah bagaimana aku berakhir di sini. Kukira awalnya yoongi akan mengajakku ke rumahnya dan memasak beberapa hidangan makan malam di sana.

Tapi tampaknya takdir berkata lain. Di tengah jalan, yoongi menghentikan langkahnya tepat di depan minimarket ini. Lalu dengan menatapku ia berkata, "Tiba-tiba aku ingin makan ramyun, bagaimana kalau kita makan itu di sini saja? Lagipula rumahku mungkin agak terlalu berantakan."

Aku yang linglung tak ingin berbuat banyak. Hanya mengangguk mengiyakan. Dan di sinilah kami. Duduk berdekatan sembari menikmati makanan masing-masing.

"Ah.." desah yoongi begitu ia selesai menelan seluruh isi kaleng minumannya.

Aku meliriknya sekilas, sedetik kemudian kembali fokus menghabiskan ramyun yang masih tersisa.

"Omong-omong, kau tidak pulang ke apartemen itu, bukankah itu artinya kau juga belum mandi ?"

"Uhuk!" aku terbatuk. Bergegas meneguk minumanku.

"Wae ? Gwenchana?"  yoongi memandangku khawatir.

"Ah..y-yaa..aku hanya makan terlalu cepat" ucapku sembari mengelap mulut dengan ibu jari.

Aku tidak kaget, sebenarnya. Hanya sedikit tersentak mendengar pertanyaan yoongi barusan. Mungkin saja bau badanku sudah sampai ke lubang hidungnya. Karna itu ia menanyakannya.

"Kita sama-sama belum menyentuh air semenjak dua hari terakhir, bukankah menurutmu itu tak nyaman ?" ia bertanya lagi.

"Sangat tidak nyaman." sahutku lugas. Lalu kembali menyantap ramyun yang belum juga habis.

Yoongi tak menanggapi sahutanku, dapat kurasakan ia memperhatikanku yang tengah menyuap ramyun.

"Berhenti menatapku." ucapku tanpa menoleh ke arahnya.

Kembali dapat kurasakan ia tersenyum. Lalu berkata, "Mau kutunjukkan sesuatu yang luar biasa setelah ini ? Anggaplah sebagai tanda perdamaian kita."

Aku berhenti mengunyah, mengalihkan atensiku pada yoongi.
"Maksudmu?" tanyaku.

"Sedikit pelajaran tentang api, kuyakin kau akan menyukainya." jawabnya kemudian.
Membuatku mengerutkan dahi, berpikir keras untuk menebak-nebak apa maksudnya.

"Habiskan makananmu, dan akan kutuntaskan rasa penasaranmu itu."

×××××××

Yoongi menuntunku menuju halte bis. Ia lalu menyuruhku untuk duduk di bangku halte. Di sana ada beberapa siswa siswi yang juga tengah duduk menunggu.

Sementara itu yoongi berdiri tepat di depanku. Memasukkan kedua tangannya ke dalam saku hoodie.

"Lihat dia..omo..benar-benar tampan"

"Kulitnya bahkan seputih susu, wahh.."

Bisikan para siswi di sampingku memuji-muji yoongi. Aku mencoba tak peduli. Walau telingaku masih tanggap mendengarkan bisikan-bisikan mereka.

"Tapi kurasa gadis itu adalah pacarnya, bukan begitu ?"

"Entahlah..yang pasti menurutku dia juga sungguh cantik, mereka serasi"

Psychoupple [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang