34

1.5K 124 5
                                    

Pukul 21.05, mata seomi masih melek terjaga. Sambil duduk bersila di pinggir kasur, sorotnya menelusuk mengamati pemandangan kota yang masih dapat di lihatnya lewat kaca jendela berjarak tak jauh dari tempat tidur. Dalam balutan kaus berlengan pendek yang kini melekat di tubuhnya, gadis itu sibuk menunggu.

Ya, mata seomi berkali-kali melirik ke samping dimana ponselnya tergeletak. Bahkan saat ia sesekali jatuh dalam lamunan, telinganya masih ia tajamkan. Menunggu nada getar terdengar dari benda pipih itu.

Sejak sekitar satu jam yang lalu, seomi  menanti balasan pesan dari taehyung. Panggilan mereka terputus tadi. Tepatnya setelah seomi mendengar teriakan samar 'angkat tangan' dari seseorang di seberang sana.

Seomi cukup tahu, itu adalah teriakan dari seorang polisi. Sesuai yang dikatakan oleh taehyung sebelumnya, bahwa ia dijebak dan berakhir dikejar oleh para aparat itu. Walau demikian seomi juga tahu taehyung akan pasti bisa mengurus mereka. Gadis itu hanya berbasa-basi, mengiriminya pesan yang berisikan pertanyaan apakah ia baik-baik saja.

Tapi sudah lebih dari satu jam berlalu. Entah kenapa berangsur rasa kekhawatiran mulai merasuki batin seomi. Resah karena taehyung belum juga memberikan balasan. Tidak lucu jika besok ia mendapati wajah taehyung terpampang di layar berita dengan borgol mengikat kedua tangannya.

"Aaaagh.." keluh gadis itu seraya berdiri.

Sedetik kemudian ia kembali menatap ponsel, lalu meraihnya dengan gerakan agak terpaksa. Tanpa babibu, tombol panggil ia tekan pada nomor telpon taehyung.
.

Hening

.

Beberapa detik berlalu, tak ada tanda bahwa panggilan itu diterima. Suara gadis operator memenuhi telinga seomi. Yang kemudian membuat gadis itu memutar bola mata.

'Tok.Tok.'

Suara pintu diketuk. Seomi melirik ke arah pintu kamarnya. Menatapnya malas dalam asumsi bahwa seomin tengah berdiri tepat dibalik pintu itu.

Sejenak menghela napas, langkah gontai kemudian seomi kerahkan menuju pintu. Tangannya lalu bergerak membuka knop.

Dan segera setelah pintu itu terbuka..

'Brugh!'

Sebuah pukulan keras, amat keras malahan. Mengenai tepat di bagian wajah seomi. Membuatnya terhuyung dan jatuh ke belakang. Bayangkan saja wajahmu dipukul oleh seorang petinju, begitulah kira-kira rasa sakit yang kini memenuhi wajah seomi. Hidungnya bahkan serasa patah.

Gadis itu meringis kesakitan. Kedua tangannya ia gunakan untuk membekap wajahnya sendiri. Sebuah cairan merah dirasakannya mengalir dan tersentuh di jemari tangan.

Beruntung seomi cukup kuat untuk masih tersadar. Pandangan kaburnya perlahan menjadi jelas saat matanya menangkap sosok yang berdiri tepat di hadapannya.

Seorang wanita dengan tampang angkuh berdiri di sana. Tersenyum menang menatap rendah ke arahnya.

"Anggap itu salamku, senang bertemu denganmu lagi, seomi-sshi."

×××××××

"Dia tidak mengangkatnya" ucap taehyung, menatap datar layar ponselnya.

Yoongi yang duduk berhadapan dengannya, tidak tahu harus bagaimana menanggapi situasi mereka sekarang.

"Dia menelponku beberapa menit lalu, dan sekarang ponselnya tidak aktif, kurasa gadis itu tertidur." jelas taehyung, memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Seragam sekolah masih belum lepas dari tubuhnya.

Psychoupple [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang