Tepat pukul tiga dini hari, kereta yang mereka tumpangi tiba di Jogja. Dari awal mereka sudah sepakat untuk naik kereta, meski mereka harus ke Jakarta dahulu untuk naik melalui stasiun Pasar Senen. Kalya sudah meminta Paklek-nya untuk menjemput, jadi tidak perlu kerepotan mencari kendaraan di pagi itu. Setibanya di kost-kostan buleknya yang mumpung saat itu ada kamar kosong, mereka langsung dipersilahkan untuk istirahat.Lima orang untuk ke kost cowok Felix, Arendo, juga ketiga sahabatnya. Lalu ke kost cewek 3 orang, Kalya, Discha, dan Mauren, gadis itu sengaja ikut karena ajakan Veda.
Mereka hanya istirahat sebentar karena setelah adzan subuh berkumandang mereka harus menunaikan ibadah salat subuh. Arendo berdecak kagum dengan daerah istimewa ini, maysarakat yang terkenal ramah dan sopan. Suasana masjid yang sejuk, membuatnya langsung nyaman dengan suasana baru ini. Sesekali Arendo menyapa ketika berpapasan dengan jamaah masjid, bahkan ada yang mengajaknya mengobrol.
Arendo kembali ke kamarnya bersama Veda, Angkasa, dan Felix. Justin masih tertidur di atas kasur, Arendo melepas peci dan sarungnya lalu kembali merebahkan tubuhnya di kasur yang kebetulan dia seranjang dengan Felix.
"Gue denger elo jadi founder organisasi olahraga di sekolahan lo?" Felix membuka suara.
"Iya, dan itu gue terinspirasi dari elo." Sambil menyungingkan senyumnya.
"Loh kok bisa?" Felix terlihat tidak percaya.
"Kalya sering cerita ke gue soal elo. Gue kagum sama organisasi di sekolahan lo, meski di SMK tapi bisa maju apalagi sampai membawa nama baik sekolah. Perihal seminar di OSIS, serta semua kegiatan lo di organisasi."
"Gue bahkan ngga nyangka bisa seberani itu. Dan yah, semua udah terjadi."
•••
Pagi harinya setelah sarapan mereka bersiap untuk melakukan kunjungan pada universitas-universitas yang berada di daerah ini. Mulai dari perguruan tinggi negara, swasta, kedinasan, hingga sekolah vokasi. Selain mereka, banyak juga yang melakukan kunjungan universitas ada yang kunjungan resmi ada juga yang tidak seperti mereka.
Kunjungan resmi, diadakan di ruangan juga ada sambutan dari pihak universitas. Mereka yang melakukan kunjungan tidak resmi mungkin hanya melihat-lihat daerah kampus.
"Gue pengen kuliah di situ Ren." ucap Kalya ia menunjuk tugu bertuliskan Fakultas Ilmu Budaya.
"Aaminn." Arendo mengamini, cowok itu selalu berdiri di belakang Kalya.
"Elo kapan nyusul? Jangan bingung, kelamaan bingung itu ngga enak tau."
"Nyusul apa?"
"Milih jurusan yang lo minati."
"Oii! Udah belum ngobrolnya? Mau pindah fakultas sebelah nih." Teriak Veda, mereka pun menoleh.
"Ya udah ayok."
Fakultas ekonomi bisnis adalah kunjungan mereka selanjutnya, Mauren adalah siswa kelas IPS bisa dibilang vocation goals, gadis itu memang sudah ngebet ingin mengambil jurusan ekonomi bisnis, jadi beruntung sekali tidak perlu lintas jurusan seperti Kalya. Peluang Mauren lolos SNMPTN ada, dengan SBMPTN juga lebih mudah karena dia akan memilih soshum yang notabenya selalu ia pelajari di kelas.
"Gue juga pengen lintas jurusan." Celetuk Veda."Ternyata jurusan anak IPS keren-keren juga." Ucapnya saat memasuki Fakultas ISIPOL, lalu melihat kelas untuk jurusan Hubungan Internasional. Jurusan yang bisa dibilang sangat berkelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deportes✓
Teen FictionBersekolah di sekolahan bertaraf internasional, dengan disandingkan oleh siswa-siswi intelektual. Membuat Arendo semakin dewasa dan mengubah persepsinya. Arendo menyadari bakat para temannya dalam bidang olahraga. Berbagai kejuaran telah...