14. Menghilang Di Hari Pertama

1K 64 0
                                    

"Nurut, kalo gak mau gue aduin soal ngerokok dan lo suka mabuk."

Ku dengar suara Kevin terkejut, aku langsung mengancamnya agar dia tidak memberitau masalah ini ke orang lain.

"Kalo itu kesebar, lo berdua pelakunya!"

"Lo cewek apa bukan si?" Kevin bertanya kepada ku dengan suara pelan dan masih dengan ekspresi tekejutnya.

"Lo buta gak si?" kubalas pertanyaan Kevin dengan pertanyaan lagi.

"Maksud gue, ngapain lo begitu-begituan Gwen."

"Bukan urusan lo!"

Aku berbalik badan, untuk menghindari pertanyaan yang membuat aku terpojokkan. Tapi masih dapat aku dengar suara Kevin yang sedang memanjatkan doa.

"Ya Tuhan, jauh kan aku dari spesies mu itu."

"Gue denger Vin."

***

Sudah cukup aku ditahan pada waktu istirahat tadi, jangan sampai waktu pulang pun aku di tahan lagi oleh kedua manusia itu.

Tapi aku harus berdecak kesal saat niat ku untuk pulang dan menghindari Zaidan malah di tahan oleh hujan deras yang tidak kunjung berhenti.

Dari pada menunggu hujan reda dikelas sehingga aku harus berhadapan dengan Zaidan dan Kevin, aku lebih memilih pergi ke basecamp untuk menghangatkan tubuhku di sana.

Aku merasa senang saat sampai di sana. Ada Dion, Randy, Anton, dan David sehingga aku memiliki teman ngobrol hingga hujan berhasil reda.

Di tengah suara hujan yang deras, David membuka obrolan diantara kami.

"Tumben istirahat gak keliatan?"

Oh iya aku lupa, sepertinya kali ini aku akan menceritakan kekesalan ku kepada mereka, kekesalan terhadap keputusan Pak Agus yang membuat ku tidak bisa berkutik bebas.

"Gue di sekap di perpustakaan."

"Di hukum lagi?" tanya Randy kemudian.

Aku mengangguk dengan tampang sedihku.

"Pak Agus buat keputusan, gue bakal di tutorin sama Zaidan sampe pekan ulangan selanjutnya."

Aku yakin mendengar kata 'di tutorin' pasti mereka sudah tau bahwa 'di tutorin' itu sama saja dengan hari-hari membosankan dengan belajar.

"Sekarang lo yang kena Gwen." Anton tertawa melihat ekspresi ku yang semakin melas.

"Emang lo pernah?" tanya ku.

"Bukan gue aja, tapi kita semua pernah."

"Kok kalian gak pernah keliatan di tutorin?"

"Ya karena tutor kita bisa disogok. Ya nganggepnya kita udah belajar, padahal belom."

"Lo sogok aja si Zaidan." kata Dion.

"Dia gak mau disogok."

"Ya itu artinya lo harus mau belajar tiap hari Gwen."

Mereka pun tertawa, seperti sangat senang melihat aku menderita.

"Anjing lo semua!" ucapku kesal.

Gwen (a story about bad girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang