"Aku mencintaimu sayang, maafkan aku tak bisa berada di dekatmu saat ini. Sudah dulu ya aku mau meeting, love you. Sampaikan salamku untuk buah hati kita. "
Aku terhenti karena ucapan Adrian pada seseorang di sebrang sana. Seperti disambar petir aku mendengar ucapan Adrian. Adrian telah membohongiku, dan semua yang Deni sampaikan padaku benar adanya. Tapi tahukah kalian? Saat ini aku hanya bisa diam mematung tanpa menghampiri Adrian ataupun pergi darisana. Aku sangat terkejut hingga aku tak bisa berbuat apapun saat ini, tubuhku lemas.
Dan...
Sepertinya aku sudah tak kuat menopang tubuhku sendiri. Tiba-tiba semua mendadak gelap.
***
Aku membuka mataku dan kudapati sosok Adrian di sampingku. Raut wajahnya penuh kekhawatiran. Apa tadi aku bermimpi?
Ya sepertinya aku mimpi buruk. Syukurlah aku bisa bernafas lega saat ini.
"Triana maafkan aku, aku tak bermaksud membohongimu. Aku hanya tak ingin jauh darimu. " Adrian menatapku dalam dan menggenggam tanganku erat.
Ternyata tadi bukan mimpi, bodohnya aku. Ku alihkan pandanganku ke arah lain, tanpa menatap Adrian sedikitpun. Aku kecewa padanya, karena dia telah membohongiku.
"Triana, aku mencintaimu. " Adrian kembali mengatakannya lirih.
"Kau bohong Adrian, nyatanya kau telah membohongiku dan istrimu. Lelaki macam apa kau! " Aku membentak Adrian tanpa sedikitpun menatapnya.
"Aku tak bisa menahan rasa cintaku padamu Triana."
"Lalu kau jadikan aku pelampiasan keegoisan cintamu itu? " kusudutkan Adrian.
"Apa salah aku mencintaimu Triana? " Adrian memalingkan wajahku ke arahnya.
"Tentu salah, kau sudah memiliki cinta. Dan dengan teganya kau membuatku mencintaimu, egois sekali kau. "
"Aku memang egois tapi aku tak pernah bisa jauh darimu Triana. Apalagi kalau sampai harus kehilanganmu. Tak pernah kubayangkan itu, aku mohon biarlah kita tetap menjadi kita. Aku tahu kaupun mencintaiku Triana. " Adrian mencium tanganku.
"Aku tak mau jadi orang ketiga diantara kau dan istrimu. Lepaskan aku Adrian. " Aku menitikan air mataku.
"Aku tak akan melepaskanmu Triana!" adrian membentakku dan langsung mencium bibirku dengan kasar.
Dia memelukku erat dan mengunci tubuhku hingga aku tak bisa berontak sedikitpun.
"Adrian lepaskan aku! " aku menjerit tak karuan.
"Tidak akan sayang, sampai kau berjanji tak akan meninggalkanku. " Dia semakin kasar menciumiku.
Aku begitu takut akan tingkah Adrian yang semakin menjadi, aku takut dia berbuat hal yang tidak kuinginkan.
"Stop Adrian! Aku janji tak akan meninggalkanmu. " akupun menyerah.
Adrian perlahan menciumku lembut dan melepaskan pelukannya.
"Nah gitu dong, aku mencintaimu Triana. " dia kembali mengecup bibirku.
Dan aku hanya bisa menangis sekarang, aku tak tahu apa yang harus aku lakukan. Adrian benar-benar membuatku takut.
"Maafkan aku sayang tadi membuatku takut, aku sungguh mencintaimu. " Adrian memelukku lembut dan menenangkanku.
Entah kenapa isak tangisku perlahan mulai reda dan tak terdengar lagi. Aku menyandarkan kepalaku di dada bidangnya.
"Kau janji tak akan membuatku takut lagi? " aku memohon kepadanya.
"Janji sayang, asal kau jangan meninggalkanku. Mengertilah posisiku, kalau boleh memilih mungkin aku ingin bertemu denganmu lebih dulu. " Adrian membelai kepalaku lembut.
Adrianku kembali, dan dia kembali menyihirku. Aku nyaman sekali berada di dekatnya. Dia selalu bisa membuatku tenang, aku tak peduli dia milik siapa. Jangan bilang aku egois, karena aku hanya memiliki Adrian sedangkan ia memiliki aku dan istrinya. Aku hanya ingin bahagia, jangan dulu ganggu kebahagiaanku saat ini.
***
Haloooo, maaf baru up. Udah sebulan ya dari terakhir aku up...
Ampunnnnnn 😂
Aku abis pindahan dan sibuk banget, sekarang rumahku jauh dari kantor (curhat 😅)
Dan lagi banyak kerjaan, alhasil baru sempet buka wattpad deh. Semoga kalian maafin aku yaaa.
Selamat membaca, semoga suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tanpa Arah
RomanceKisah tentang seorang wanita yang mencintai seseorang yang sudah memiliki cinta. Cinta yang harusnya lebih besar dan lebih sempurna dari cinta wanita ini. Apakah wanita ini tega merusak cinta itu? Apakah seseorang itu juga mencintainya?