49

1.3K 112 14
                                    

"Mereka pasangan gangster." taehyung memulai.

"Kau tahu kan, semacam orang-orang yang punya kekuasaan wilayah dimana mereka sangat disegani oleh masyarakat bawah yang lebih lemah. Mereka pandai berkelahi, pandai berbicara, bernegoisasi, menagih hutang, dan segala hal yang tak seharusnya digunakan dalam bidang yang mereka geluti." lanjutnya bernada biasa.

Seomi diam, mengisyaratkan taehyung untuk melanjutkan ceritanya.

"Sebenarnya aku bukan anak kandung mereka, mereka mengangkatku menjadi anak karena tuntutan dari si kakek tua, ayah dari ibuku, yang sudah tak sabar ingin memiliki cucu. Waktu itu umurku baru sekitar tiga tahun, mereka mengadopsiku dari panti asuhan. Awalnya memang biasa, aku cukup diperhatikan. Tapi ketika ulangtahunku yang ke tujuh, kakek menghadiahiku seluruh warisannya."

"Hm? Seluruhnya?" seomi sedikit membulatkan mata.

"Ya, karena akulah cucu satu-satunya. Tapi pada akhirnya itu hanyalah sebuah kesialan bagiku. Kedua orang tuaku mendadak marah, mereka membenciku. Sejak itu ketika kakek tidak di rumah. Pisau-pisau milik ayah pasti selalu menggores setidaknya lengan atasku. Mereka mengutukku, terutama ibu, katanya aku sama sekali tidak pantas. Dan setelah kakek meninggal dunia, mereka makin menjadi. Aku dikurung, dicambuk, dihukum setiap hari.. " namja itu menjelaskan sementara nadanya masih belum berubah. Datar dan santai.

"Tapi kau bukan tipe yang akan menyesal mendengar semua kebencian itu bukan?" seomi menelaah.

Taehyung tersenyum simpul, "Kau tahu itu. Ya.. Pertama kali memang menyesakkan bagiku. Tapi semakin kesini semuanya jadi makin tabu. Aku terbiasa, makin tak peduli dengan luka-luka itu-"

"Dan karena itulah kau jadi seperti sekarang, membunuh dan menyiksa manusia yang tak bersalah demi pelampiasan masa lalumu itu."

Lagi, komentar seomi membuat taehyung menampilkan smirknya. Inilah salah satu yang membuat seomi berbeda di mata namja itu.

"Kau memang mudah mengerti huh? Baguslah."

"Tapi... Jika mereka menyiksamu.. Lantas kenapa mereka ingin melindungimu dengan adanya para bodyguard itu?" seomi bertanya.

Taehyung diam. Menatap datar tepat ke mata seomi yang kini juga sedang menatapnya, meminta jawaban.

"Itu hanya formalitas." sedikit, tapi seomi tetap bisa mendengar nada lirih dari mulut taehyung saat mengucap kalimatnya.

"Atau mungkin tidak, yang jelas aku dikutuk jika berada di dalam rumah, pukulan ayah atau cambukan ibu, itu tidak seberapa, tidak akan sampai membuatku kehilangan nyawa. Tapi mereka harus memastikan aku baik baik saja saat di luar rumah. Karena aku tidak boleh mati. Jika aku mati, maka semua harta warisan itu akan hilang." jelas taehyung lagi.

"Hilang.. Begitu saja? Semuanya?" seomi mengerutkan dahinya.

"Ya, semuanya akan hilang begitu saja. Jatuh menjadi hak negara, begitu kebijakan yang dibuat almarhum kakek. Karenanya jika aku mati, ibuku mungkin akan mengutuk mayatku nanti." katanya, sementara melihat seomi manggut-manggut mengerti.

Tak berapa lama taehyung kemudian bergerak dari posisinya, mulai berbicara lagi saat beranjak berdiri dari tepi tempat tidur, "Aku hidup dibawah tekanan, harta dan keadaan. Sejak umur tujuh tahun semua hal itu sudah membentuk pribadi gelapku. Mereka tidak tahu itu, mereka marah saat aku pulang bersimbah darah, tapi mereka tidak tahu darah siapa yang kubawa pulang. Kadang kupikir aku ini jenius, lalu kadang kupikir aku ini tak berguna..." pandangan taehyung mendadak terhenti di sebuah foto yang terpajang di atas rak televisi.

Psychoupple [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang