34 • Privat

75 5 0
                                    

                Tidak terasa lusa adalah UAS, ujian terakhir di semester ini. Semua siswa mempersiapkan dengan belajar lebih giat dari hari sebelumnya, sebagai evaluasi nilai UTS yang buruk. Seperti halnya dengan Kalya, gadis yang kemarin mendapat nilai D dalam mapel matematika itu dengan rajin berlatih soal tes.

Tidak sendiri, seperti yang dijanjikan dulu bahwa Arendo akan membantu Kalya menaikkan nilainya. Hingga saat ini Kalya berada di rumah Arendo, cowok itu dengan sabar memprivat Kalya terutama materi hitungan. Buku-buku ternama milik Arendo berceceran di ruang keluarga, sudah hampir tiga jam mengajari Kalya matematika hingga mengupas lupas secara detail.

Arendo menghela napas panjang. "Sekarang tutup buku matematika lo, cukup untuk materi matriks, limit, turunan, dan integral."

Dengan wajah yang sudah komuk Kalya menurut, ia menutup semua buku dengan cover matematika itu.

"Keluarin semua buku fisika, sama yang gue pinjemin ke elo kemarin."

"Yahh, cuman gue bawa yang ini." Ujarnya dengan muka memelas.

Arendo meringis, mengacak rambutnya frustasi. "Ya udah kita belajar ini aja dulu. Kita langsung latihan soal aja, ini yang halaman 12, contohnya ada di atas dan ini rumusnya." Sambil menerangkan ia menunjuk buku yang berisikan soal latihan fisika.

Gadis itu memandangi buku tulisnya, wajahnya terlihat serius tapi kebingungan. "Masih bingug Kal?" ucap Arendo kala ia mengamati ekspresi Kalya.

Kalya mengangguk.

"Jadi itu yang ditanya, Pdisipasi rumusnya Vefektif*Iefektif*Cos teta. Nah biar lebih mudah kan cos teta itu sama dengan r/z(hambatan/impedansi) jadi lo pakai gini aja. Pdisipasi=Vefektif*Iefektif*r/z."

kalya mulai mengerti, perlahan ia mencoba mengerjakan soal rangkaian listrik bolak-balik itu mulai dari tegangan maksimum hingga pdisipasi. Pelajaran yang biasanya dia tinggal tidur di kelas kini telah berhasil memporak-porandakan pikirannya.

"Nah kalo impedansi itu akar r pangkat 2 ditambah xl-xc pangkat 2."

Menunggu Kalya selesai mengerjakan, Arendo membaca buku novel karya Rick Riordan yang ia pinjam dari Kalya kemarin.

"Udah nih." Kalya menyerahkan bukunya, Arendo meneliti satu persatu dari mencari tegangan maksimal hingga pdisipasi.

Arendo tersenyum, lalu manggut-manggut. "Udah bener, udah paham kan?"

Kalya hanya mengangguk lemas. "Udahan ya hitung-hitungannya."

"Boleh, sekarang kita belajar teori atom aja gimana?"

Kalya pasrah.

"Teori atom Dalton, sebelum ada teori atom Dalton, Demokritus sudah menjelaskan bahwa atom merupakan partikel terkecil yang tidak bisa dibagi lagi. Contohnya gini nih Kal, kalo lo punya kapur trus lo tumbuk-tumbuk hingga halus, sampe ngga bisa halus itu artinya sudah mencapai atom. Tetapi penemuan demokritus itu belum ada eksperimen atau sebatas wacana. Lo tau tahu kan bukber wacana? Ending-nya ngga jelas. Jadi teori atom pertama yang diakui adalah teori atom Dalton."

Menjeda sebentar, lalu melanjutkan lagi. "Dalton mengemukakan model atomnya yaitu sebagi berikut, atom adalah partikel terkecil penyusun unsur yang mirip bola pejal, bersifat identik, dan tidak dapat dibagi lagi. Lo tahu kan bola pejal? Padat , ngga bisa dibagi lagi."

Deportes✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang