2 • Kenapa cewek itu ribet

177 14 3
                                    

                    Setelah mengantarkan Kalya pulang. Arendo tidak mampir kemana-mana, dia langsung pulang ke rumahnya yang tak jauh dari rumah Kalya. Hanya butuh waktu 3 menit kini Arendo sudah berada di halaman rumhanya. Dia memarkirkan motor itu di depan rumahnya. Tidak langsung dia masukkan karena nanti motornya masih dipakai untuk membeli sesuatu di minimarket. Arendo melepas helm yang ia kenakan. Lalu memasuki pintu rumahnya yang bercat abu-abu. Rumahnya 2 lantai tidak terlalu besar tetapi simpel dan juga rapi, menambah kesan elegan pada rumah itu.

"Assalamualaikum..." Arendo memberi salam pada Mamanya yang masih berada di dapur. Mendengar ucapan salam dari anaknya, Mirna langsung mematikan kompor dan menuju ruang tamu menemui anaknya.

"Wa'alaikumussalam." Arendo mencium tangan Mamanya. "Kok baru pulang Ren, ada acara apa?"

"Tadi ekskul basket, trus mampir ke Gedung Merpati Ma." Jawabnya pelan, terlihat jelas dari muka Arendo bahwa dia saat ini kecapaian.

"Loh kamu ikut basket? kan Mama udah bilang sama kamu. Kalo mau jadi atlet Mama memang izinin kamu. Asalkan kamu ikut satu cabor. Kan kamu udah fokus ikut bulu tangkis. Kenapa masih ikut basket. Kayak kamu bisa bagi waktu aja?!" omel Mirna. Dia memang tidak suka dengan anaknya yang terlalu banyak mengikuti kegiatan apalagi olahraga yang butuh banyak latihan. Sebenarnya dia senang anaknya gemar olahraga karena itu baik untuk pertumbuhan dan kesehatannya tapi kalo untuk olahraga yang banyak cabangnya Mirna tidak setuju. Nanti bukanya sehat malah sakit karena kecapaian.

"Tadi Veda minta tuker sebentar, jadi Veda gantiin Arendo ekskul bulu tangkis, trus Arendo gantiin Veda main basket." Ucapnya lalu duduk di sofa.

"Terus ke gedung kamu ngapain." Tanyanya lagi.

"Biasalah Ma main, lagipula ini bukan pertamanya kan Arendo ke gedung. Biasanya Arendo juga sering ke Gedung buat olahraga." Mirna mengangguk mendengar penuturan dari putra bungsunya itu.

"Kamu capek kan, kamu mandi sekarang aja. Mama udah siapin makanan kesukaan kamu." Ucapnya pada Arendo. Makanan kesukaan Arendo adalah jamur. Tapi kali ini Mirna memasak sup jamur. Pas lah untuk suasana malan yang dingin.

"Iya Ma." Arendo pun memasuki kamarnya yang tidak jauh dari ruang tamu.

•••

Kalya membuka pintu rumahnya, dan benar saja Mama dan kakaknya belum pulang. Lantas dia melangkahkan kakinya ke kamar. Meletakkan tasnya di meja belajar, lalu berjalan ke kamar mandi yang ada di kamarnya. Dia menyalakan shower, hanya butuh waktu sepuluh menit untuk menyelesaikan ritual mandinya. Lagipula ini sudah malam takut masuk angin kalau kelamaan mandinya.

Dia memakai baju tidur berwarna biru muda dengan gambar doraemon. Kalya adalah seorang perempuan yang menyukai warna biru. Tidak semua barangnya berwarna biru, dia bukan lah seorang yang maniak akan apa yang disuka.

Dia keluar dari kamar, cacing-cacing di perutnya sudah protes minta makan. Kalya buka tudung saji, hanya ada nasi sepiring. Lalu dia membuka kulkas yang berada di sisi kanan dapur, tidak ada, isinya hanya air mineral dan beberapa kue. Tidak ada bahan masakan.

Mungkin nasi goreng adalah menu yang tepat karena di dapur hanya ada, bawang merah&putih serta bumbu-bumbu lainnya. Setelah memakai celemek berwarna kuning itu, tiba-tiba pintu rumahnya terbuka.

Nampaknya Dewi Fortuna sedang berpihak kepadanya, Dina ibunda Kalya pulang dengan dua kantung keresek yang ada di tangannya. Bisa ditebak itu pasti adalah makanan. Dina memberi salam lalu berjalan ke meja makan yang tidak jauh dari dapur dan meletakkan keresek itu ke meja.

"Kamu, masak Kal." Dina berucap, sadar anaknya menggunakan celemek.

"Niatnya sih gitu, tapi karna Mama udah dateng bawa makanan. Yaudah ngga jadi hehe." Kalya tersenyum bahagia, merasa menang banyak. Kresek itu dibuka dan isinya Martabak telur dan bakso. Sungguh menggoda selera di udara malam yang dingin ini.

Deportes✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang