Hari ini adalah hari perayaan ulang tahun sekolah, berbagai acara telah disiapkan oleh pengurus OSIS. Antusiasme warga sekolah patut diacungi jempol, tukang kebun pun ikut hadir dalam acara tersebut. Panggung sudah digelar di lapangan sekolah, digunakan para siswa yang ingin menampilkan bakat meraka.
Malam ini Kalya akan berangkat ke sekolah untuk acara tersebut. Namun tidak menggunakan pakaian seperti yang Discha contohkan. Ia cukup memakai sweter rajutan berwarna abu-abu dan celana jeans hitam. Jika Kalya punya pacar atau gebetan, mungkin dia kan pergi bersamanya. Tapi faktanya Kalya jomblo. Sore tadi Felix bilang jika di SMK ada acara juga, daripada Kalya naik bus lebih baik dia nebeng Felix.
Dia keluar dari rumah, Kalya tersenyum tipis saat melihat Felix sudah ada di atas motornya sambil tersenyum.
"Udah siap?"
Kalya naik ke atas motor cowok itu. "Udah."
Wajah Kalya malam ini terlihat sangat ceria, udara di luar tidak terlalu dingin. Rasanya suasana malam ini sangat nyaman. "Kenapa senyam-senyum lo?"
"Nggak."
"Dasar anak muda! Gue rasa lo lagi bahagia?"
"Iya lah begek, kalau lagi sedih ngapain gue senyum kek gini."
"Bahagia kenapa?"
"Karena someone." Kalya cekikikan, Felix hanya mendengus.
"Udah nyampe, nanti kalau pulang telpon gue ya." Motor Felix berhenti di gerbang SMA, dari luar saja sudah terlihat ramai.
Kalya berlari ke tempat panggung berada, sedari tadi ia mencari keberadaan Discha. Namun tak kunjung ditemukan,ia celingukan seperti anak kecil mencari Mamanya.
"Kalya!!" Discha berseru, Kalya menutup telinganya. Dilihatnya Discha dengan dress selutut berwarna coklat klasik.
Senyum Discha memudar. "Yah Kalya, elo kok pakai celana sih."
"Terserah gue." Tukasnya, mereka mengamati beberapa penampilan di panggung. Dari ekskul band, dance, kabaret, teater, dan penampilan tamu undangan.
"Aduh Kal." Wajah Discha terlihat menahan sesuatu, "Gue ke toilet sebentar ya. Lo tetap di sini ya, awas lo jangan ngilang." Tidak ada jawaban dari Kalya, gadis itu hanya mengangguk.
Kalya tidak duduk di kursi penonton, ia berdiri dari kejauhan di tempat yang lumayan sepi. dia malas jika harus berdempetan dengan banyak orang.
"Hai semua, kali ini kita sambut penampilan dari kelas XI MIPA 2. Arendo Winarka tapi kali ini dia ngga sendiri deh, karena ada yang nemenin." Suara mc di atas panggung, lalu mendapat sorakan dari para penonton.
Mata Kalya membulat, saat Arendo menaiki panggung dengan Resta berada di belakangnya. Mereka duduk, Arendo memetik gitar. Dia mulai bernyanyi, menyanyikan lagu Zayn Malik yang berjudul Dusk Till Down. Resta juga ikut bernyanyi, membuat jantung Kalya rasanya ingin mencelos keluar.
Udara dingin nyatanya tak mampu menenangkan pikiran Kalya, kepalanya berkecamuk. Perlahan air matanya turun. "Kalya lo ngga boleh nangis, lo ngga berhak nangis." Kalya terus berguman.
Namun air mata gadis itu terus saja menetes, mata dan hidung Kalya memerah. Air mata sial ini terus saja menetes.
"Lo ngga seharusnya sesedih itu." Sesorang berucap di belakang Kalya, gadis itu menoleh ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deportes✓
Teen FictionBersekolah di sekolahan bertaraf internasional, dengan disandingkan oleh siswa-siswi intelektual. Membuat Arendo semakin dewasa dan mengubah persepsinya. Arendo menyadari bakat para temannya dalam bidang olahraga. Berbagai kejuaran telah...