Chapter 10

6.2K 662 79
                                    

Jimin termenung. Setelah insiden penculikan yang Taehyung lakukan padanya, pemuda mungil nan manis itu dipaksa untuk mendengar seluruh kisah anggota Bangtan sejak awal pertemuan mereka.

Yang ternyata benar-benar di luar perkiraannya. Jimin merasa bersalah karena sejak dulu selalu menolak keberadaan mereka dan berpikir macam-macam.

"Maafkan aku."

Semua anggota Bangtan otomatis melirik pada Jimin yang mengatakan itu dengan lirih.

"Maaf untuk apa?" tanya Hoseok.

"Itu.. Dulu aku sering menolak kebaikan kalian, dan juga berpikiran macam-macam. Sebenarnya ketika bertemu Yoongi-hyung malam itu aku merubah pikiran jelekku tentang kalian, namun benar-benar tidak menyangka kehidupan kalian yang sebenarnya seperti itu." Jimin menunduk, sedangkan yang lain tersenyum lembut.

"Kau tidak perlu minta maaf Jimin-ah. Itu karena kau tidak tahu kenyataannya bukan? Lagi pula ini bukan sesuatu yang besar. Kami baik-baik saja selama masih bersama. Dan kami pun tahu, kau berbeda dengan yang lain, tidak berniat memanfaatkan kami seperti orang lain." Namjoon menepuk pundak Jimin pelan.

"Jimin-hyung mulai sekarang jangan pernah canggung pada kami lagi. Kami senang dengan kedatangan Jimin-hyung dalam kehidupan kami sekarang." Jungkook tersenyum lebar, memamerkan gigi kelincinya. Yoongi yang sejak tadi diam terkekeh gemas kemudian mengusak rambut yang termuda.

"Terima kasih." Jimin tersenyum. Dalam hati, ia berjanji akan menyayangi mereka semua layaknya keluarga sendiri. Walau rasa takut akan ditinggalkan masih ada, tapi untuk sekarang ia mencoba untuk percaya.

"Tapi.. Aku masih penasaran suatu hal." Taehyung bergumam, kemudian memandang Yoongi yang duduk di samping Jungkook, "Sebenarnya apa yang dikatakan hyung pada appa?"

"Hm?" Yoongi membalas dengan nada malasnya.

"Apa yang hyung katakan sampai appa berhasil luluh saat itu? Padahal appaku itu sangat keras kepala."

"Setidaknya ia lebih baik daripada appaku." ucapan Yoongi membuat Taehyung merapatkan bibirnya takut menyinggung perasaan.

"Tak apa Tae. Aku sudah terbiasa melawan appaku, jadi hal itu bukanlah sesuatu yang sulit." Yoongi tersenyum menenangkan Taehyung.

"Ehehe. Terima kasih hyuunggg." Taehyung bangkit dan memeluk Yoongi yang kemudian kewalahan untuk menghindar.

"Hyung. Kookie lapar." ucapan si termuda membuat yang lain terkekeh kecuali Yoongi dan Taehyung yang masih bergulat.

"Sial Tae. Berhenti, ini menggelikan." Yoongi menendang kaki Taehyung dengan keras, membuat pemuda itu terjatuh ke belakang.

"Ishh. Hyung sakit!" Taehyung mengelus kakinya yang menjadi korban keganasan Min Yoongi.

"Salahmu sendiri." Yoongi mengangkat bahunya acuh.

"Hyung masih saja begitu. Aku kan hanya berterima kasih. Hyung itu adalah pahlawan keadilannya Kim Taehyung." ia membusungkan dada sambil menampilkan senyum kotaknya.

"Sudah, sudah kalian ini." Seokjin membantu Taehyung bangkit, tidak ada yang menyadari seseorang di antara mereka sedang merengut kesal.

"HYUNG, KOOKIE LAPAR!" dan teriakan Jungkook membuat Seokjin dan Jimin otomatis pergi ke dapur untuk membuatkan makanan.

-----

Perut sudah terisi penuh, kini mereka sedang bersemangat mengantar Jimin berangkat ke tempat kerjanya.

You Never Walk Alone√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang