30 • Jalan-jalan

68 3 0
                                    

                "Killa, anak Mama cantik banget." Teriak Karina melihat anak putrinya yang rapi memakai seragam sekolah dengan rambut dikepang, tak lupa jepitan rambut yang melekat di rambutnya. Terlihat semakin cute.

"Yang dandanin Kak Kalya." Sambil menarik tangan Kalya. Semalam Kalya tidur bersama Killa di kamarnya. Ketika bangun melihat gadis kecil itu yang sibuk memilih jepitan rambut, membuat Kalya gemas untuk mendandani gadis kecil itu. Ia juga yang memandikan Killa.

Saat ini Kalya duduk di meja makan dengan memakai kemeja putih kedodoran, celana jin abu-abu dengan model sobekan. Rambutnya ia gerai dengan poni yang dia sampingkan. Beruntung kemarin ia membawa sepasang baju di tasnya.

"Ren, semua barang-barang udah kamu kemasi?"

"Udah Kak, kemarin aku kesini juga ngga bawa banyak barang." Tangannya mengambil secentong nasi putih.

Vano sudah rapi dengan pakaian kerjanya, lelaki itu bekerja di bidang Informasi dan Komunikasi. "Baju gue lo bawa aja gapapa Ren." ucapnya, lelaki itu memang akrab dengan Arendo, meski jarak umur mereka 10 tahun. Tapi Arendo menganggap Vano seperti sahabatnya.

"Nanti aku sama Kalya nganterin Killa ke sekolah, setelah itu langsung pulang aja Kak, ngga balik dulu kesini." Killa sudah memasuki Pendidikan Anak Usia Dini atau biasanya disingkat PAUD.

"Loh kenapa? Apa ngga lebih baik pulang ke sini dulu aja, terus baru balik ke Bandung. Ya kan, Kalya?" Kirana melirik ke Kalya.

"Kalya sih nurut aja Kak, kan aku cuman nebeng Arendo."

"Kak minta brokolinya." Gadis kecil itu duduk di samping Kalya, meminta disuapi.

"Iya ini dimakan dulu." Tangannya menyodorkan sesendok nasi dengan telur.

"Kita berdua masih ada urusan Kak di Bandung, ah pokoknya bulan ini lagi sibuk-sibuknya." Cowok itu menerangkan dengan sendok yang masih ditangannya.

"Sekarang aja lagi mikirin sibuk. Kemarin ngapain lo pake acara kabur segala." Celetuk Vano membuat Karina terkekeh sementara Kalya malah melotot.

Arendo mendengus. "Kemarin lagi kangen sama Killa."

"Halah alesan."

Arendo bangkit berdiri, setelah sebelumnya ia meminum segelas air putih. "Udah, Kalya, Killa udah selesai kan? ayo kita kesekolah Killa."

"Kamu masih ingat kan Ren sekolahan Killa?" Karina memastikan karena sudah lama Arendo tidak berkunjung kesini.

"Masih lah Kak."

"Killa ambil tas kamu, ayo kita berangkat."


Killa duduk di depan Arendo, anak kecil memang lebih suka duduk di depan pengemudi ketika naik motor. Kalya duduk di belakang, mengagumi indahnya pemandangan kota Bogor. Kalya jarang sekali pergi ke Bogor. Hanya sekali, ketika ia kelas 6 SD sewaktu study tour. Terlalu sibuk mengamati jalanan, membuatnya tidak tersadar jika sudah sampai di depan yayasan yang mengasuh serta mendidik Killa.

Motor cowok itu berhenti, Kalya yang tersadar langsung turun dari kendaraan itu. Arendo menurunkan Killa. "Killa selamat belajar ya, jangan nakal." Pesan Arendo yang seperti pesan orang tua ketika mengantar anaknya ke sekolah.

"Jangan kaget, kalo nanti pas kamu pulang Om Arendo sama Kak Kalya udah ngga ada di rumah. Soalnya kami udah pulang." Kalya duduk sambil mengusap kepala gadis itu.

Deportes✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang