21 • Itsme Kalyala

113 5 0
                                    

                Kalya meghela napas ringan, meletakkan kembali buku mitologi yang dia baca. Ia tidak tahu kenapa dia sangat gemar ke toko buku untuk membeli novel. Membaca itu simpel lalu manfaat yang didapatkan banyak. Namun tergantung juga pada buku yang dibaca, jangan bilang jika buku yang dibaca itu menyesatkan atau hanya akan membawa dampak negatif saja. Pelajaran matematika dan fisika itu melelahkan, nah jadi membaca adalah alternatif Kalya untuk menghilangkan penat.

Banyak orang yang berdumel tentang sebuah kepastian. Terutama para remaja cewek yang berdumel ketika gebetannya tidak memberi kepastian atau digantungin. Hingga kebanyakan orang memproklamirkan bahwa dirinya menyukai ilmu pasti seperti matematika.Namun entah kenapa Kalya lebih menyukai ilmu tidak pasti seperti; Sejarah, Sosiologi, Ekonomi, dan macam ilmu tidak pasti lainnya. Baginya jika dibandingkan dengan kehidupan nyata, itu sudah berbeda konteks.

Pertanyaannya kenapa saat ini Kalya memilih jurusan MIPA di sekolahannya? Sepertinya sudah jelas, bahwa Irha, Papa Kalya mengharapkan anak bungsunya itu masuk perguruan tinggi bidang IPA. Jika Rika, sang kakak mengambil fakultas MIPA maka Irha mengharapkan fakultas yang Kalya masuki nanti tidak berhubungan jauh dengan Kalya, yaitu fakultas teknik.

Semenjak itu Kalya jadi sering berpikir jurusan teknik apa yang cocok untuk hobinya ini. Ya, Kalya lumayan menyukai menggambar, walaupun hasilnya absurd. Lantas apakah dia harus megambil jurusan teknik arsitektur. Sepertinya itu tidak mungkin menggaris saja masih sering belepotan tidak lurus, bagaimana dia akan mendesain sebuah bangunan?

Hingga lambat laun, Kalya menyadari itu semua bukanlah dirinya. Itu bukan ambisi atau cita-citanya. Tujuannya adalah Fakultas Ilmu Budaya jurusan Arkeologi. Ya, itu jurusan anak IPS, namun tidak ada kata terlambat. Saat ini dia masih kelas 11, masih banyak waktu untuk dia belajar materi IPS tanpa meninggalkan materi di kelasnya. Selanjutnya tugas lainnya adalah membujuk sang Papa untuk mengizinkannya mengambil jurusan Arkeologi.

•••

Papan ujian, benda yang menjadi alas kertas ujian. Benda yang Kalya letakkan di rak buku, yang jarang sekali dia urus. Hingga debu-debu halus dan sarang laba-laba menyelimutinya. Tapi sekarang rupanya sudah tidak. Kemarin gadis itu membersihkan papan ujian itu karena hari ini dia gunakan untuk UTS. Kalya saat ini tengah memasukkan papan ujian, kartu ujian, dan beberapa alat tulis lainnya ke dalam tas merah marunnya. Semalam dia lupa untuk menyiapkannya.

Dina dan Irha sudah berangkat setelah adzan subuh, sedangkan Rika sudah berangkat pukul tiga dini hari. Saat ini Kalya benar-benar sendiri, tidak merasa takut justru Kalya merasa senang. Itu artinya dia dapat melakukan sesuatu sesuka hatinya tanpa ada yang melarang. Meski masih ada Om Muklis dan keluarga Arendo yang mengawasinya, tapi setidaknya orang yang sering mengomelinya kini tidak satu kota dengannya.

Dengan menggendong tas, gadis itu melangkahkan kakinya keluar rumah menuju garasi. Orang tua Kalya menghimbau agar gadis itu berangkat sekolah naik grab, tapi menurutnya itu terlalu boros dan kurang praktis. Akhirnya dia memutuskan untuk membawa motor sendiri. Perlu diingat guys, Kalya sudah belajar mengendarai motor sejak kelas 6 SD bersama Pak leknya di Yogyakarta. Tapi orang tua Kalya belum mengizinkan gadis itu mengendarai sepeda motor. Sebenarnya bukan apa-apa sih, tapi Kalya jika mengendarai motor itu suka lupa rem. Orang yang pernah diboncengin Kalya, pasti setelah turun dari motor akan bilang 'habis senam jatung'.

Gadis itu mengambil motor matic yang ada di garasi untuk dia pakai ke sekolah. Kalya dulu sewaktu belajar mengendarai sepeda motor sebenarnya menggunakan motor bergigi tapi anak itu suka lupa kalau ada tikungan nambah atau ngurangi porsenel. Setelah melajukan motornya keluar pekarangan rumah. Kalya berangkat terlalu pagi, alasannya adalah untuk menghindari tilangan polisi, mengingat Kalya yang umurnya belum genap 17 tahun dan belum mempunyai KTP apalagi SIM.

Deportes✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang