3

4.7K 331 15
                                    

Seomi PoV

"Jadi, apa tepatnya tujuanmu menarikku kesini?" Taehyung menatap lurus ke arahku.

"Sebenarnya... sebenarnya aku.. aku lupa." jawabku lantas membuatnya mengangkat alis heran.

Aku memang tidak tau apa tujuanku menyeret orang ini kesini, tepatnya ke dekat gudang sekolah yang begitu sepi. Aku hanya berniat menjauh dari hadapan Yoongi, tapi dengan bodohnya aku malah menarik atau lebih tepatnya menyeret Taehyung bersamaku. Argh, apa sebegitu berpengaruhnya Yoongi sampai-sampai otakku pun tak bisa berpikir dengan baik saat bertemu dengannya.

"Kau bercanda? kau menyeretku hingga membuat pergelangan tanganku sakit dan sekarang kau bilang kau lupa? jangan main-main denganku." ucap Taehyung disertai tatapan tajamnya. Aku mencoba tenang menghadapi si psycho ini.

"Oke baiklah, ini salahku, pergelangan tanganmu sakit kan? akan ku obati sekarang, berhentilah memasang wajah menakutkan seperti itu." ucapku seraya meraih tangan kanannya untuk kuperiksa.

"Tidak perlu, traktir aku makan saja." katanya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Aku menatapnya lalu menyetujuinya tanpa pikir panjang, sebelum orang ini menuntut lebih banyak lagi.

"Baiklah, ayo ke kantin seka-"

"Tapi tidak sekarang, nanti saja. Aku punya urusan. Sekarang berikan dulu id ktalk mu, akan kuhubungi kau nanti." Potongnya seraya menyerahkan ponsel miliknya, aku menerima ponsel itu dan dengan sedikit ragu mulai mengetikkan id disana lalu menyerahkannya kembali pada Taehyung.

"Aku hanya akan mentraktirmu dan setelah itu urusan kita selesai, mengerti?"
Taehyung tersenyum miring mendengar ucapanku. Ia kemudian berjalan santai menjauh hingga hilang dari pandanganku.

########

Author PoV

"Tak adakah diantara kalian yang tertarik pada adikku?"

Hening...

Kelima namja itu saling pandang dengan raut wajah yang seakan sedang berpikir keras menjawab pertanyaan dari Seomin.

"Haha.. ayolah.. kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal semacam ini? ini masalah hati Seomin-ah, privasi!" ujar Woojin diikuti anggukan tanda setuju dari yang lain.

"Privasi? yang benar saja, kita bahkan pernah mandi bersama, aku juga mengatakan semua isi hatiku pada kalian dan kalian masih berbicara tentang privasi? hah, ayolah katakan saja, tak perlu takut." ucap Seomin lugas.

"eerrr, kurasa aku perlu ke toilet sebentar, dah." Woojin pergi dari hadapan Seomin.

"Woojin-ah!! jika kau melangkah keluar dari kelas ini, kau harus bayar semua utangmu hari ini juga! atau akan ku laporkan pada ayahmu!" teriak Seomin yang terdengar jelas ke seluruh ruangan.

Detik itu juga Woojin segera berbalik dan duduk kembali ketempatnya.

"Hahhh, apa masalahnya? kalian cukup jawab ada atau tidak, itu saja, Jika ya aku lega, jika tidak pun aku lega." ucap Seomin.

"Tidak." ucap mereka serempak dengan nada kecil.

"Bagus. lihat apa susahnya menjawab?" -Seomin.

"Kau tidak marah?" tanya Jimin takut.

"Untuk apa aku marah? kalian punya selera sendiri, dan kurasa Seomi bukanlah selera kalian, dan faktanya Seomi pun jarang curhat padaku tentang pria. Aku butuh bantuan kalian untuk mengubah saudariku itu." Jawabnya.

#######

Author Pov

Seomi berjalan menuju kelasnya, sampai disana ia disambut senyuman Seomin yang baginya terlihat begitu mengesalkan. Begitu juga dengan kelima temannya.

Psychoupple [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang