26

1.8K 143 3
                                    

Seomi Pov

Mayat itu benar benar kami serahkan pada para mafia. Tepatnya di tengah perjalanan kami kembali ke Seoul. Negosiasi itu terjadi begitu saja di pinggir jalan setelah taehyung menghubungi mereka.

Satu hal yang membuatku heran saat melakukannya adalah si bos mafia itu. Dia menerima mayat anaknya dengan wajah sama sekali tak menunjukkan rasa iba. Dia juga tak menyinggung masalah anak buahnya yang mati ditangan taehyung --entah sudah mengetahuinya atau belum---. Dunia macam apa ini sebenarnya ? orang itu bahkan sempat berterima kasih pada kami.

"Dalam tubuh shinhye ada kunci hartanya, apa lagi yang dipedulikan seorang kikir sepertinya" begitulah penjelasan taehyung padaku.

Baiklah lupakan itu.

Yang penting segalanya sudah tuntas sekarang.

"Kalian lega ?" taehyung bertanya.
Kami baru memasuki ibu kota. Tentu masih mengendarai mobil curian.

"Kau bilang itu hanya dua hari, tapi nyatanya ini berakhir pada hari ketiga" protes yoongi, lagi lagi dengan nada malasnya.

"Yayaya, tiga atau dua tidak jauh berbeda bagiku" ucap taehyung.
"Yang penting kalian puas selama waktu itu"

"Kau hanya memuaskan dirimu sendiri" sahut yoongi.

"Tidak, aku tau kau menikmatinya, hyung, sesuatu berubah setelah ini bukan begitu?"

Aku dan yoongi entah kenapa saling menoleh satu sama lain. 'Sesuatu'. Adalah kata yang seringkali membuatku membenci orang yang mengatakannya. Ada hal dibalik kata itu yang mengharuskanmu untuk menafsirkannya sendiri. Termasuk dalam kalimat taehyung barusan, apa maksudnya ?

"Aku tak mengerti maksudmu." yoongi berucap sebelum aku.

"Kau mengerti maksudku, aku yakin." balas taehyung lagi.
"Ngomong ngomong sebentar lagi kau akan sampai di tempatmu, seomi-ah, sudah siapkan dirimu untuk bertemu seomin?"

Taehyung beralih topik, aku sempat terdiam mendengar pertanyaannya.
"Kenapa aku harus bersiap ? Aku tidak akan peduli ocehan seomin begitu tiba nanti, aku punya fakta kuat untuk membuatnya terdiam, lihat saja" kataku kemudian.

"Uh-huh, jangan lupa siapa yang memberikan fakta itu padamu." balas taehyung.

"Ya, terimakasih untukmu." aku bernada datar.

Taehyung terkekeh dengan mendengar itu dariku. Entah dimana letak kelucuannya.

"Yaa, terimakasih kembali."

********

.

Sepuluh menit berlalu, taehyung memberhentikan mobil tepat di depan gedung apartemen tempatku tinggal. Aku menatap gedung itu beberapa lama sebelum turun. Rasanya seperti ada aura aneh di tempat itu.

Dapat dipastikan seomin akan menyambutku dengan ocehan menyebalkannya, ia pasti akan mengomeliku tentang dia yang mencariku kemana mana.

Aku turun dari mobil, menatap yoongi yang masih berada di dalam. Yoongi turut menatapku. Sorotnya seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi tertahan.

"Hey, ini ponselmu." suara taehyung mengalihkanku. Ia mengulurkan lengannya lewat jendela mobil, menyerahkan benda pipih itu padaku.

Aku menerimanya tanpa banyak bicara. Sebenarnya hampir lupa akan benda itu karna Taehyung menyitanya dariku selama 'tur menyenangkan' -nya.

Selanjutnya taehyung menyalakan mesin mobilnya. Bersiap meninggalkanku. Sementara itu mataku kembali beralih pada yoongi. Ia mengucapkan sesuatu tapi aku tak bisa mendengarnya.

Psychoupple [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang