"Jim, mengapa kau tidak pernah menceritakan perihal Taemin pada Eunhyuk-hyung?" tanya Hoseok yang berdiri tepat di sebelah Jimin saat sampai di depan mobil van mereka.
"Aku hanya tidak ingin membicarakan orang yang sudah tiada. Selama aku bekerja, saat Eunhyuk-hyung bertanya apa aku memilili teman atau tidak, lidahku kelu untuk membicarakan Taemin-hyung, karena ia memang tidak kuanggap teman saat awal." jawab Jimin, sebelum melangkah masuk pada mobil mereka.
Tidak ada yang memulai percakapan lagi setelah itu, semua orang tengah sibuk dengan pikiran mereka masing masing. "Hyung kau mau langsung ke restoran atau ikut ke markas kami terlebih dahulu?" tanya Jungkook pada Jimin yang duduk di sebelahnya.
"Emm.. Jika kalian tidak keberatan, aku ingin tahu di mana markas kalian hehe." Jimin menjawab canggung, ia masih merasa segan dengan mereka.
Namjoon terkekeh, "kami sama sekali tidak keberatan Jim, kan sejak awal kami memang ingin mengajakmu ke sana." ucapnya sambil mengusak rambut Jimin, membuat pemuda itu menunjukkan seyum bulan sabitnya.
Setelah beberapa menit terlalui, mereka akhirnya sampai di rumah yang tidak bisa dibilang kecil namun juga tidak terlalu besar. Namjoon turun terlebih dahulu dan membukakan pintu untuk mereka.
Jimin memandang sekeliling ruangan itu, "Ini seperti rumah." gumamnya. Taehyung tersenyum, "ini memang rumah Jim, rumah kedua kami." jelasnya.
"Kami sering menginap bersama di sini, selain itu Yoongi-hyung sering tinggal di sini ketika ia kabur dari rumah." ucapan Hoseok membuat Jimin menoleh padanya, "kabur?"
"Yap, kabur. Hubunganku dengan keluargaku tidak begitu baik Jim. Aku juga menyewa apartemen, tapi terkadang di sini terasa lebih nyaman." Yoongi menimpali, Jimin mengangguk mengerti, tidak melanjutkan bertanya karena baginya itu sebuah privasi.
"Kalian lapar? Akan kubuatkan makanan." ucap Seokjin, mencairkan suasana. Semua anggota bangtan kompak menjawab "tentu saja hyung." maka Seokjin segera memasuki dapur dan memulai ritual memasaknya.
Yang lain hanya bermalas-malasan di sofa, Jungkook dan Taehyung berdebat mengenai 'apa penyebab Seokjin pandai memasak' Namjoon dan Hoseok mengobrol dengan asik , sedangkan Yoongi melanjutkan tidur panjangnya yang terhenti di mobil tadi.
Jimin berjalan perlahan melihat foto-foto yang ada di dinding rumah itu, banyak sekali foto anggota bangtan, dari yang bergaya formal sampai yang diambil secara tidak sadar, senyumnya terukir merasakan perasaan hangat ketika menyadari betapa indahnya sebuah persahabatan. Setelah puas memandang momen-momen bahagia yang tercetak itu, Jimin memutuskan untuk membantu Seokjin di dapurnya.
"Hyung, izinkan aku membantumu," Jimin melipat lengan seragamnya dan mengambil beberapa sayuran untuk dicuci hingga bersih. Seokjin yang melihatnya tersenyum, "terima kasih." ucapnya tulus dan mereka pun memasak dengan diselingi obrolan-obrolan ringan.
Bau harum dari dapur membuat kelima orang yang berada diruangan berbeda mulai menghentikan aktifitas mereka, Yoongi telah bangun dari tidurnya, terkadang bau masakan itu bisa efektif mengalahkan kantuk.
"Makanan sudah siap, ayo ke meja makan anak-anak." Seokjin berteriak, Jimin tertawa melihatnya hyungnya sudah seperti seorang ibu yang memanggil anak-anaknya.
"Baik eomma." jawab yang lain serempak, Seokjin mendengus mendengar panggilan mereka. "Aku bukan eomma kalian, harap diingat!"
"Baik." ucap yang lain serempak lagi, bahaya bagi mereka untuk menggoda Seokjin lebih lanjut ketika melihat berbagai makanan tersedia di meja makan. Jungkook langsung duduk dan mengambil nasi, diikuti oleh yang lain. Jimin hanya berdiri canggung memandang mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Never Walk Alone√
Fanfiction[Completed] Jimin selalu sendirian dalam hidupnya, ia tak pernah menerima kasih sayang baik dari orang tua ataupun orang-orang di sekelilingnya. Namun kehidupannya berubah ketika ia mengenal Taehyung dan ke 5 sahabatnya, mereka membuat hidupnya leb...