10. Night Mares

1.2K 66 0
                                    

Malam harinya aku terbangun, mimpi buruk itu selalu menggangu tidurku setiap malam, seperti tidak ingin melihatku tidur pulas hingga pagi.

Jika sudah seperti ini, sulit bagi ku untuk memejamkan mata kembali, paling yang ku lakukan setelahnya hanya berdiam diri di balkon hingga kantuk kembali menghampiriku. Jika kantuk tidak kunjung datang, maka mataku akan terus terbuka hingga menjelang pagi.

Setelah meminum air putih yang selalu ku sediakan di atas nakas, aku beranjak dari kasur ku membawa Mod dan tank rokok elektrik ku menuju balkon.

Di rumah, aku tidak mengonsumsi rokok batangan, tapi aku menggantinya dengan rokok elektrik yang baunya tidak begitu menyengat jika dibandingkan dengan rokok batangan.

Setelah menghisap tank yang berasa strawberry kemudian menghembuskan asapnya ke udara, maka rasa penatku seakan berkurang, bagiku rasanya seperti meminum alkohol, masalahku akan terasa hilang dan dibawa melayang namun yang ini dengan kedaan sadar.

Ku pandangi langit gelap di atas sana, mencoba mencari pencerahan dari langit gelap yang berhiaskan bintang. Namun semua itu tidak membuatku lebih baik, tapi malah membuatku semakin mengingat akan mimpi-mimpi burukku selama ini.

Akibat perceraian yang terjadi dua tahun lalu, aku harus berpisah dengan Ibuku yang saat ini berada di Singapura.

Ayahku egois, awalnya aku akan ikut bersama Ibuku atas kemauan diriku sendiri dan hak asuh yang ibuku dapatkan. Namun Ayah bersikeras mempertahankanku dengan melakukan segala cara agar aku tetap tinggal bersamanya.

Dan semua itu berhasil, hingga akhirnya aku harus berpisah dengan Ibu kandungku sendiri gara-gara keegoisan Ayahku. Semua kejadian itu yang merubah sikapku menjadi seperti sekarang ini, semangatku sudah hilang dengan kepergihan Ibu dua tahun lalu.

Rumah tidak bisa kugunakan untuk tempat mengadu, sekolah pun sama seperti itu. Ayah tidak pernah memberi kehangatan di rumah sebesar ini kepada ku, oleh karena itu aku memilih dunia luar dan dunia malam untuk tempat ku mencari keramaian yang tidak ku dapatkan di dalam rumah.

Perhatian Ayah seakan di rampas oleh pekerjaannya yang menyita waktu, untung Bi Asih masih setia kepada diriku sejak beberapa tahun lalu, sehingga masih ada orang yang peduli kepadaku walaupun itu bukan keluargaku sendiri.

Tidak terasa air mata sudah membasahi pipi ku sejak tadi, aku rindu Ibu, sepertinya semua kerinduanku hanya dapat kurasakan lewat mimpi burukku setiap malam. Rasanya ingin ku susul Ibu ke negeri tetangga itu, namun Ayah selalu melarangku.

Setelah perasaanku terasa lebih baik akibat tangisanku tadi, ku taruh rokok elektronik ku di atas meja, lalu kusandarkan kepalaku di sandaran kursi. Sepertinya kantuk ku mulai melanda, sehingga malam ini aku tertidur dibalkon dengan berselimutkan langit malam yang bertabur bintang.

***

Aku terbangun dengan posisi bersender pada sandaran kursi, setelah semalaman aku tidur di balkon, yang kurasakan saat ini tinggalah rasa nyeri yang terdapat di leherku.

Lalu ku regangkan otot-ototku yang semalaman tidak berubah posisi. Udara pagi ini sangat lah sejuk, membuatku ingin melakukan jogging untuk beberapa putaran saja. Tapi sepertinya tidak bisa, karena kamar ku yang berantakan sepertinya akan menahanku sampai nanti siang, sampai semuanya rapih kembali.

***

A

ku menghela napas lega, setelah melihat kamarku kembali dalam keadaan yang layak di sebut kamar, dibandingkan kemarin yang lebih layak di sebut kandang sapi.

Gwen (a story about bad girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang