Zara mengajakku pulang, namun aku menolaknya. Aku jujur padanya kalau aku ada janji dengan Adrian malam ini, diapun mengerti. Waktu sudah menunjukkan pukul 18.00, artinya waktuku hanya ada 1 jam untuk bersiap-siap. Akupun menghampiri sudut ruanganku, yang terdapat lemari kaca berisi beberapa pakaian yang aku dan Zara buat. Aku putuskan untuk mengambil sebuah dress berwarna soft pink dan high hells dengan warna senada. Akupun langsung memakainya.
Gaun ini memang terlihat sederhana tapi kesan elegan tetap melekat, makanya aku memilih gaun ini untuk kukenakan. Karena aku belum tahu kemana Adrian akan membawaku. Aku hanya berusaha tampil secantik mungkin sesuai permintaannya. Aku hanya tak ingin membuatnya kecewa. Akupun memoleskan makeup di wajahku dan menata rambutku. Setelah itu aku pastikan lagi dengan bercermin. Aku rasa sudah cukup.
Kulirik jam yang ada di ruanganku. Sudah hampir jam 19.00 rupanya. Ternyata aku bersiap-siap cukup lama. Akupun bergegas mengambil tasku dan keluar dari ruanganku. Semua mata yang ada di butik tak berkedip memandangiku. Aku jadi merasa sedikit malu, apa ada yang salah dari penampilanku?
Akupun berdeham, " Ayu, ada yang salah sama penampilan saya?" Aku bertanya pada salah satu karyawanku.
"Tidak bu, ibu sangat cantik sekali." Jawabnya dengan nada polos.
"Lalu kenapa kalian memandangi saya seperti itu?" Aku sedikit heran.
"Kami kagum bu." Jawab Randy jujur.
Pipiku merona senada dengan blush on yang kugunakan. Aku hanya tersenyum dan langsung melangkahkan kakiku keluar. Pak Ahmad yang sedang berjaga di luar butik pun terkejut melihatku.
"Pak kenapa ya?" Aku melambaikan tanganku ke wajahnya.
"Oh, eh gapapa non. Tumben rapi sekali, ada acara ya?" Jawabnya sedikit gugup.
"Iya pak." Aku tersenyum dan berlalu.
Ternyata Adrian sudah menungguku, ia bersandar di depan mobilnya. Dia sedang melamun memandang ke arah jalanan. Aku tak memanggilnya namun aku langsung menghampirinya.
"Adrian." Aku memanggilnya ketika sudah berada di dekatnya.
Adrian terkejut dan menoleh ke arahku. Dia memandangku tak berkedip dan mulutnya sedikit terbuka.
"Kau cantik sekali Triana." Ia memujiku sambil terus memandangiku.
Aku tersipu malu, " Udah yuk jalan, nanti kemaleman."
Adrian menuntunku dan membukakan pintu mobil untukku. Dia mempersilahkanku untuk masuk. Dia memperlakukanku layaknya seorang putri.
***
Adrian membawaku ke sebuah restoran di pusat jakarta, tepatnya ke SKYE Bar and Restaurant. Pelayan langsung menyambut kedatanganku dan Adrian. Dia langsung menuntun kami ke sudut ruangan, bahkan tanpa bertanya sedikitpun.
Kalian lihat bukan ? Sudah ada meja yang disiapkan disudut ruangan dengan suasana sangat romantis dan ditemani pemandangan indah gemperlap ibukota. Aku sangat terkejut dan tak menyangka Adrian menyiapkan semua ini untukku. Untungnya aku tak salah kostum.
Adrian menarik bangku untukku dan mempersilahkanku untuk duduk, seperti adegan di film-film romance. Dan sekali lagi he treat me like a princess. Aku tersenyum bahagia, sangat bahagia. Adrian langsung duduk di depanku dan tersenyum hangat sekali. Dia memegang tanganku, akupun membiarkan dan menikmati semua ini.
"Apa kau bahagia?" Dia menatapku dalam.
Aku hanya bisa mengangguk dan tersenyum, karena jujur sebenarnya aku sangat terharu melihat apa yang sudah dilakukan Adrian untukku. Tak lama berselang pelayan yang tadi mengantar kami sudah membawakan hidangan yang sepertinya juga sudah disiapkan oleh Adrian sebelumnya. Hidangan khas spanyol tertata rapi di meja kami. Ketika aku sedang sibuk memperhatikan satu persatu makanan yang tersaji, tiba-tiba ku dengar suara musik klasik mengalun indah. Romantis sekali suasana malam ini, jantungku jadi berdebar kencang. Aku memandangi Adrian yang sedari tadi memandangiku. Tiba-tiba Adrian mengeluarkan setangkai mawar merah dari bawah meja dan memberikannya padaku.
"Would you be mine?" Pertanyaan manis itu dilontarkan langsung dari mulut Adrian.
Aku sempat terkejut dan tak menyangka akan secepat ini.
"Yes I would." Aku pun tersenyum.
Adrian tersenyum dengan memamerkan deretan giginya, dia tampak sangat bahagia. Setelah itu dia langsung bangkit dari tempatnya berdiri dan memelukku. Akupun membalas pelukannya. Lalu kami melanjutkan pelukan dengan berdansa sebentar. Setelah itu kami menikmati hidangan yang telah disediakan dengan pemandangan yang memang sudah tersedia. Sepanjang makan Adrian terus tersenyum sambil menatapku, akupun begitu. Kami seperti dua remaja yang baru jatuh cinta. Namun aku tak peduli, yang jelas aku bahagia...
***
Whoaaaa Adrian sweet banget yaaa 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tanpa Arah
RomanceKisah tentang seorang wanita yang mencintai seseorang yang sudah memiliki cinta. Cinta yang harusnya lebih besar dan lebih sempurna dari cinta wanita ini. Apakah wanita ini tega merusak cinta itu? Apakah seseorang itu juga mencintainya?