Setelah menerima pesan dari Resta, Arendo langsung membereskan barang-barangnya. Arendo dengan santai mengemasi barang yang ia bawa. Sementara Kalya, gadis itu malah terlihat panik. Kalya mondar-mandir sambil memegang ponselnya. Hal itu nampaknya disadari oleh Arendo.
"Elo kenapa Kal?"
Kalya menoleh lalu menggeleng. "Nggapapa kok."
Arendo menautkan dahi, merasa belum puas dengan jawaban itu. "Serius nggapapa? Kenapa muka lo panik kayak gitu? Apa ada hal penting?"
"Oh ini, gue ada perlu sama temen gue untuk reuni SMP, tapi dia malah offline, hapenya gue telpon juga ngga aktif."
Cowok itu mengerti. Dia bangkit berdiri dengan menggendong tasnya. "Jadi ikut, kan?"
"Iya, jadi."
Sebelum pergi mereka berdua berpamitan dahulu pada Dina dan Irha. Setelahnya, cowok itu menuju pekarangan untuk mengambil motornya itu. Kalya memperhatikan motor yang Arendo naiki beda dari biasanya, dia kini membawa motor vixion berwarna putih.
"Ayo Kalya." Seru Arendo, sembari memasangkan helm ke kepalanya.
Kalyala Laksana : Felix boleh minta tolong ngga? Tolong kamu ke kafe Bintang sekarang, aku juga ada di situ.
Gadis itu mengantongkan kembali ponselnya itu ke saku celana jin-nya. Udara malam ini terasa dingin, untung saja ia memakai sweter dan celana jin panjang. Rambutnya ia gerai, Kalya memperhatikan Arendo yang masih fokus menyetir. Dadanya terasa sesak, semoga semuanya baik-baik saja.
Motor Arendo berhenti saat lampu rambu berwarna merah. "Udah lama gue ngga dinner bareng Resta, selama ini kita juga jarang ketemuan. Gue seneng banget Kal, bisa ketemuan sama Resta." Ucap Arendo, pancaran kebahagian itu terus terlihat di wajahnya.
Dada Kalya terasa semakin panas. Bukan karena Arendo yang senang bertemu dengan Resta, tapi bagaimana perasaan bahagia Arendo saat ini yang nanti akan mendapatkan pernyataan pahit dari Resta. "Oh ya Ren? Beruntung banget dong."
Motor itu melaju lagi membelah jalanan kota, hanya butuh waktu beberapa menit, motor Arendo sudah terparkir di kafe.
Kalya turun dari motor Arendo. "Elo masuk aja Ren, gue masih nungguin temen gue." Sambil melepaskan helm berwarna biru itu.
"Kalau gitu duluan ya Kal." Cowok itu meleset meninggalkan Kalya yang masih berdiri di samping motornya.
Jari Kalya mengetikkan pesan di ponselnya, mengirimkan pesan untuk seseorang.
Gadis itu meletakkan helm-nya pada motor Arendo, ia merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel.
Felix Alkarino : Elo dimana?
Pesan singkat dari Felix, lalu jarinya mengetikkan balasan.
Kalyala Laksana :Langsung masuk aja Fel, gue lagi di parkiran.
Setelah memencet ikon send, Kalya memasukkan kembali ponselnya ke saku celana. Dia meleset menuju dalam kafe, malam ini pengunjung kafe sangat ramai. Hilir mudik pelanggan pada pintu kafe tak kunjung sepi. Gadis itu celingukan mencari keberadaan Felix, saat pandangannya jatuh pada tempat duduk lesehan, orang yang ia cari di situ.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deportes✓
Novela JuvenilBersekolah di sekolahan bertaraf internasional, dengan disandingkan oleh siswa-siswi intelektual. Membuat Arendo semakin dewasa dan mengubah persepsinya. Arendo menyadari bakat para temannya dalam bidang olahraga. Berbagai kejuaran telah...