12 • Pakai Perasaan

111 6 0
                                    

                Hari-hari yang seperti biasanya kini sudah berlalu, hari dimana dua remaja itu survei ke rumah seluruh siswa di kelasnya. Berbagai pengalaman dapat mereka ambil hanya dari berkunjung ke rumah temannya itu. Untuk lebih dekat dengan seluruh teman sekelas. Juga agar tidak salah memilih kandidat tepat untuk mendapatkan beasiswa. Setelah mensurvei seluruhnya dan berunding, akhirnya mereka sepakat untuk memilih 4 siswa itu; Andara, Rizky, Devan, Karin.

Masih pagi, Arendo memasuki ruangan kelasnya. Wajahnya sedikit lesu, terlihat kecapaian. Mungkin karena survei 32 rumah yang membuatnya kelelahan. Arendo adalah tipekal cowok yang tidak suka meninggalkan pelajaran ditambah tanggung jawabnya sebagai ketua kelas. Jika dia masih kuat untuk mengikuti pelajaran maka dia tidak akan izin tidak masuk. Lagipula lelah yang dia alami ini mudah hilang.

Hendak menduduki kursinya yang berada di samping Veda, namun segera dia urungkan saat melihat Kalya menduduki kursinya dengan menghadap ke belakang. Veda juga berada di samping Kalya menghadap ke belakang. Dan di belakang ada Justin dan Angkasa. Mereka berempat fokus pada benda persegi yang berada di tengah, itu adalah ponsel Veda.

"Eh kampret ini yang warna merah punya gue, kenapa lo mainin geblek." Celetuk Justin, matanya masih fokus pada ponsel itu. Sedangkan Angkasa terlihat menggaruk-garukkan kepalanya.

"Ngga sengaja njir, gemes gue kalau liat dadu. Pengen segera mainin." Tukas Veda setelah aksinya tadi memainkan token merah milik Justin.

"Kalau liat Mauren lo juga gitu? Pengen segera mainin. Seharusnya tuh pengen segera halalin dulu trus baru mainin." Justin sewot.

"Njirr,, Pikirian lo ngeres mulu."

"Ngga ngeres bego, gue cuman ngasih saran."

"Lo kira nikah tuh segampang main Ludo." Celetuk Veda dengan nada yang meninggi

"Daripada cuman baperin cewek mulu."

"Kalau gue baperin cowok nanti dibilang homo."

"Yes mati lo Justin, baru tau rasa gue caplok kembali ke kandang." Kalya berucap dengan tangan yang gemas menyentuh layar ponsel milik Veda. Saat ini dia berhasil mengembalikan token Justin kembali ke asalnya.

"Eh, kampret lo Kal. But no problem yang lo caplok itu juga baru lewatin beberapa base. Yes dan sekarang gue lagi ngocok dadu." Justin tidak terlihat kalah meski baru saja token di terlempar ke kandang lagi. Kini giliran dia mengocok dadu lagi.

"Yey enam, haha gue keluar kandang ye." Justin kegirangan.

"HUAAAAAA! Kurang ngajar lo Justin ini udah jalan jauh banget malah lo tendang lagi ke kandang." Kalya berteriak histeris.

"Yey and the winner it's me." Teriakan Justin saat dia berhasil memasukkan ke empat miliknya ke dalam kotak ludo yang di tengah.

"Males ah, udah gue ngga mau main." Kalya cemberut lalu meninggalkan kursi yang dia duduki.

"Cewek mah gitu, kalau main pake perasaan giliran kalah ngambek." Celetuk Justin.

"Ngga ngambek, tapi gue capek main sama lo semua."

Ternyata mereka berempat tadi tengah bermain Ludo King dengan hasil akhir Justin pemenang pertama, Veda pemenang kedua, dan Angkasa pemenang ketiga, lalu Kalya menjadi loser. Melihat Kalya yang sudah tidak lagi menduduki kursinya maka Arendo bergerak menduduki kursinya.

Deportes✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang