Setelah bel pulang tadi berbunyi, para siswa pun berhamburan keluar kelas. Dengan tujuan masing-masing yang berbeda. Entah itu langsung pulang, ekskul, atau sekadar wifian di rungan SMA yang terdapat jaringan wifi. Berbeda dengan Arendo, cowok itu sedang ada pertemuan dengan siswa kelas 10 yang ingin bergabung dengan ekstrakulikuler bulu tangkis. Seharusnya pertemuan ekskul bulu tangkis dilaksanakan hari Selasa kemarin. Tapi saat itu Arendo sedang ada keperluan sehingga harus diganti hari ini.
Arendo berjalan sendirian menuju lapangan indoor, ketiga sahabatnya tidak ikut. Karena mereka bertiga beda cabor. Angkasa ketua ekskul voli, Justin ketua ekskul futsal, dan Veda ketua ekskul basket. Saat sampai di lapangan indoor, ternyata tidak ada seorang pun. Ya, pertemuan masih dua puluh menit lagi. Namun Arendo sudah tiba duluan, baginya tidak apa menunggu. Daripada mereka yang harus menunggu, hitung-hitung sebagai ganti karena dia telah merubah jadwal pertemuan secara tiba-tiba. Sebagai ketua tentu dia merasa tidak enak.
Rubik, itu adalah penyelamat kebosanannya. Dia mengambil benda kubus berwarna-warni itu dalam tasnya. Arendo duduk di kursi dekat meja tenis. Kemampuanya berman rubik, memang patut diacungi jempol. Dia belajar dari Papa sewaktu masih kelas 5 SD.
Menit demi menit telah berlalu, tanpa Arendo sadari sudah ada Mauren dan beberapa siswa kelas 10 pun berada di lapangan indoor ini. Mereka duduk lesehan. Arendo menghampiri mereka, terdapat 16 siswa kelas 10 yang mengikuti ekskul yang dia ketuai ini. 10 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Masih mending daripada tahun Arendo kelas 10 kemarin yang hanya diiuti 10 siswa.
"Ren!" Mauren melambaikan tangannya saat melihat Arendo dari kejauhan. Arendo mendekati mereka.
"Udah lama kalian disini? Kok ngga ngomong sih?" ujarnya, mereka duduk bersila dengan melingkar. Arendo ikut duduk di samping kelas siswa kelas 10.
"Lo-nya serius banget main rubik sampe ngga nyadar kalau kita udah dateng."
"Ngga kedengeran soalnya."
"Haii adik-adik,," sapa Arendo dengan ramah, disambut senyum para adik kelas. "Sebelumnya saya ingin meminta maaf karena pertemuan yang seharusnya hari Selasa harus diganti hari ini. Ya karena hari selasa saya sedang ada keperluan jadi diganti hari ini."
"Iya Kak, tidak apa." Jawab salah satu adik kelasnya itu.
"Langsung saja ya. Nama saya Harlan Arendo Winarka, seperti yang kalian ketahui saya adalah ketua ekskul bulu tangkis. Saya dari kelas XI MIPA 2, kalau ada kepentingan bisa langsung datang ke kelas saya." Arendo memperkenalkan diri.
"Nah kalau saya Mauren Carelina dari kelas XI IPS 1, sekarang giliran kalian yang memperkenal diri. Di mulai dari kamu." Mauren memperkenalkan diri, lalu menunjuk pada seorang cowok bertas hitam.
Cowok itu menegakkan badan, "perkenalkan nama saya Alvareza dari kelas X MIPA 3." Setelah itu pada siswa selanjutnya. "Nama saya Milkalia dari kelas X MIPA 1."
Hingga terus bergilir mereka memperkenalkan diri.
"Hari ini kita belum mulai kegiatan esktrakulikuler karena akan dilaksanakan setiap hari Rabu, sekarang kita membentuk kepengurusan kecil untuk ekskul ini, agar mudah untuk di koordinasi. Cukup wakil ketua dan humas saja karena ketua sudah saya, dan sekretaris Kak Mauren"
"Nah kalau gitu ada yang mau jadi wakil dari Kak Arendo." Ujar Mauren.
Salah satu dari mereka pun mengangkat tangan, "Saya kak."
"Yups oke, jadi wakil ketuanya Alvareza. Lalu yang berminat menjadi humas?"
"Saya Kak." Seorang siswa bernama Vikenzou itu mengangkat tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deportes✓
Teen FictionBersekolah di sekolahan bertaraf internasional, dengan disandingkan oleh siswa-siswi intelektual. Membuat Arendo semakin dewasa dan mengubah persepsinya. Arendo menyadari bakat para temannya dalam bidang olahraga. Berbagai kejuaran telah...