Upcara bendera hari Senin ini akan dilaksanakan lima menit lagi. Semua siswa sudah berbaris rapi di barisan kelas masing-masing. Para guru, karyawan dan petugas upacara dari organisasi Paskibraka juga sudah siap di tempat. Arendo terlihat gelisah saat mengetahui salah satu dari teman sekelasnya belum tiba di lapangan upacara. Di kelas tas Kalya belum ada, itu tandanya dia belum berangkat atau malah tidak berangkat. Namun jika tidak berangkat kenapa surat izin belum datang, atau jika orang tua Kalya sedang sibuk lalu tidak bisa membuat surat izin, kenapa Kalya tidak izin lewat pesan.
Arendo masih melemparkan pandangan ke sekitarnya, mencari gadis itu.
"Dis, lo ditelpon atau di WA gitu ngga sih sama si Kalya?"
Diska yang sedang merapikan topinya itu menoleh, "gue ngga dikabarin tuh."
Arendo mengigit bibir bawahnya, saat setelahnya ia tertoleh mendapati seorang gadis yang tadi dia cari tengah berlari tergopoh-gopoh dengan dasi yang berantakan dan topi yang dipakai miring. Napasnya tersenggal-senggal karena sehabis lari, dia menunduk meletakkan kedua telapak tangannya di lutut, seperti orang rukuk saat solat.
"Terlambat lagi lo." Tukas Justin, Kalya yang masih menunuduk seperti rukuk itu menoleh. Melemparkan tatapan tajam walau mata besarnya tertutupi rambut yang menempel karena keringat.
"Berdiri aja deh Kal, atur napas lo." Arendo menarik tangan Kalya dan menegakkan punggung gadis itu.
"Gue tadi bangun kesiangan." Celetuk Kalya, semalam setelah bersama kakaknya makan nasi padang, sampai di rumah pukul 11 padahal biasanya gadis itu tidur pukul 9 malam.
"Kapan elo bisa bangun kepagian." Celetuk Veda.
"Sini gue benerin dasi lo." Discha meraih kerah Kalya dan merapikan dasi berwarna abu-abu itu.
Arendo memperingatkan kepada teman-temannya untuk diam, karena upacara bendera akan segera dimulai.
•••
Pak Rustam meminta Arendo selaku ketua kelas untuk menhampiri beliau setelah upacara di ruang guru. Pak Rustam adalah wali kelas XI MIPA 2, beliau meminta Arendo untuk menemuinya karena ada hal yang ingin disampaikan. Yaitu Arendo ditugaskan untuk memilih 4 temannya yang kurang mampu untuk mendapatkan keringanan biaya dari sekolahan.
Arendo dibuat bingung, dia memang sudah akrab dengan teman-temannya, tetapi untuk masalah ekonami keluarga teman-temannya dia belum tahu. Di kelas juga tidak terlalu kentara perbedaan status ekonomi mereka. Veda sebenarnya mampu tapi dia suka maling pulpen itu salah satu contohnya. Jika Arendo salah memilih kandidat yang akan mendapatkan keringanan biaya maka kasihan orang yang seharusnya mendapatkan.
"Minggu ini jadwal wakil ketua kelas siapa sih?" teriak Risa dari tempat duduknya yang berada di depan meja guru.
"Minggu kemarin Kainan berarti minggu ini Kalya." Jawab Discha, memang wakil ketua kelas di kelas XI MIPA 2 tidak tetap, karena setiap minggunya akan diganti segara bergilir menurut nomor absen mulai dari Andara sampai dengan Zidan, namun giliran tidak berlaku bagi pengurus kelas lainnya seperti bendahara, sekretaris, dan seksi-seksi.
Contohnya bendahara, jika giliran jatuh ke bendahara maka langsung loncat ke absen setelahnya karena bendahara sudah punya tanggungjawab sendiri. Kebetulan hari ini jadwal Kalya, dia cuman anggota kelas yang tidak punya jabatan jadi dia berhak mendapat giliran menjadi wakil ketua kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deportes✓
Novela JuvenilBersekolah di sekolahan bertaraf internasional, dengan disandingkan oleh siswa-siswi intelektual. Membuat Arendo semakin dewasa dan mengubah persepsinya. Arendo menyadari bakat para temannya dalam bidang olahraga. Berbagai kejuaran telah...