Chapter 9

7K 662 72
                                    

Flashback

--

Kim Namjoon
&
Min Yoongi

---

Sebuah keluarga yang sempurna mungkin hanyalah mimpi bagi seorang Kim Namjoon. 

Sejak kecil ia adalah seorang yang jenius, selalu berhasil meraih ranking tertinggi di sekolahnya. Namun, ia tidak pernah memiliki cita-cita ataupun ambisi. Itulah hal yang selalu ditanyakan oleh kedua orang tuanya berkali-kali sampai ia bosan mendengarnya. 

Saat dirinya memasuki jenjang SMP, sang eomma meninggal karena sebuah kecelakaan, membuat Namjoon hanya hidup bersama appanya yang sudah berubah menjadi sosok yang  keras, mengatur kehidupan Namjoon dengan lebih ketat dan menuntutnya untuk memiliki sebuah tujuan. 

Akhirnya Namjoon masuk ke dalam OSIS di sekolah SMPnya, ia tidak mempunyai teman karena hampir setiap siswa yang mendekatinya hanya memanfaatkan kepintarannya saja, mereka akan baik ketika meminta tolong mengenai tugas-tugas sekolah namun setelahnya kembali bersikap cuek padanya. Namjoon berpikiran, semua orang itu sama. 

Namun perkiraanya salah ketika ia dipertemukan dengan Min Yoongi yang sesama. Murid itu terlihat sama sekali tidak berminat untuk berteman dengan siapa zpun, dan sifatnya yang kelewat dingin membuat murid lain pun takut untuk mendekatinya. 

Dan siapa sangka, Yoongi bisa menjadi bagian dari OSIS walau dari wajahnya bisa dikatakan jika pemuda itu terpaksa.

Namjoon tidak pernah mencoba untuk menyapanya, begitu pun sebaliknya. Namun suatu malam, Namjoon terkejut ketika melihat Yoongi sedang melamun di jembatan sungai Han. Memandang indahnya air mancur dari sungai paling terkenal di negara mereka tersebut.

Awalnya Namjoon memilih untuk cuek dan tidak berniat sama sekali untuk mendekatinya, tapi ketika melihat pandangan mata Yoongi ia tidak bisa untuk tidak mendekat.

"Emm.. Halo." sapa Namjoon, Yoongi menoleh dan memberikan tatapan datar, "Ya?"

"Emm kau Min Yoongi kan? Kita memang belum pernah saling menyapa dan berkenalan, tapi mungkin kau mengenalku juga?"

"Tentu saja. Siapa yang tidak mengenal Kim Namjoon sang murid paling rajin dan teladan di sekolah."

"Ah terima kasih pujiannya. Tapi nada bicaramu itu sangat kentara sekali menyindirku haha." Namjoon terkekeh untuk mencairkan suasana.

"Aku tidak bermaksud begitu sebenarnya. Hanya entahlah, terkadang aku tidak bisa mengontrol mulutku sendiri." ucap Yoongi.

"Baiklah tidak apa Yoongi-ya. Malam-malam begini apa yang kau lakukan disini?" tanya Namjoon.

"Hanya mengamati pemandangan mungkin?"

"Tapi sorot matamu itu terlihat seperti orang yang ingin bunuh diri jika kau tahu."

"Ahahaha, terlihat seperti itukah? Well, mungkin memang benar sih. Aku terkadang merasa lelah."

"Jangan berpikiran yang macam-macam Yoongi-ah, berbagilah masalahmu dengan teman-temanmu."

"Kau balik menyindirku nih? Seharusnya kau tahu sendiri kan aku tidak mempunyai teman, dan yeah siapa juga yang membutuhkannya? Kebanyakan murid di sekolah kita hanya memandang orang-orang yang menurut mereka sempurna. Mana ada yang mau melirikku."

"Pffttt, kau ini lucu juga ya. Jika kau sempurna pun hanya akan didekati oleh mereka untuk dimanfaatkan. Setidaknya kita memiliki pandangan yang sama soal itu."

You Never Walk Alone√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang