"... Lalu aku akan menelepon polisi, dan kau hanya perlu melihat bagaimana jinhae diringkus oleh mereka"
Demikian ucapan taehyung. Lebih tepatnya adalah akhir dari rencana yang dibuatnya menggunakan seomin sebagai pemeran.
"Kau yakin aku tak akan terluka?" tanya seomin pelan. Masih cukup lemah untuk mengeluarkan suara.
"Oh ayolah, apa kau tidak mau berkorban sedikit saat perlu demi saudarimu?" jawab taehyung santai.
Seomin mendengus, dalam hati pikirnya keadaannya saat ini sudah cukup menjadi bukti pengorbanannya untuk seomi.
"Kita tak punya banyak waktu, seperti yang orang-orang ini katakan, seomi masih berada dalam ruang tawanan dan kita tidak tahu apa yang sudah wanita itu lakukan padanya. Jadi lakukan saja sesuai perkataanku, kau mengerti?" lanjut taehyung lagi, berbalik dari seomin bahkan sebelum namja itu memberikan reaksi.
Di dekat pintu, yoongi tengah bersandar memerhatikan mereka. Menunggu taehyung selesai dengan segala pernak pernik akalnya itu.
"Jika kau merasa takut sekarang maka silahkan lari, tapi jangan pernah berharap akan bisa menemui seomi lagi." taehyung mulai melangkah menuju pintu.
"Kajja, hyung." demikian kata terakhirnya sebelum keluar dari ruangan itu bersama yoongi. Meninggalkan seomin bersama para pria berbaju hitam yang selesai ia cuci otak mereka entah bagaimana.
***
"Kau yakin wanita itu tidak sedang memperhatikan kita?" tanya yoongi begitu keluar mengikuti taehyung.
"Ya, kita mendapat banyak informasi dari para bodyguard-nya, seperti kataku sebelumnya, ia tak punya kendali sama sekali atas gedung ini, sekalipun ada mata-matanya paling hanya sebatas pelayan kasino, selama kita tak mengambil jalur ramai, perjalanan menuju rooftop akan berlangsung mulus." jelas taehyung sembari terus melangkah.
"Tapi itu aneh"
"Apanya?"
"Fakta bahwa mereka takluk begitu saja di hadapanmu"
"Tidak ada yang aneh, tidakkah menurutmu aku hebat?"
Yoongi terdiam. Tak bisa menjawab iya. Tak bisa pula menjawab tidak.
"Kau terlalu khawatir." ucap taehyung kemudian. Masih berjalan sembari menatap lurus ke depan.
"Tidak, kaulah yang terlalu optimis." balas yoongi.
Mendengar itu taehyung justru tersenyum.
Lantas berkata santai, "Maka setidaknya itu berarti aku siap untuk hal terburuk."Ucapan itu tak urung membuat yoongi menghembus napas jengah. Memikirkan cara berpikir taehyung memang tak mudah baginya.
"Terserah apa katamu, aku hanya mengungkap pemikiranku tentang hal ini, akan buruk jika ternyata semuanya hanyalah jebakan dan seomi tidak berada di gedung ini sama sekali." yoongi berkata pelan. Derap langkahnya masih menyamai taehyung.
"Jangan begitu, hyung, apa kau berniat membuatku terintimidasi dengan tuturan pesimismu itu? Tenanglah, aku belum punya firasat bahwa kita akan mati."
Yoongi tak menjawab. Lidahnya enggan untuk balas berkata. Ia khawatir, sikap santai taehyung saat ini akan membawa dampak saat sesuatu yang buruk benar-benar terjadi nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychoupple [COMPLETED]
Fiksi Penggemar. Kau harus memilih satu diantara dua orang psycho, sedangkan kau sendiri juga seorang psycho. Lalu.. Terjebak dalam permainan gila dunia mafia, juga cinta. Tak ada jalan melarikan diri. . (𝐒𝐞𝐛𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐢𝐡𝐚𝐩𝐮𝐬, 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 �...