Sesampainya di sekolah banyak sekali siswa yang berkerumun untuk melihat anggota Bangtan, jarang sekali melihat mereka datang ke sekolah bersama-sama dan tentu para wanita memanfaatkan kesempatan itu dengan baik.
Namun ketika melihat Jimin, mereka tentu memandangnya heran. Banyak yang tidak mengenal siapa namja mungil yang terlihat manis tersebut, namun bagi yang mengenal Jimin tentu sangat terkejut melihatnya datang bersama anggota Bangtan.
Setelah mereka semua turun dari mobil dan mulai memasuki gerbang sekolah. Jungkook sudah diantarkan ke sekolahnya dengan selamat.
Jimin sangat risih menjadi pusat perhatian seperti itu. Dia yakin setelah ini kehidupannya di sekolah akan sangat berbeda dari pada sebelumnya.
Taehyung yang melihat gelagat tidak nyaman Jimin segera merangkul pundaknya.
"Jangan terlalu dihiraukan. Biarkan saja mereka." Taehyung melihat banyak siswa yang berbisik satu sama lain, mungkin menanyakan siapa Jimin yang tiba-tiba bersama mereka.
"Aku tidak suka menjadi bahan perhatian seperti ini. Rasanya sangat tidak nyaman, Tae."
Taehyung sedikit terkejut mendengar nama panggilannya. Ia senang Jimin tidak bersikap formal lagi padanya.
"Aku senang kau tidak bersikap formal lagi pada kami Jim." Seokjin yang memang mendengarkan percakapan mereka mengelus rambut Jimin dengan lembut.
"Eh?" Jimin menatap Seokjin dengan heran.
"Kau baru saja memanggil Taehyung dengan sebutan Tae." Seokjin tersenyum.
"Eh.. Ah itu.." Jimin terlihat salah tingkah dan itu sangat menggemaskan di mata mereka. Jimin perlahan-lahan menunjukkan sikap aslinya yang hangat dan manis.
"Tidak apa. Kami memang sudah sangat menginginkan dirimu menghentikan segala keformalitasan pada kami. Jadi panggillah kami dengan sebutan hyung oke?"
"Baiklah.. Hyung." Jimin menyerah dengan tameng yang ia buat sendiri. Entah mengapa ia mulai merasa nyaman berada di tengah-tengah mereka. Apakah untuk kali ini saja Jimin bisa berharap bahwa ia akan menemukan kebahagiaan di dalam hidupnya?
Setelah mereka semua berpisah untuk memasuki kelasnya masing-masing. Jimin masuk kelasnya dengan tenang, namun seketika kelasnya menjadi riuh dengan bisikan-bisikan. Dia tidak menghiraukannya, toh itu memang sudah biasa baginya.
"Jimin. Sejak kapan kau menjadi salah satu anggota Bangtan?" salah seorang teman sekelasnya bernama Hyomi bertanya. Jimin sedikit heran, pasalnya selama ini dia memang tidak pernah diajak berbicara oleh teman sekelasnya sama sekali.
"Aku bukan salah satu anggota mereka." jawab Jimin datar.
"Kau tidak perlu berbohong, Jimin." Hyomi menegaskan perkataannya.
"Aku sama sekali tidak bohong."
"Halah. Kemarin saat kau izin pulang ketua OSIS kita mengatakan kau adalah bagian dari Bangtan."
"Apa?" Jimin menatapnya terkejut. Sejak kapan ia masuk ke dalam kelompok mereka?
"Kau mendengarku Jim. Namjoon ketua OSIS dan juga ketua Bangtan kemarin memberi pengumuman di kelas ini, ia bilang kau adalah anggota mereka jadi tidak ada yang boleh mengganggumu."
"Aku tidak pernah merasa masuk ke kelompok mereka."
"Well, aku tidak terlalu peduli masalah itu."
"Lalu kenapa bertanya padaku?"
"Kalau kau anggota Bangtan, pastinya punya nomer hp mereka bukan? Aku hanya ingin meminta nomer hp Kim Taehyung."
KAMU SEDANG MEMBACA
You Never Walk Alone√
Fanfiction[Completed] Jimin selalu sendirian dalam hidupnya, ia tak pernah menerima kasih sayang baik dari orang tua ataupun orang-orang di sekelilingnya. Namun kehidupannya berubah ketika ia mengenal Taehyung dan ke 5 sahabatnya, mereka membuat hidupnya leb...