Jimin tersenyum melihat pemandangan indah di hadapannya, dimana keenam anggota bangtan berkumpul bersama usai upacara penerimaan siswa baru.
Benar, Jungkook sekarang sudah resmi menjadi murid kelas satu di Seoul High School. Membuat formasi bangtan kini lengkap, dan semuanya sedang dilanda euforia kebahagiaan penyambutan si termuda.
"Jimin, ayo ke sini! Kenapa malah berdiri di sana?" Hoseok yang menyadari Jimin mengambil jarak dari mereka pun menghampirinya, kemudian menarik lengan yang lebih mungil untuk bergabung bersama yang lain.
"Hari ini masih bebas dari pelajaran, bagaimana jika kita menghabiskan waktu di kantin sebelum diperbolehkan pulang nanti?" ajak Taehyung yang merangkul pundak Jungkook.
"Ayo!" mendengar kantin, Seokjinlah yang paling bersemangat menyetujui dan berjalan mendahului adik-adiknya.
Yang lain hanya bisa geleng-geleng kepala kemudian tanpa diperintah, ikut menyusul pemuda tersebut menuju kantin. Dengan celotehan riang sepanjang jalan. Banyak sekali murid-murid yang memperhatikan, para siswi yang mencuri-curi pandang, ataupun para siswa yang merasa iri, seperti biasanya. Tapi satupun anggota bangtan tidak ada yang terusik, anggap saja dunia hanya milik mereka.
Sesampainya di kantin, Seokjin sudah selesai memesan makanan untuk mereka semua dan sekarang tengah duduk santai sambil melambai pada para sahabatnya yang lain.
"Hyung, jalannya cepat sekali sih!" Jungkook memprotes saat menempati satu bangku di samping sang kakak, hanya dibalas dengan kekehan. Semuanya ikut duduk mengelilingi meja yang sudah dipilih oleh Seokjin.
"Jimin, kenapa sedari tadi diam saja? Saat upacara Jungkook pun, kau menjauh dari kami. Ada masalah?" Namjoon bertanya, membuat yang lain ikut mengalihkan pandangan pada Jimin, kecuali Yoongi.
"Tidak ada, hyung. Aku hanya merasa senang saat kita sudah bisa lengkap seperti ini." dengan senyum yang diukir tulus, juga nada lembut, Jimin mencoba untuk bersikap biasa. Walau sebenarnya, entah mengapa ia merasa ada sesuatu yang membuatnya risau.
Perasaan 'tidak pantas' bersama anggota bangtan kembali mendera hati Jimin. Entah karena saat ini Jungkook sudah menyusul mereka, delikan dari murid lain saat berjalan bersama bangtan tadi, atau dorongan dari dirinya sendiri yang merasa seperti itu. Ia benar-benar tidak mengerti.
"Benar?" Yoongi ikut menoleh dan menatap Jimin penuh curiga.
"Benar, hyung." Jimin kembali meyakinkan. Dan bersyukur saat melihat pesanan makanan sudah sampai sehingga perbincangan dihentikan, kemudian mereka memilih untuk menikmati makanan masing-masing.
-----
Di hari kedua, semua anggota bangtan khawatir akan Jungkook yang mungkin akan lama beradaptasi dengan lingkungan pertemanan barunya. Taehyung melapor pada yang lain ketika sedang berkumpul di kantin, bahwa anggota termuda mereka itu terlihat gugup sekali saat mengenalkan diri di kelasnya.
"Bagaimana kau bisa tahu Jungkook gugup? Kalian tidak mungkin sekelas kan?" tanya Namjoon.
"Tadi aku sedang ada jam kosong, hyung. Karena tidak ada kerjaan jadi aku pergi ke kelas Jungkook untuk melihat keadaannya."
"Mengintip maksudmu?" Jimin terkekeh pelan. Membayangkan saat pemuda jangkung itu mencoba intip-intip pada kelas Jungkook.
"Ya, benar begitu sih." Taehyung menunjukkan cengiran polosnya.
"Kali ini Jungkook pasti mampu mendapatkan teman baru." ucap Yoongi tiba-tiba.
Belum sempat ada yang membalas, Jungkook terlihat menghampiri mereka bersama seorang pemuda yang lebih pendek darinya, kemudian berseru dengan riang "Hyungdeul~~"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Never Walk Alone√
Fanfiction[Completed] Jimin selalu sendirian dalam hidupnya, ia tak pernah menerima kasih sayang baik dari orang tua ataupun orang-orang di sekelilingnya. Namun kehidupannya berubah ketika ia mengenal Taehyung dan ke 5 sahabatnya, mereka membuat hidupnya leb...