Pagi yang cerah ini aku terbangun dengan semangat yang menggebu-gebu seperti biasanya. Aku terbiasa bangun pagi hari, karena orangtuaku terbiasa mendidikku untuk disiplin sejak kecil. Aku bergegas mandi dan bersiap-siap menuju butik kesayanganku. Setelah selesai aku turun untuk sarapan, disana sudah ada Daddy dan Mommy.
"Morning Dad,Morning Mom", aku mengecup pipi mereka seperti biasa.
"Morning honey", Daddy tersenyum kepadaku.
"Sarapan dulu sayang" , Mommy memberikanku sebuah piring.
Meskipun kami sangat berkecukupan, Mommy terbiasa menyiapkan sarapan untuk kami sekeluarga. Walaupun kami punya beberapa pelayan tapi untuk hal ini Mommy tak mau menggunakannya. Tak lama Pita turun dan bergabung bersama kami.
"Pagi semuanya" ,sapa Pita hangat dengan seulas senyum manis di bibirnya.
"Pagi adekku tersayang, ayo kita sarapan", aku mengacak rambut adikku gemas.
"Stop sister, nanti rambutku berantakan!", Pita menggerutu, dan kami tertawa.
Bahagianya aku punya keluarga seperti mereka. Setelah selesai sarapan kamipun langsung menuju aktivitas masing-masing.
***
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit,aku tiba di butikku yang berada di kawasan elite Jakarta. Letaknya sangat strategis walaupun agak macet. Seperti biasa aku datang lebih pagi dari yang lain. Security menyambutku dengan senyum dan mempersilahkanku masuk.
"Belum ada yang datang pak?" , tanyaku basa-basi kepadanya.
"Biasa non cuma non yang paling pagi" , ia sedikit meringis.
Aku pun masuk ke ruang kerjaku, yang selalu rapi tentunya. Hal pertama yang biasa aku lakukan adalah membuka laptopku dan memantau perkembangan fashion saat ini. Fashion saat ini sepertinya semakin lama semakin tak karuan tapi apa boleh buat itu yang sedang jadi trend saat ini. Akupun mulai mendesign sebuah baju yang mengikuti trend masa kini namun tetap terlihat mewah agar tak merusak citra butikku.
"Hmm, apa yang kurang ya?" , aku mengernyitkan dahiku melihat hasil karyaku pagi ini.
Ketika aku sedang berpikir keras ada seseorang yang membuka pintu dengan keras hingga membuyarkan konsentrasiku.
Brakkkkk!!!!!
Sontak aku pun melihat ke arah pintu dan disana ada sesosok perempuan memamerkan deretan giginya ke arahku.
"Ups, sorry ya gue ganggu lo" , ucap perempuan itu sambil menghampiriku.
"Gue kira siapa, baru mau gue semprot. Lo mah udah biasa kaya gitu." ,aku mendengus kesal.
Oh iya, aku perkenalkan dulu ya. Ini sahabatku, namanya Zara Audina. Sahabatku sejak kecil, kami merintis butik ini bersama. Karena kami punya hobi, kesukaan dan misi yang sama. Walaupun karakter kami sangat berbeda, tapi itu tak jadi penghalang untuk kami selalu dekat.
"Eh lo ngedesign model ini serius? Yang lagi ngetrend itu." , Zara mengambil hasil karyaku yang belum kelar.
"Iya tapi kok gue kurang srek ya, menurut lo apa yang kurang?" , tanyaku dengan wajah bingung.
"Iya masih keliatan pasaran, coba lo tambah aksen mewah deh biar gak kaya baju-baju di pasaran." , Zara memberi saran dengan detail, untuk hal ini dia memang ahlinya. Itu kenapa kami cocok.
Aku tersenyum dan mengacungkan jempol, tanda menyetujui usulnya. Aku pun melanjutkan karyaku. Zara tersenyum dan langsung menuju mejanya yang juga berada satu ruangan denganku. Zara juga tak kalah cantik denganku, cuma bedanya dia lebih ramah dari ku. Itu yang membuat banyak pria berani mendekatinya, kalaupun dia tidak suka Zara akan menolaknya dengan sangat halus. Tapi cerobohnya Zara itu yang selalu kukeluhkan. Zarapun tidak disiplin sepertiku, dan juga tidak perfeksionis. Tapi Zara sahabat terbaikku. Jangan pernah kalian anggap Zara sainganku ya, karena tak sedikitpun terlintas dibenakku.
***
Maaf ya baru sempet up lagi, semoga kalian suka ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tanpa Arah
RomanceKisah tentang seorang wanita yang mencintai seseorang yang sudah memiliki cinta. Cinta yang harusnya lebih besar dan lebih sempurna dari cinta wanita ini. Apakah wanita ini tega merusak cinta itu? Apakah seseorang itu juga mencintainya?