Sebuah tempat yang menjadi pusatnya perjudian. Gedung tinggi dengan corak putih itu akan terasa familier bagi mereka yang suka mengadu keuntungan dengan mengeluarkan sejumlah uang.
Kasino Paradise.
Tempat dimana para kebalhukum mencari ketenangan. Jangan tanya bagaimana taehyung bisa masuk ke tempat yang seharusnya tidak diperuntukkan untuk kaum pelajar itu.
Menyamar menjadi orang dewasa adalah salah satu keahliannya.
Taehyung tengah bersandar di sebuah tiang besar di lantai dasar. Pandangannya menatap pintu utama, sesekali mengitar was-was ke banyaknya kerumunan orang-orang yang tengah berjudi.
Ada yang berteriak nyaring begitu mendapat sebuah keberuntungan. Meraup koin-koin bulat berwarna- warni dari atas meja judi. Ada pula yang berteriak frustasi kala koin-koin miliknya habis diraup pemain lain.
Namun di lantai dasar ini, taehyung tak banyak menemui para pria berjas yang merupakan ikon orang kaya.
Kebanyakan di antara mereka hanyalah rakyat biasa, sejenis orang-orang tua yang malas bekerja, atau juga orang-orang yang kecanduan judi.
Saat taehyung melirik kembali pintu utama. Barulah dilihatnya seseorang yang telah lama ditunggu. Yoongi berjalan ke arahnya, berpakaian rapi dalam kemeja putih berbalut jas hitam yang nampak serasi dengan dasi merah cerah serta sepatu hitam mengkilat di kakinya. Dan ....
Namja itu tidak sendirian.
"Hyung? Kenapa.." reaksi taehyung sembari melirik ke arah orang lain yang berdiri di samping yoongi.
"Hai, aku seomin, senang bertemu denganmu lagi, taehyung-sshi" seomin dalam jas merah maroonnya dengan tenang menyapa taehyung.
"Kenapa kau di sini?" taehyung melontarkan tatapan mengintrogasinya.
"Tanyakan itu pada orang ini, aku tidak terlalu suka menjelaskan." jawab seomin.
Taehyung kembali melirik yoongi, meminta penjelasan. Sementara itu yoongi memunculkan senyum terpaksanya, menoleh membalas sorotan mata taehyung.
"Dia bilang ingin ikut mencari adiknya, jadi aku membawanya, lagi pula orang ini mengancam akan melaporkanku, jadi.."
"Tsk, kau pikir kami akan bermain-main untuk menemukan seomi ? Pulanglah, setidaknya jika kau masih cukup menyayangi nyawamu itu." ucap taehyung remeh, secara tersirat mengakui ketidaksukaannya pada seomin.
Seomin tersenyum.
"Taehyung-sshi, ....maksudmu aku yang saudaranya harus diam di rumah dan hanya menunggunya pulang sementara kalian bertindak seperti pahlawan untuk menyelamatkannya, begitu ?" namja itu menyipitkan salah satu matanya.
"Tidak tidak tidak, aku tidak bodoh, aku harus menyelamatkan seomi dengan tanganku sendiri, meskipun itu perlu membuatku terluka atau bahkan kehilangan nyawa." lanjutnya.
Taehyung diam. Masih dengan raut dinginnya. Cukup lama hingga berpaling dari wajah seomin.
"Kau cukup percaya diri huh ? Terserahlah, kita tak punya banyak waktu." katanya akhirnya.
"Ikuti aku hyung." ucapnya lagi lalu mulai melangkah, diikuti oleh yoongi, lalu seomin.
Digiringnya dua orang itu melewati meja-meja judi dengan kerumunan orang-orang, menuju sebuah lift.
Ketiga namja itu berjalan memasuki lift yang sedang lengang. Taehyung menekan tombol bernomor dua belas. Siap meluncur menemui si pembuat masalah yang mungkin tengah menunggu lama di atas sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychoupple [COMPLETED]
Fanfiction. Kau harus memilih satu diantara dua orang psycho, sedangkan kau sendiri juga seorang psycho. Lalu.. Terjebak dalam permainan gila dunia mafia, juga cinta. Tak ada jalan melarikan diri. . (𝐒𝐞𝐛𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐢𝐡𝐚𝐩𝐮𝐬, 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 �...