Jimin melamun sepanjang perjalanan menuju Daegu, cerita masa lalu Yoongi yang ia dengar dari Namjoon benar-benar memenuhi benaknya.
"Yoongi berasal dari keluarga berada, ayahnya memiliki perusahaan yang cukup sukses di Daegu. Sejak kecil kakak dari Yoongi-lah yang dituntut untuk meneruskan perusahaan jika ayah mereka pensiun. Min Seojun namanya, ia sangat menyayangi Yoongi, maka dari itu ia rela menyerah akan mimpinya sendiri agar Yoongi bisa mencapai apa yang diimpikan.
"Sejak kecil, Yoongi bercita-cita menjadi musisi. Karena cita-cita tersebut, ayah mereka membedakan kasih sayangnya. Lebih memilih untuk membanggakan sang kakak, namun Yoongi tidak apa, karena ia masih memiliki kasih sayang dari ibu dan juga kakaknya. Semua berubah ketika Seojun-hyung kecelakaan dan mengalami kelumpuhan pada kakinya.
"Sejak saat itu Yoongi-lah yang ditekan agar mau menjadi penerus, setelah melalui berbagai macam perdebatan, pada akhirnya ia menyerah dan mengikuti keinginan sang ayah. Dengan syarat ia ingin bersekolah di Seoul dan terpisah dari mereka untuk sementara waktu. hari di mana aku bertemu Yoongi adalah saat ia sedang mencoba untuk merelakan impiannya."
Jimin menghela napas, ia mengingat momen di mana Yoongi sedang melamun di dekat sungai Han saat itu. Hatinya merutuki perkataan yang sempat ia lontarkan pada pemuda bermata sipit tersebut.
"Jim, jangan melamun terus, tidak baik." Hoseok menepuk pundak Jimin,
"Aku hanya kepikiran Yoongi-hyung." Jimin berucap lirih.
"Yoongi sudah sering bertengkar dengan ayahnya sejak dulu, sudah sering melanggar aturan-aturannya, tidak menuruti permintaannya untuk kembali ke Daegu, ia orang yang kuat Jim. Hati Yoongi itu kuat, semua akan baik-baik saja." Hoseok merangkul Jimin saat pemuda mungil tersebut masih menunjukkan kekhawatiran di wajahnya.
"Hyung, apa ayah Yoongi-hyung keras seperti ayahku?" Jimin tidak bisa menahan keinginan untuk bertanya.
"Sepertinya begitu. Walau Yoongi tidak bercerita semuanya, namun kami tahu, jika ia sampai harus pulang ke Daegu itu artinya ibu dan kakaknya sedang dalam ancaman. Ayah Yoongi sering mengancam akan menceraikan ibunya dan menikahi wanita lain jika ia tidak mau menurut." jelas Hoseok, sedang anggota bangtan yang lain hanya mendengarkan.
"Sampai begitu?" Jimin terkejut mendengar penjelasan itu.
"Benar, pernah ayahnya berselingkuh dengan seorang janda yang memiliki anak lelaki lebih muda dari Yoongi, dan sempat mengancam akan menceraikan istrinya kemudian menikahi wanita itu, serta menjadikan anaknya sebagai pewaris. Itulah alasan Yoongi akhirnya menurut, ia bukan gila harta, namun tidak ingin membuat ibu serta kakaknya menderita." kali ini Namjoon yang menjelaskan, karena Hoseok terbawa perasaan hingga air matanya terjatuh.
"Kami mengingat sekali, hari di mana Yoongi benar-benar lelah dengan curhatan ibunya mengenai perilaku sang ayah, hingga tidur pun ia tidak mampu. Hanya melamun dari pagi hingga pagi lagi. Untung saja Taehyung dan Jungkook pandai sekali berbuat onar hingga akhirnya Yoongi tertawa kembali." Namjoon terkekeh mengingat sebagaimana konyolnya kedua termuda itu ketika mati-matian mencoba menghibur Yoongi.
"Ah.. Aku bisa membayangkannya." Jimin tersenyum simpul. Taehyung dan Jungkook saling melempar pandang, merasa tersanjung atas pujian Namjoon.
"Tapi apa tidak ada cara agar hyungnya tetap memegang perusahaan, hyung?" Jimin kembali bertanya.
"Aku mengerti maksudmu, namun Seojun-hyung bukan hanya lumpuh, Jim. Ia mengalami trauma yang cukup dalam, terkadang sering melamun atau ketakutan sendiri." jelas Namjoon dan Jimin otomatis terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Never Walk Alone√
Fanfiction[Completed] Jimin selalu sendirian dalam hidupnya, ia tak pernah menerima kasih sayang baik dari orang tua ataupun orang-orang di sekelilingnya. Namun kehidupannya berubah ketika ia mengenal Taehyung dan ke 5 sahabatnya, mereka membuat hidupnya leb...