tujuh belas

448 38 2
                                    

Kami selesai makan malam kurang lebih sekitar jam 10, Adrian langsung mengantarkanku pulang. Adrian memaksa untuk menurunkan tepat di depan rumahku, dia bilang dia berhak untuk itu sekarang. Akupun akhirnya menyetujui. Kalian tau malam ini indah sekali, dan Adrian manis sekali. Akupun tak mengerti mengapa Adrian dengan mudahnya mencuri hatiku. Sedangkan, sejak beberapa tahun silam aku memutuskan untuk menutup diriku dan hatiku.

Rasanya perjalanan begitu cepat ketika bersama orang yang kita sayang. Ini terbukti, tiba-tiba aku sudah sampai dekat komplek rumahku. Akupun menunjukkan kepada Adrian letak pasti rumahku. Setelah sampai di depan rumahku Adrian menghentikan mobilnya, lalu ia turun dari mobil dan membukakan pintu untukku.

"Silahkan nona" dia mengulurkan tangannya mempersilahkanku.

Akupun tertawa melihat tingkahnya. Aku turun dari mobil dan menyambut uluran tangannya.

"Kamu gak mau mampir dulu?" Tanyaku ketika sudah turun.

"Gak deh, udah malam. Yang penting aku udah mastiin kamu sampai rumah." Ia tersenyum membelai pucuk kepalaku.

"Hmm, baiklah. Aku masuk dulu ya."

"Terimakasih yaaa.." Adrian memandangiku.

"Untuk?"

"Karena sudah mau menjadi wanitaku." Dia mengecup pipiku singkat.

Lagi-lagi aku dibuat terkejut, pipiku merona kembali untuk kesekian kali. Akupun langsung bergegas masuk ke dalam rumah.

Sepertinya orang-orang di rumahku sudah terlelap, karena sunyi ketika aku memasuki rumah. Aku tadi memang sudah mengirimkan pesan singkat kepada Daddy dan Mommy memberitahukan bahwa aku pulang malam karena ada janji makan malam. Untungnya mereka tak bertanya lebih jauh lagi. Aku masih belum siap memperkenalkan Adrian rasanya.

***

Hari ini hari sabtu, biasanya aku malas ke butik saat weekend. Tapi entah kenapa, hari ini aku memutuskan untuk pergi ke butik hari ini. Sepertinya energi positif yang Adrian berikan padaku selalu bisa menyihirku.

Aku berpenampilan lebih santai pagi ini. Aku memakai celana jeans destroy, tanktop putih dan jaket broken pink untuk melengkapinya. Tak lupa kupakai sneakersku berwarna putih.

Aku merasa lebih muda dari usiaku pagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku merasa lebih muda dari usiaku pagi ini. Ku ikat rambutku, karena terlalu repot jika aku harus menatanya dengan penampilanku pagi ini.

Setelah selesai aku langsung bergegas turun untuk sarapan. Seluruh keluargaku sudah ada di meja makan, akupun langsung menghampiri mereka memberikan senyum manisku.

"Pagi Mom,Dad,dan adikku tersayang." Aku mengecup singkat pipi adikku.

"Pagi kak, kakak senang sekali kayanya hari ini?" Pita memperhatikanku.

Aku hanya tersenyum, dan langsung meneguk segelas susu yang sudah tersedia di hadapanku.

"Kamu diantar siapa tadi malam Triana?" Daddy menginterogasiku.

Ini alasanku kenapa menolak Adrian menurunkanku depan rumah, karena akan dengan cepatnya Daddy dan Mommy tahu.

"Sama teman Dad, kemarin kan aku gak bawa mobil." Jawabku singkat.

"Tumben kamu gak bawa mobil sayang?" Mommy ikut menimpali.

Ah Tuhan, kenapa harus sedetail ini sih.

"Lagi males aja Mom." Aku tak punya jawaban lain.

"Kata security laki-laki yang mengantarkanmu, kalau memang dia pacarmu cepat kenalkan pada kami." Daddy tanpa basa-basi mengatakan itu.

Aku hanya bisa diam, rasanya aku memang belum siap. Untuk mengenalkan Adrian pada orangtuaku. Adrian memang punya yang semua orangtua idamkan untuk jadi menantunya, tapi entah kenapa aku masih ragu untuk mengenalkannya. Aku perlu mengenal lebih jauh sosok Adrian, baru aku berani membawanya kehadapan orangtuaku.

Aku selesaikan sarapanku dengan cepat, dan aku langsung berpamitan untuk bergegas menuju butik.

"Sisy wait" Pita memanggilku.

"Why honey?" Aku menoleh.

"Aku nebeng ya, mobilku sedang ada kendala di bengkel." Pita menunjukan puppy eyesnya.

"Ayo cepat, kutunggu di mobil ya."

Pitapun mengangkat kedua ibu jarinya, dan langsung menyelesaikan sarapannya.

****

up sambil lazy day nih , semoga sukaaaa 😍

Cinta Tanpa ArahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang