Kurang lebih pukul 22.00 kami selesai menonton bioskop. Adrian memintaku untuk pulang bersamanya, tetapi aku menolak karena tak enak hati. Aku tadi berangkat kesini bersama Zara, masa iya aku meninggalkannya pulang sendirian.
"Udah gapapa Tria, lagipula gue males nganterin lo pulang dulu atau harus ke butik lagi." Zara menjulurkan lidahnya.
Aku mendengus, "lo tuh ya, gue khawatir sama lo tapi lo malah gitu sama gue."
"Bercanda kali, baperan deh. Serius gue gapapa balik sendiri." Zara tertawa.
"Beneran nih? Yaudah gue balik ya. Duluan ya Zar,Den.." aku meninggalkan Zara dan Deni dengan lambaian tanganku.
Zara dan Deni menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan, tapi aku tak mau banyak berasumsi. Kugandeng tangan Adrian lembut menuju basement.
***
Hampir 1 jam aku baru tiba di rumah, karena jalanan ibukota cukup macet di malam minggu. Akupun langsung turun dari mobil setelah mengecup pipi Adrian.
"See you darling, I'll miss you soon." Adrian mengedipkan sebelah matanya genit.
"Oh my godness, masa iya udah mau rindu lagi." Aku tertawa renyah sambil membuka handle mobil.
Kalian pasti heran mengapa Adrian tak membukakan pintu mobil untukku seperti biasanya? Itu semua karena aku yang melarangnya ketika hendak melakukan itu. Aku hanya tidak ingin security di rumahku melaporkannya ke Daddy atau Mommy.
Aku diam sejenak didepan pagar rumahku, menunggu mobil Adrian beranjak dari sini. Kulambaikan tanganku, hingga tak tampak lagi mobil Adrian di pandanganku. Akupun langsung balik badan dan melanjutkan langkahku ke dalam rumah.
Oh, tapi tunggu. Daddy sudah berdiri tegap di hadapanku. Sejak kapan ia ada disana?
"Diantar siapa kamu Triana?" Daddy berkata dengan suara beratnya.
"Teman Dad, aku masuk dulu ya..." aku sedikit gugup.
"Itu pasti laki-laki yang kemarin. Daddy tau itu bukan Zara." Daddy masih mendesakku.
"Iya Dad itu laki-laki yang kemarin mengantarkanku." Aku pun menyerah.
"Bilang padanya, berlakulah lebih sopan. Kau punya orangtua, dan jangan sembarangan menurunkan anak perempuan orang di jalanan." Daddy sedikit menaikkan nada bicaranya.
"Dad, aku turun di depan rumah bukan di jalanan." Aku sedikit membela diri.
"Tetap saja itu tak pantas, kalau tetangga lihat bagaimana? Kau mau mempermalukan Daddy?"
"Aku tak pernah bermaksud seperti itu Dad."
"Sudah jangan banyak membantah, Daddy perlu tahu siapa laki-laki yang sedang dekat denganmu. Daddy juga harus memastikan, apa dia pantas dan baik untukmu." Daddy meninggalkanku setelah mengucapkan kalimat ini.
Aku menghela nafasku gusar, apa ini sudah waktunya aku mengenalkan Adrian kepada keluargaku? Akupun langsung melanjutkan langkahku dengan sedikit gontai menuju ke dalam rumahku.
Aku kira setelah berdebat dengan Daddy sudah cukup, tapi nyatanya belum. Mommy sudah berdiri manis ketika aku masuk ke dalam rumah. Dia menahanku dan sepertinya akan mengajakku berdebat lagi seperti Daddy.
"Triana Laksmita." Mommy tersenyum menyebutkan namaku.
"Yes Mom." Aku mencoba tersenyum.
"Kamu putri perempuan kami yang paling besar. Kamu pasti tahu bagaimana harus mencontohkan yang baik kepada adikmu."
"Aku selalu memberi contoh yang baik kepada Lupita." Aku buru-buru menyanggah omongan Mommy.
"Memberikan contoh yang baik dengan diantar oleh Pria dan ia menurunkanmu dijalanan?" Mommy menyudutkanku.
"Mom, kenapa kalian harus menyudutkanku? Ini cuma masalah kecil." Aku sedikit jengah.
"Kecil kamu bilang? Ini masalah harga dirimu sebagai perempuan, dan harga diri keluarga kita Triana!" Mommy membentakku.
Aku terkejut mendengar Mommy membentakku, hanya karena masalah yang menurutku tak terlalu besar. Aku mematung dan tangis menghiasi pipiku.
"Triana maafkan Mommy, Mommy hanya tak ingin kamu diperlakukan tidak baik oleh pria di luar sana. Kamu kebanggan kami dan harta yang paling berharga untuk kami. Percayalah nak, apapun yang kami lakukan untukmu semata-mata hanya untuk kebaikanmu." Mommy memelukku.
Aku terus menangis hingga tubuhku bergetar. Aku tak mengira akan berdampak sebesar ini. Mommy tak pernah membentakku sebelumnya, makanya aku bisa sesedih ini. Tapi aku sebenarnya membenarkan apa yang dikatakan Mommy. Mereka sangat menyayangiku, makanya mereka protektif kepadaku.
***
Sedih ya Tria sampai dibentak sama Mommynya 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tanpa Arah
RomanceKisah tentang seorang wanita yang mencintai seseorang yang sudah memiliki cinta. Cinta yang harusnya lebih besar dan lebih sempurna dari cinta wanita ini. Apakah wanita ini tega merusak cinta itu? Apakah seseorang itu juga mencintainya?